Lanjuutt... Masih di tunggu Vote nyahh.....
------------------------
Nara's Pov
Kakiku melangkah gontai kedalam kamar, mungkin kesalahanku benar-benar fatal, karna menyebut dia homo, aku tidak menyangka dia sebegitu marahnya, hingga tidak mau pulang bersama denganku, saat ku panggil-panggil untuk pulang bersama, dia tidak menoleh atau menjawab panggilanku, terus saja memantulkan benda bundar di tangannya,
"PETEER.. KAU MAU PULANG TIDAAKKK???" teriakku kesal, apa segitunya dia tersinggung, benar saja mungkin dia homo, dan dia tidak ingin semua orang tau dengan kelainan seksualnya, hingga dia benar-benar meninggalkanku di lapangan basket, pergi entah kemana,
Ji Hyun sudah menunggu di mobil ekspresi tidak sabar, dan aku tau sebentar lagi saja, aku pasti mendengar dia mengomel seperti ibu sepanjang perjalanan karna jadwalnya molor walau 5 menit, semua gara-gara aku, Peter marah kepadaku, lagi pula kenapa dengan bodohnya aku bilang dia homo, kini aku di kamarku, duduk di jendela terbuka seperti biasanya, menatap langit hari yang mulai gelap,entah dia sudah pulang atau belum, aku tidak tau, tapi hatiku selalu sakit bila dia tidak menganggapku ada seolah aku tidak terlihat, ku dengar seseorang masuk dalam kamarku dan menguncinya, aku menoleh cepat dan melompat turun, dia berdiri disana menatapku tajam,
"Peter..!!" ucapku tercekat,
Dia melangkah perlahan mendekatiku,
"aku homo?" suaranya berat dan parau, itu membuatku menegang, aku tidak tau itu pertanyaan atau pernyataan, dia membuka kancing seragam nya satu persatu, hingga terlepas semua, dan melemparnya sembarang tempat, aku menelan ludah, jantungku rasanya berhenti sesaat, bulu yang menumbuhi dada kekar, perut, hingga v line nya membuat darahku mendidih panas tidak menentu,
"Apa yang kau lakukan Peter,?? Apa kau sudah gila??" aku mundur menjauh, tapi dia menarik tangan ku kasar, hingga tubuhku membentur dada kerasnya, telunjuknya mengangkat wajahku, membuatku menengadah, dia menatapku seolah akan memakanku sekarang, dada nya hangat, tapi aku tidak sanggup menikmati itu yang aku rasakan hanya takut,
"Aku akan buktikan bahwa aku bukan homo," mataku membulat seketika, dia menciumku, bukan mencium, lebih tepatnya melumat bibir ku lembut, dengan rakusnya menghisap dan memagut bibirku, aku diam, melotot, melihatnya yang sepertinya menikmati bibir mungilku, kudorong dan kupukul dadanya berkali-kali, dia tidak bergeming, tubuhnya begitu kuat, sekarang kakiku lemas, aku tidak bisa membalasnya, jujur saja ini yang pertama untukku, ciumannya makin dalam, aku menyerah, dia mendorongku ke tempat tidur dengan bibir masih menyatu, hingga dia di atasku, hingga ciumannya turun keleher dan menghisap hisap kecil bagian itu, aku tidak sanggup lagi, hatiku menolak, tapi tubuhku tidak bagaimana bisa, dia membuat desahan yang kutahan lolos sempurna, bersamaan dengan terasa basah di sana, dia berhenti, aku bernafas, tersengal, dia membuatku benar-benar terlihat bodoh,
"Bisa saja aku menyakitimu, tapi aku tidak sebrengsek itu, dan jelaskan pada temanmu apa yang sudah aku lakukan" dia tersenyum mengejek, tapi bicaranya datar dan biasa saja seolah itu bukan hal yang salah, membungkuk mengambil baju nya di lantai, aku berdiri, pipiku panas, ku tarik tubuhnya yang berbalik akan keluar
Plaakkkkkk.....!!!
tamparan keras ku layangkan dengan sisa tenagaku, dia menyentuh pipinya yang memerah, aku menangis menutup wajahku, menahan sakit di tanganku dan pelecehannya terhadapku,
Ku rasa tangan besar merengkuhku, ku tepis kasar
"KELUAR PETER..!!!" teriakku terisak, peter membuka kunci pintu dan keluar, tangisku menjadi, entah sakit karena apa.. Tapi rasanya hatiku benar-benar sakit
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My Artist
RomanceWarning 18++ Bau alkohol menguar seketika menyapu wajahku, wajahnya mendekat dan menciumku dengan lembut dan menuntut, membuka kancing kemejanya satu persatu "Jangan...!!" ucapku perlahan "Aku mohon Laura... Aku menginginkanmu.." ucapnya berat dan...