IDK:8
Setelah menjalankan ibadah wajib umat muslim, gue ke luar dari masjid. Gue nunggu kurang lebih 5 menit ternyata kak Danish datang jalan kaki. Mobilnya di curi. Ya gak lah, mobilnya di tinggal di gereja. Dia ngajak gue ke daerah perbatasan antara Katedral sama Istiqlal. Di sana banyak di hiasin lilin-lilin yang berbentuk love. Mungkin akan ada aksi tembak menembak. Maksud gue bukan tembak menembak beneran, tapi aksi cowo menyatakan perasaan ke cewenya.
Mungkin kak Danish mau ngajak gue ngeliat cowo nembak cewenya.
" Lilin lilinnya bagus ya kak, kayanya bakalan aksi tembak menembak deh. Yah populasi jomblo berkurang deh. Temen aku makin ngurang dong ya." Ucapku bercanda.
" Kamu suka gak? Coba deh kamu ketengah-tengah lilin-lilin love itu." Jawabnya.
" Emang boleh kak? Gak mau ah, ntar cowonya ga jadi nembak cewenya lagi, gara-gara aku."
" Gapapa, coba deh kamu ke sana." sambil menunjuk lilin-lilin yang berbentuk love tadi.
" Ntar kalo cowonya marah kakak yang tanggung jawab ya."
" Iya, tenang aja. Ga bakalan ada yang marah kok."
Gue berjalan menuju susunan lilin-lilin berbentuk love itu. Gak lama kemudian kak Danish menyusul. Dan sekarang kita berada di tengah lilin-lilin love tersebut.
" Shafir, kakak boleh ngomong sesuatu gak?" tanyanya.
" Itu juga udah ngomong kak hehe. Ngomong aja kak."
"Duhh, kakak bingung ngomongnya." Ujarnya sambil menggaruk kepalanya yang mungkin gak gatal.
" Dari awal ngeliat kamu pas MOS, kakak udah penasaran sama kamu. Menurut kakak kamu itu ada nilai plus yang gak bisa kakak liat di cewe lain. Kakak udah sering ngeliatin kamu, awalnya kakak kira ini cuma karena kakak penasaran aja. Tapi, semakin lama, kakak ngerasa perasaan ini semakin besar. Kakak gak tau perasaan ini namanya apa? Kakak belum bisa mengenalinya apalagi memahaminya. Satu hal yang kakak tahu, perasaan ini muncul hanya saat bersamamu. Kakak sengaja ngungkapin ini di antara rumah ibadah kita,biar mereka bisa menjadi saksi tentang perasaan kakak ke kamu. Mungkin ini terlalu cepat, tapi kakak udah ga tahan buat ngungkapin ini semua. " ia terdiam sejenak, dan kemudian ia melanjutkan perkataannya.
" Jadi, Apa kamu mau jadi cewe yang bisa ngebuat hari-hari kakak jadi lebih berwarna?"
Kak Danish benar-benar berhasil membuat gue Speechless. Gue gak tau gimana cara menjawabnya. Tapi yang gue tahu sekarang, jantung gue berdegup lebih cepat dari biasanya dan pipi gue juga terasa panas, mungkin sekarang udah merah kaya tomat mateng.
" Shafir?"
" Ehh.. I..iya kak. Iya aku mau. Tapi, aku gak yakin dengan perbedaan yang kita miliki. Aku takut itu bisa menjadi penghalang antara kita." jawab gue.
" Saat di luar sana banyak yang suka sesama jenis, ABG suka sama om-om/tante-tante, dan kamu masih takut dengan cinta beda agama? Kamu lihat dua rumah ibadah ini, walaupun mereka berbeda tetapi mereka tetap bisa berdampingan. Kakak mau kita juga kaya gini." jawabnya meyakinkan.
" Iya kak, makasih udah ngeyakinin aku."
" Aku gak nyangka kak Danish yang biasanya cuek, dingin, irit ngomong, bisa kaya gini. "
" Itu berarti, kakak emang beneran sayang sama kamu. Kamu tau? kalau Seseorang akan berubah jika berada di dekat orang yang di sayang." jawab kak Danish.
" Ya udah, sekarang kita makan yuk. Kamu kan belum makan, terus biar pulangnya gak kemaleman juga. Ntar kakak bisa-bisa di marahin Aldi. Terus kalo kelamaan orang yang nyusun lilin-lilin ini marah." tambah kak Danish lagi, sambil sedikit tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Know - One love,two religions
Teen FictionPerbedaan itu indah bukan? Coba aja bunga di taman cuma ada satu warna, pasti kalian bosen kan ngeliatinnya? Itulah di perlukan adanya perbedaan, biar kita bisa tau bahwa perbedaan itu indah. Tapi, kadang perbedaan itu juga menyakitkan. Seperti hubu...