PART 11

3.2K 87 1
                                    

Vote and comment nya dong sudara sudara
---------------------

"Maafkan aku... Tapi Aku akan menikahimu..!!"

Matanya membulat menatapku, cantik dan menggemaskan, aku tidak tau kenapa aku bisa tergila-gila dengan gadis di depanku ini, aku berhenti makan dan menunggu reaksinya

Wajahnya memerah sesaat kemudian menunduk "tidak perlu...!!" gumamnya hampir tidak ku dengar

"Apa... Kenapa?" heranku dengan jawabannya, dia diam sesaat, mungkin memikirkan jawaban yang tepat untuk menolakku, dan apa yang aku lewatkan disini., ahh aku lupa.. Gadis secantik dia mana mungkin tidak punya pacar, aku memandangnya, tangannya semakin pucat di remas-remas di atas meja, ku lepaskan tautan jari mungil itu dengan lembut, dia mengangkat wajahnya menatapku, menegang, mata biru nya.. Ya Tuhaannn... Mengapa kau membuatnya begitu indah

"Ka.. Kaalau kau hanya ingin bertanggung jawab karna semalam, lupakan saja.. Aku hanya ingin menikah dengan orang yang mencintaiku"

Jawab nya gagap, itu membuatku kembali teringat dengan komitment kerja yang selama ini ku pegang teguh, tapi itu kan berlaku untuk pegawaiku, kalau aku yang cinta, apa itu masih berlaku, cinta.. Hah... Tidak mungkin aku mencintainya secepat ini, ku hembuskan nafas perlahan tangannya kini dalam genggamanku, kalau kalian lihat, aku sekarang dalam posisi melamar seorang wanita dengan memohon, tapi dia menolakku,

"Hari ini ikut aku.. Kau mulai bekerja..!!"

"Ak- aku.. Sepertinya aku tidak bisa sekarang.."

"Kenapa? Ah.. Ya.. Untuk berjalan saja kau sulit,"

Pipinya memerah sesaat, dia bangun dari duduknya dan membawa bekas makanku ke dapur perlahan, aku meringis melihat cara dia berjalan, mengingat entah berapa kali semalam aku memasukinya,

Dia kembali, tapi bukan menuju tempatku, dia kekamar dan menutup pintunya rapat,

***

Laura's pov

Ku tutup pintu kamar rapat-rapat, setelah pembicaraan ku dengan Jong Ki tadi, sekarang aku bingung, niatku dari awal kesini bekerja, bukan di nikahi, tapi apa... Dia melakukan 'itu' padaku,

Aku merangkak naik ke tempat tidur Queen size ku dan melipat kaki menyilang,, ku tarik selimut tebal yang memang belum ku lipat sejak aku bangun tadi, hingga ke leher, rasanya tubuhku meriang, dingin, kulirik Ac, ternyata posisi nya On, kuraih remote dan menekan tombol Off,
Tetap saja dingin ku rasa, ku turunkan badan ku perlahan meringkuk ke samping, ini dingin, malah sangat dingin hingga bibirku bergetar

Terlintas bayangan Peter dan Ibu, aku merindukan mereka, sangat merindukan mereka, terasa airmata mulai mengalir dari sudut mataku, dadaku sakit menahan tangis rindu, semakin terisak hingga tubuhku berguncang hebat, bantal putihku mulai basah airmata

Ceklek...

Seseorang membuka pintu kamarku dan berjalan masuk, ku lap air mata dan menetralkan wajahku,

"Laura.." panggilnya, suara lembut itu membuat jantungku berdebar lebih cepat,

"Kau tidur?" lanjutnya, dia berdiri di depanku, aku tidak meejamkan mata sepenuhnya, hanya merem-merem ngintip agar bisa melihatnya, dia berdiri disana dengan suit kerja lengkap dengan raut datarnya, kedua tangannya masuk ke kantong kanan dan kiri, dia keren, ga pernah kebayang kalo misal aku jadi istrinya,

Dia menarik kursi yang agak jauh dari ranjangku, dan duduk tepat di depanku, wajahnya meneliti detail wajahku dan senyuman tersungging di bibir seksi nya,

