Perbedaan itu indah bukan? Coba aja bunga di taman cuma ada satu warna, pasti kalian bosen kan ngeliatinnya? Itulah di perlukan adanya perbedaan, biar kita bisa tau bahwa perbedaan itu indah. Tapi, kadang perbedaan itu juga menyakitkan. Seperti hubu...
Sinar mentari menerobos masuk melewati tirai kamar gue yang menyadarkan gue dari dunia mimpi untuk menjalankan kehidupan di dunia nyata. Sekarang pukul 05.00 gue berwudhu kemudian sholat subuh. Setelah sholat, gue mandi dan berpakaian untuk menjalankan kegiatan wajib seorang pelajar yaitu sekolah. Seperti biasa, gue berangkat sekolah bareng kak Aldi.
Di sekolah kegiatan belajar mengajar berlangsung seperti biasanya. Tidak ada hal-hal menarik yang terjadi di sekolah, gue juga tadi di sekolah cuma sekali ketemu sama doi, siapa lagi kalau bukan kak Danish. Itupun cuma ketemu aja, gak ada sapa-menyapa.
Sepulang sekolah gue menyuruh kak Aldi pulang duluan dan menjemput gue pukul 16.00 soalnya hari ini ada ekskul fotografi.
Gue pun langsung menuju ruang kesenian, ternyata peminat ekskul ini lumayan banyak. Ternyata kak Danish juga mengikuti ekskul ini. Gue gak tau apakah ini yang dinamakan jodoh? Atau hanya sebuah kebetulan? Tapi gue gak pernah percaya sama yang namanya kebetulan. Karena semua yang terjadi merupakan kehendak Yang Maha Kuasa, jadi apapun terjadi itu sudah rencananya yang sudah di susun sebaik mungkin sesuai kehendak-Nya bukan sebuah kebetulan belaka. Kak Danish berjalan menuju ke arah gue.
" Shafir ikut ekskul fotografi juga?" tanya kak Danish.
Setelah itu, ada kakak senior yang memanggil kak Danish.
" Kakak ke sana duluan ya." ucap kak Danish langsung pergi sebelum gue jawab.
Ternyata kak Danish kalo udah kenal gak cuek, cuma tatapannya aja yang dingin. Pikirku.
" Perhatian para junior harap segera berbaris di depan kami." Ucap salah seorang senior.
" Sebelumnya, perlu kalian ketahui ketua ekskul kita adalah kak Danish."
Setelah itu, kak Danish menyampaikan hal yang harus kami lakukan.
" Baiklah, kakak minta kalian harus memotret apa saja di sekitar taman sekolah kita. Tidak hanya itu saja, kalian harus mencari senior untuk mendampingi kalian." ujarnya tegas.
" Sekarang kalian cari senior yang akan menjadi pendamping kalian, dalam waktu 10 menit dari sekarang." tegasnya lagi.
Semua anggota junior ekskul ini sibuk mencari senior yang akan di jadikan sebagai pendamping, termasuk gue. Di saat gue sedang sibuk mencari-cari senior yang gue kenal,dan ternyata gak ada satu pun senior yang gue kenal kecuali kak Danish, tiba-tiba kak Danish manggil gue.
" Shafir?"
" Ehh.. iya kak?"
" Kamu belum dapat pendamping kan?
" Belum kak, makanya sampe sekarang masih jomblo soalnya belum ada pendamping. Ehh.. nggak, maksudnya iya kak belum."
" Ada-ada aja ya kamu, hahaha. Kamu sama kakak aja?"
" Emang gapapa kak?
" Gapapa lah."
" Ya udah kak, makasih."
" Iya, yuk langsung ke taman aja."
Saat sampai di taman, kita mencari-cari objek yang bagus untuk di foto. Udah 20 menit berlalu, kita belum mendapatkan objek yang sesuai untuk di foto.
" Kak, aku gak tau mau foto apa." ucapku jujur.
" Sama, kakak juga." jawabnya.
" Kita foto apa ya kak?" tanyaku
" Coba sini pinjem kamera kamu bentar."
Gue pun langsung menyerahkan kamera retro yang bergantung di leher gue sama kak Danish. Ia pun meletakkan kamera gue di bawah. Sekarang gue tau tujuan dia pinjem kamera gue.
" Coba kamu foto kamera kamu pake kamera kakak." ucap kak Danish sambil menyodorkan kameranya.
Gue pun mencari-cari Angle yang tepat. Setelah mendapatkannya gue pun memotret kamera yang di letakkan kak Danish di bawah tadi. Ketika udah selesai gue memperlihatkan hasilnya kepada kak Danish.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Lumayan juga, tapi kayanya terlalu polos deh. Tunggu bentar ya." komentarnya, kemudian ia mengeluarkan beberapa lembar foto dan menebarkannya di sekitar kamera gue. Kemudian dia nyuruh gue buat memotret ulang. Setelah puas dengan hasilnya, gue pun memperlihatkan lagi hasil jepretannya pada kak Danish.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Ini keren banget Shafir. Kamu kayanya emang punya bakat untuk jadi photographer" pujinya, membuat gue malu.
" Makasih kak hehe." jawabku.
" Kak mau nanya boleh gak? Tapi kakak jangan marah ya." ucapku lagi
" Nanya aja kali, kakak gak bakal marah."
" Kenapa kakak kadang, kalo natap orang tatapannya dingin? Temen aku banyak bilang gini " Kak Danish manis ya, tapi tatapannya dingin banget. Jadi takut deh."."
" Emang iya?" tanyanya balik.
" Iya kak."
" Mungkin emang udah modelnya kaya gitu. Kamu gak usah takut ya." jawabnya sambil tersenyum.
" Iya kak hehe. Kakak jangan marah ya."
" Ngapain marah. Temen kakak juga banyak bilang gitu."
Kami pun kembali melanjutkan aktivitas kami.
***
Maaf pendek soalnya pas di liat-liat part ini kepanjangan, jadi di bagi dua aja hehe.
Maaf juga kalo gaje dan gak nyambung. Jangan lupa ninggalin jejak(Vote&Comment).