Thirteenth

453 32 0
                                    

Here's the new chp^^ abaikan pendeknya part ini. Enjoy Reading :*



Aku, nick, dan revan sudah kembali ke apartemen setelah makan siang. Revan terlihat begitu bahagia dan bersemangat dengan datang Nick hari ini. Kalau begini bagaimana caranya nanti aku menjelaskan kepada Revan saat aku dan Nick bercerai. Tidak mungkin kan Nick akan terus datang seperti ini. Aku tidak ingin mengganggu hubungan Nick dengan Tatiana walaupun aku belum tahu pasti apakah mereka akan kembali bersama setelah kami bercerai nanti.

"Hey, jangan melamun terus" ucap Nick yang melihatku masih berdiri di dekat rak sepatu.

"Tau nih, mommy melamun terus dari kemarin. Aku saja yang sedang bercerita suka dicuekin sama mommy" adu Revan pada Nick.

"Ih, kata siapa. Mommy selalu dengerin Revan kok kalo lagi cerita. Revan nih ya kalau ada daddy yang malah nyuekin mommy" jawabku dengan wajah cemberut yang membuat Nick terkekeh.

Nick terus menemani Revan bermain sampai anak itu kelelahan. Akhirnya Nick menggendong Revan dan memindahkannya ke kamar. Saat ini aku sedang membuatkan dua cangkir teh untukku dan juga Nick. Di ruang tengah Nick sudah duduk manis di sofa. Aku meletakkan dua cangkir itu diatas meja.

"Terimakasih" ucap Nick yang kubalas dengan senyuman dan mengangguk kecil. Kami berdua terdiam cukup lama sampai Nick yang membuka suara.

"Apa kabarmu, Alexa?" tanya Nick basa-basi.

"Baik. Bagaimana denganmu?"

"Haha, aku berusaha terlihat baik" jawab Nick lirih dengan kekehannya yang membuatnya terlihat tidak baik-baik saja. Ya, kata baik yang kuucapkan pun hanya sebatas sebuah kata karena aku memang tidak baik-baik saja.

"Kau sudah dengar beritanya?" oh, pasti yang ia maksud adalah berita perceraian Tatiana.

"Kalau yang kau maksud adalah berita perceraian Tatiana. Ya, aku sudah mendengarnya" kami kembali terdiam setelah aku menjawab pertanyaan Nick.

"Jadi, sekarang setelah ia bercerai, apakah kau akan kembali bersamanya?" tanyaku yang sudah tidak bisa menahan rasa penasaran yang terus bersarang di dalam otakku.

"Bagaimana kau bisa bertanya seperti itu? Kau ingat kan bahwa kau masi terikat sebuah pernikahan denganku, Alexa?" Nick menjawab pertanyaanku dengan pertanyaan lain sambil mengerutkan dahinya menyatakan ia tidak menyukai pertanyaan yang aku lontarkan.

"Apa kau begitu ingin melihatku kembali bersamanya, Alexa?"

"Tidak ada yang menginginkan suaminya kembali bersama mantan kekasihnya, Nick. Tapi, aku juga tidak ingin menjadi penghalang kebahagiaan orang lain"

"Kau tahu bahwa menikah denganmu juga membawa kebahagian untukku terutama Revan. Ia adalah kebahagian terindah untukku" hatiku menghangat melihat betapa Nick sangat menyayangi Revan sepenuh hati.

"Lalu aku harus bagaimana? Kau pun juga merasa bahagia bersamanya kan?" pertanyaanku membuat tubuh Nick menegang. Dia terlihat tidak nyaman dengan pertanyaan yang kuajukan karena tanpa ia jawab aku sudah tahu jawabannya.

"Aku tidak tahu kapan kau kembali menjalin hubungan dengannya. Aku pun mengakui bahwa selama kita menikah aku belum bisa membalas perasaanmu. Tapi, aku tidak menyangkal bahwa ada bagian di dalam diriku yang terus berusaha untuk membalas perasaanmu itu. Mungkin usahaku kurang keras, aku minta maaf untuk itu. Tapi, apa pantas kau membalasnya dengan cara seperti ini? Andai saja kau jujur mengenai hal itu aku tidak akan sesakit ini, Nick" aku menghela napas dan kembali melanjutkan ucapanku.