"Aku tetap akan menikahimu apapun alasanmu, aku akan menanggung kesalahanku Laura, aku janji tidak akan menyakitimu" ucapnya penuh perasaan, tiba-tiba wajahnya mendekat, aku ingin menolaknya, tapi kan aku sekarang sedang Acting pura-pura tidur, ku pejamkan mataku lebih rapat saat ku rasakan hembusan segar hangat menerpa wajahku,

Hangat dan lembut kurasa melekat kini di bibirku, dia melumatnya perlahan, dan segera menjauhkan wajahnya, keningnya mengkerut bingung, tangannya terangkat menyentuh keningku,

"Panas.." gumamnya, dia kembali ke sampingku, rasanya tubuhku terangkat,dia menaruh tanganku di tengkuknya, dan menaruh tangannya satu di pinggang dan satu di bawah lututku, mengangkatku beserta selimut tebal yang masih dengan posisi tadi,

Aku masih dengan kepura-puraan tidurku, dia membawaku ke kamarnya, ya Tuhan.. Apa lagi yg akan dia lakukan, aku menyesal pura-pura tidur tadi, aku makin mengeratkan mataku, saat kurasa tubuhku menyentuh benda empuk dan hangat, dia menidurkanku di ranjangnya, ranjang yang menjadi saksi bisu kejadian semalam antara aku dan dia, ranjang yang terkena darah virgin ku,

Ku lirik dia mengambil ponsel dan menghubungi seseorang, berbicara dalam bahasa Korea yg aku tidak mengerti dan menutup komunikasinya, dia duduk di depanku, dengan tangan menopang di dagu, raut wajah nya tak terbaca, tapi aku suka menatapnya seperti ini walaupu. Agak pegal juga, ku perbaiki posisi tidurku, karna semakin dingin kurasa,

Seseorang mengetuk pintu kamar, Jong ki segera membukanya dan mempersilakan dia masuk, ku lihat seorang pria paruh baya mendekat, seragam dokternya membuatku tau siapa yang dia telfon tadi

Tangannya bergerak menyentuh keningku, lalu berdehem sesaat

"Sejak kapan dia panas?"dokter itu bertanya dalam bahasa Korea

"Sepertinya tadi pagi,"

Dokter mengerutkan kening saat memeriksa nadiku, dia mengguncang bahuku perlahan membangunkan

"Dia berbahasa inggris" ucap Jong Ki kemudian

Pura-pura ku kerjapkan mataku saat dokter itu mengguncang bahuku kedua kalinya, dia tersenyum

"Apa disini sakit?" tanyanya menekan sedikit perut bawahku, aku mengangguk perlahan, dia tersenyum, aku tidak mengerti arti senyumnya,

"Tidak apa-apa itu biasa... Ku beri obat saja ya..!!" lagi Laura hanya mengangguk,

Kembali dalam bahasa korea berbicara pada Jong Ki,
"Mungkin semalam kau terlalu menikmatinya, hingga tidak sadar bahwa dia masih sangat perawan, demam itu wajar saat seorang gadis pertama kali melakukan hal itu dengan seorang pria,"

Ku perhatikan wajah Jong ki sedikit memerah,

"Apalagi kau melakukannya berkali-kali kurasa..!!" dokter itu berkata dengan tawa geli, sedang Jong Ki wajahnya makin memerah dan kini memijat pelipisnya

"Jangan terus menggodaku, sekarang ada obatnya tidak??" Jong Ki terlihat kesal pada dokter itu, sambil terkekeh perlahan dokter itu menyerahkan kertas yang sepertinya resep obat untuk di tebusnya, Jong Ki meraihnya dan membaca sesaat deretan huruf yang dia tidak tau artinya

"Nikahi saja dia.. Dia begitu cantik, tidak mungkin kau melakukannya tanpa rasa..aku tau bagaimana dirimu..!!"

Jong Ki mengajaknya keluar kamar dan menutup pintu

----------------------

Wuaaahh... Baper sendiri saiaaaa... Hahaha...memerah jangan lupa Vote nya saiiaaangg... Aku tunggu..

I Love My ArtistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang