Heyy kamu... Iya kamuu... Yang udah vote setiap part di ceritaku... I LOVE YOUUUU...!!!jangan bosan untuk Vote yaaaa....!(^~^) follow aku laaa....
---------------------
Ku tatap kepergian nya dari dalam kamar, benarkah dia mengkhawatirkanku... Apa hanya dia takut sesuatu yang buruk menimpaku setelah apa yg dia lakukan, dan harus bertanggung jawab, aku tidak tau, aku duduk bersandar di ranjang dan mulai memikirkan penawarannya untuk menikahiku, karna tiba-tiba rasa gelisah muncul di hatiku, bagaimana kalau aku hamil, disaat dia sudah tidak ingin bertanggung jawab atas diriku yang menolaknya saat dia menawarkan diri,
Pintu terbuka, dia masuk membawa paperbag kecil, dan mangkuk, dia duduk di sampingku, menaruh paperbag di atas nakas,
"Apa itu?" kutatap mangkuk yang ada di pangkuannya sekarang,
"Bubur... Aku membuatnya untukmu" ucapnya, mengangkat sendok yang sudah terisi ke depan wajahku "makan.. Kau harus minum obat.." lanjutnya
Tatapan kami bertemu, seketika itu juga jantungku melompat-melompat membuatku sedikit sesak nafas, dia tersenyum, ya Tuhan.. Nafasku lebih sesak sekarang, ku buka mulutku perlahan dan mulai memakannya, enak... Ternyata dia bisa membuat bubur seenak ini, aku saja selalu gagal kalau di minta ibu membuat bubur, ke enceran atau kurang matang, tapi ini pas rasanya di lidahku,
"Kau bisa memasak?" dia menyuapiku lagi, kemudian mengangguk, "kenapa tidak masak sendiri?"
"Saat tidak ada kau aku masak sendiri, tapi bosan dengan rasanya yang begitu saja, masakanmu..." dia sedikit berfikir
"Tidak enak ya?"
"Lumayan, bila kau memakannya saat lapar" dia tertawa dengan mata menyipit lucu, aku mengerucutkan bibirku,
"Jangan menggodaku, kau sedang sakit.." ucapnya, wajahku memanas dan menetralkan bibir yang tadi di anggap menggodanya,
Dia terus menyuapi ku hingga di mangkuk itu tidak ada sisa,
"Walaupun sakit, makanmu tetap lahap Laura.." ucapnya, wajahku kembali memanas, entah apa yg ada di dalam dirinya, aku selalu merasa begitu resah sekarang
"Astaga Laura.. Bisakah kau makan layaknya manusia dewasa?" tanyanya
Aku bingung dengan ucapannya, hanya menatapnya heran
"Ini.." dia menyentuh sudut bibirku dengan ibu jarinya, sengatan aneh itu muncul lagi, wajahnya begitu dekat, tunggu... dia memang mendekat, Ya Tuhan.. Apalagi yang akan dia lakukan,
Bibirnya kembali menyentuh bibirku untuk ke 3 kalinya, aku melotot meremas selimut dalam genggamanku, dia melumat bibirku lembut, sesaat aku hanya diam dan mencoba menjauh, dia menahan tengkukku, makin menuntut bibirku untuk terbuka, aku tidak mampu lagi untuk tidak membalasnya, ku buka sedikit bibirku, seperti semalam, dia memainkan lidahnya di mulutku dengan lihai membuatku sedikit melayang-layang, ku pejamkan mataku mengikuti permainannya, hingga kurasa kehabisan nafas dan jebbal nya bibirku, dia melepaskan ciumannya, terengah, mengecupi setiap inci bibirku seperti tak rela melepaskannya, dan menatapku,
"Astaga.. Laura.. Maafkan aku... Kenapa aku jadi begini sih...kau harus minum obat..!!" ucapnya canggung, menggaruk tengkuk dan mengacak rambutnya, ku tahan tangannya, agar tidak melanjutkan aksinya yang membuatku khawatir, dia menatap ku lagi, sesak.. Uh
"Jangan di acak!!" ucapku kembali merapikan rambutnya dengan jari-jariku, tatapannya membuatku salah tingkah juga,
"Apa?" tanyaku
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My Artist
RomanceWarning 18++ Bau alkohol menguar seketika menyapu wajahku, wajahnya mendekat dan menciumku dengan lembut dan menuntut, membuka kancing kemejanya satu persatu "Jangan...!!" ucapku perlahan "Aku mohon Laura... Aku menginginkanmu.." ucapnya berat dan...