Bab 5

131K 9.6K 48
                                    

Anaya menatap sebal kerah Yaziz yang malah dibalas senyum cengengesan oleh Yaziz. Hari ini jadwal Anaya periksa kandungan karena kandungannya menginjak 7 bulan jadi mau tak mau Anaya harus periksa di rumah sakit untuk melakukan USG pada bayinya.

Beberapa bulan yang lalu setelah Anaya resmi diasingkan di aparteman Yaziz, dr Charisalah yang datang keapartemen untuk mengecek kondisinya atas permintaan Yaziz.

Disinilah sekarang Anaya di ruang tunggu dengan penampilan yang membuat orang penasaran ingin melihat kearahnya. Bagaimana tidak hari ini Anaya memakai pakain serba hitam, jaket longgarnya menutupi hingga kepalanya ditambah lagi dia mengenakan topi dan masker serta kaca mata hitam. Ditambah lagi ruang periksa dokter kandungan bersebelahan dengan dokter kulit dan kelamin membuat orang penasaran tentang apa yang terjadi pada Anaya. Yah mungkin saja mereka pikir Anaya terkena budug atau malah PSK yang kena penyakit kelamin.

Yaziz bilang dia mendandani Anaya seperti ini agar tak ada yang mengenalinya, memang sih tak ada yang mengenali siapa dia tapi banyak orang yang penasaran dan terus curi-curi pandang kearahnya dan tentu saja membuat Anaya merasa risih.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya nama Anaya dipanggil.

Charisa langsung tertawa melihat penampilan Anaya sedangkan yang ditertawakan hanya menatap jengah dua orang yang berbagi ruangan dengannya. Semenjak Anaya hamil 4 bulan memang dia dekat dengan Charisa bahkan Charisa juga sering mengunjunginya diapartemen membawakan makanan sehat untuknya dan calon bayinya atau hanya sekedar mengobrol di waktu liburnya.

Tatapan Anaya terkunci pada layar monitor yang memperlihatkan bayi dalam kandungannya. Di layar itu terlihat jelas bagaimana bentuk bayinya, kepalanya, badannya bahkan jari-jari tangan kecilnyapun sudah terlihat.

Anaya menangis haru melihat penampakan bayinya, entahlah apa yang dia rasakan saat ini tapi satu hal yang Anaya yakini bahwa dia merasa takjub luar biasa karena Allah memberikannya keajaiban dengan mendatangkan bayi kecil itu dalam rahimnya.

Sejak 3 bulan lalu memang Anaya sudah mengikhlaskan jalan hidupnya dan menerima kehadiran sang jabang bayi dalam rahimnya. Anaya berusaha menerima semua ini dan tak memusingkan lagi penyebab dia bisa hamil seperti ini.

"Bayinya laki-laki" ucap Charisa sambil memperhatikan layar monitor yang sedari tadi di pandangi Anaya.

"Laki-laki?" Tanya Yaziz antusias.

Ada rasa lega di hatinya mendengar bayi Anaya laki-laki, yah walau bagaimanapun bayi itu lahir tanpa seorang ayah beruntung dia laki-laki coba kalau dia perempuan pasti rasanya sulit sekali bicara jujur padanya saat dewasa nanti jika dia ingin menikah tapi tak bisa dinikahkan oleh ayahnya.

Anaya memandang takjub layar dihadapannya, keajaiban yah ini sebuah keajaiban baginya.

"Kurang dari dua bulan lagi si baby akan lahir, sebentar lagi kita akan bertemu langsung dengannya" ucap Charisa antusias.

Tapi keantusiasan Charisa tidak sampai kepada ibu sang bayi yang sekarang malah terlihat gamang mandangi foto usgnya.

Kurang dari dua bulan lagi...

Kata-kata itu terus berputar di kepala Anaya, membuat matanya menerawang.

Apa yang harus aku lakukan pada bayi ini setelah dia lahir?

Kurang dari dua bulan lagi, apa yang harus aku lakukan?

Anaya mengusap perut buncitnya dengan lembut, setetes air mata turun dari mata cantiknya.

Bimbang... itulah yang menggelayuti pikirannya, disatu sisi dia ingin melihat bayinya, membesarkan bayinya layaknya ibu pada umumnya disisi lain dia ingin kembali pada keluarganya yang menunggunya pulang.

Apa yang akan dilakukan kelurganya jika dia pulang membawa bayinya?

The Crown Prince (Tersedia Di Toko Buku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang