"Nara~ya, kau tidak apa-apa?" Donghae mencecar, pria itu terlihat sangat khawatir.
Nara menggeleng pelan, dia juga merasa cemas pada buah hatinya. "Aku tidak apa-apa." lirihnya, masih berusaha menenangkan dirinya sendiri. Dia nyaris celaka.
Donghae menghela napas lega, dia duduk lemas disamping Nara. "Syukurlah. Aku takut terjadi sesuatu padamu dan juga bayimu."
Kepala wanita itu menoleh, tertegun menatap Donghae yang sedang terpejam menenangkan dirinya sendiri. Kenapa harus pria ini? "Terimakasih." ucapnya.
Pria itu membuka mata, tersenyum hangat. "Itu bukanlah hal yang harus kau ucapkan. Sudah seharusnya aku melakukan itu. Ah, Heechul Hyung pasti cemas padamu. Aku akan menghubunginya."
Nara tersadar jika dia kehilangan tasnya. Jika ada yang menemukan ponselnya dan melihat wallpaper yang dia pakai? Tidak! "Donghae~ya, aku masuk sebentar. Tasku tertinggal disana."
Donghae menatap Nara, dia mencekal tangan wanita itu. "Eo, Hyung, kau dimana? Aku dan Nara sudah keluar dari ballroom." pria itu masih menatap Nara tanpa memutus sambungan telpon. "Baiklah. Aku dan Nara segara kesana."
Tangan Nara terulur menyentuh tangan kiri Donghae. "Kau terluka."
"Kau tunggu disini, aku akan mencari tasmu. Clutch abu-abu muda 'kan?"
Wanita itu kembali tertegun di tempat. Menatap Donghae dengan perasaan bersalah. Pria itu terluka karena dirinya. Pria itu menyelamatkan dirinya. Kenapa pria itu begitu baik padanya? Kenapa harus pria itu yang menjadi sahabat suami sekaligus malaikatnya?
===ooo===
Pria berambut emas itu terus saja menggigiti ujung kukunya. Dia tidak bisa duduk dengan tenang meski sudah menerima kabar dari Donghae bahwa Nara baik-baik saja. Sejak limabelas menit yang lalu dia sudah duduk di lobi setelah mencari Nara yang tidak dia temukan. Ini memang bukan sesuatu yang harus dia pusingkan mengingat adik angkatnya itu adalah wanita yang sadar akan bahaya, tapi kenapa malam ini rasanya dia begitu khawatir?
"Oppa!"
Heechul mengangkat wajahnya saat suara Nara terdengar. Tubuhnya menegak dan menyambut Nara dalam pelukan. "Syukurlah kau tidak apa-apa. Donghae~ya, terimakasih." pria jangkung tersebut menjauh, menangkup wajah Nara, memperhatikannya dengan seksama. "Aku tidak tahu, tapi aku sangat khawatir dan takut terjadi sesuatu padamu."
"Aku tidak apa-apa, tapi Donghae terluka. Tangannya terkena pecahan kaca lampu."
"Kita ke mobilku, aku membawa kotak obat."
Donghae mengekori Heechul yang berjalan sambil menggenggam jemari wanita yang dia sayangi. Dia tidak cemburu, justru merasa senang melihat keduanya. Bukan berarti dia tidak iri, mereka berdua –Nara dan Heechul- jelas memiliki ketergantungan satu sama lain, ikatan semu yang tidak akan bisa dimengerti oleh siapa pun. Nara membutuhkan Heechul sebagai seorang kakak dan Heechul membutuhkan Nara sebagai seorang adik dan seseorang yang dia lindungi. Mereka memiliki cinta yang berbeda.
"Kemarilah."
Donghae masuk ke dalam mobil, duduk di bangku belakang sedangkan Heechul sedang sibuk menelpon entah dengan siapa. Mata pria itu tidak berkedip, dia terus saja menatap wajah cantik wanita hamil yang sedang mengobatinya.
"Ini hanya pertolongan pertama. Setelah ini kau harus ke Rumah Sakit untuk memeriksanya."
"Tidak perlu. Ini hanya luka kecil."
"Kau harus ke dokter, jika tidak lukamu bisa infeksi."
"Nara~ya, aku-"
Nara mendongak. "Jika kau tidak ke dokter aku akan marah padamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEMBER YOU
FanfictionPark Nara seorang gadis yang baru saja kembali dari studynya di luar negeri. Harapannya kembali adalah untuk menata hidup dan membahagiakan kedua orang tuanya. Sampai pada hari itu, dimana dia menggantikan ibunya yang tengah sakit. Untuk kali perta...