"aku mengerti bahwa bukan hanya aku yang tersakiti disini. Kau pun juga tersakiti karena terus berusaha sendirian di dalam hubungan kita. Aku minta maaf untuk itu, untuk ketidakpekaanku selama ini. Tapi, aku ingin bertanya padamu satu hal, apa perasaan yang kau rasakan padaku hanyalah karena pelarian?"

"Tidak, Alexa. Kau bukanlah pelarian untukku. Aku... aku" Nick terdiam sesaat.

"Selama ini aku meyakini diriku bahwa yang aku rasakan padamu memang benar aku mencintaimu. Aku pun meyakini bahwa aku sudah melupakan Tatiana. Aku minta maaf, Alexa. Ketika ia kembali aku menyadari bahwa cintaku padamu tidak sebesar aku mencintainya. Maaf, aku menyakitimu dengan kenyataan ini tapi, aku tidak ingin membohongi perasaanku lagi. Aku memang menyayangimu, tidak kupungkiri ada perasaan ingin melindungimu yang timbul di dalam hatiku tapi, aku pun tidak bisa bohong bahwa aku...

... aku masih mencintai Tatiana"

Penjelasan Nick membuat mataku terbuka. Aku mengerti sekarang. Tiba-tiba aku merasa lega mendengarnya. Memang awalnya aku merasa sakit tapi, kalau dipikir lagi, aku pun sama seperti Nick. Aku pun sampai saat ini belum bisa mencintai Nick. Hatiku seperti terkunci hanya untuk orang itu. Dari dulu hingga saat ini. Dan mendengar penjelasan Nick membuatku merasa lega karena Nick pun ternyata salah menafsirkan perasaannya selama ini.

Aku merasa sakit karena aku merasa dibohongi dan Nick melakukan hubungan diam-diam di belakangku yang membuatku mengingat apa yang kulakukan di masa lalu bukan karena kenyataan bahwa ia tidak mencintaiku sebagai seorang wanita.

"Aku mengerti, Nick. Aku hargai kejujuranmu. Kali ini janganlah memikirkan Revan. Kejarlah kebahagianmu dengan Tatiana. Revan akan mengerti dengan perlahan"

"Alexa, kau yakin? Aku tidak ingin membuatnya terluka dengan perpisahan kita"

"Dan kau akan menyia-nyiakan kesempatanmu untuk bahagia bersama wanita yang kau cintai? Tidak, Nick. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Sudah cukup selama ini kau mengisi tempat yang seharusnya diisi pria itu. Kali ini jangan berkorban untuk kami. Kau bisa menyayangi Revan seperti sebelumnya tanpa harus ada status diantara kita"

Nick beranjak dari duduknya dan berjalan mendekat kearahku. Ia memelukku dengan erat sambil terus mengucapkan kata 'maaf'.

"Maafkan aku, Alexa. Sungguh aku tidak menginginkan hal ini terjadi. Bukan seperti ini masa depan yang kubayangkan" aku mengendurkan pelukannya dan menatap wajahnya.

"Nick, terkadang apa yang kita inginkan bukanlah yang digariskan untuk terjadi. Mungkin ini memang yang terbaik untuk kita semua" ucapku dengan bijak. Entah darimana datangnya kebijakan itu. Tapi, kali ini aku percaya apa yang kulakukan sudah benar. Hitung-hitung aku menebus kesalahanku di masa lalu kepada Tatiana. Kali ini biar aku membawa kebahagiaan untuknya setelah aku menghancurkan rumah tangganya dulu.

"Alexa, aku dari dulu sangat ingin bertanya kepadamu namun, aku menahannya karena tidak ingin membuatmu mengingat masa lalumu tapi, kali ini aku gak akan menahannya lagi. Katakan padaku, siapa ayah Revan?" mataku dengan liar menghindari tatapan Nick. Haruskah aku menjawabnya? Apakah ini saatnya yang tepat untuk membuka rahasia lama?

"Aku tidak akan memaksa jika kau tidak ingin mengatakannya. Aku hargai mungkin kau masih belum ma--" aku menyela ucapan Nick.

"Rei.. Reinhard William" Nick membelalakan matanya mendengar aku mengucapkan nama pria itu.

"Reinhard William, mantan suami Tatiana adalah ayah biologis Revan" ucapku dengan jelas.


To be Continued


Please vote and comment yang banyak yaa biar semangat update cepet hehe^^

The SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang