Malam itu stasiun Manggarai nampak sepi. Pas sekali malam jumat suasana stasiun sedikit mencekam.
Seorang pria menyebrangi peron 1 menuju peron 6. Menanti kereta terakhir arah Bogor. Ini sudah pukul 12 malam dan hanya ada seorang gadis duduk merenung sendirian disebuah bangku besi.
Pria itu memberanikan diri untuk mendekati gadis bergaun merah itu.
"Misi mbak, duduk sini ya" sapanya yg tidak disahut sama sekali.
"22, 22, 22, 22..." gadis cantik itu hanya menghitung diangka 22. Membuat dahi pria itu berkerut. Apa yg sedang dihitung oleh gadis itu ?
Pria itu kemudian mengamati gadis disebelahnya. Gadis yg mengenakan dress merah dg sepatu senada. Tanpa tas atau bawaan apapun. Rambut panjang berponinya menutup hampir seluruh matanya.
Entah apa yg dilakukan gadis itu sendirian distasiun tengah malam begini.
"Mbak. Sendirian aja ?" Sekali lagi pria itu mengajak bicara sang gadis.
"22,22,22..." dan gadis itu hanya mengatakan kalimat yg sama.
Ting ting ting..
Akan segera melintas, kereta api langsung tujuan Brebes dijalur 6.
Ting ting ting..
Gadis itu berdiri dan mendekati gate. Tepat didepan garis kuning sebagai batas berdiri.
Harusnya gadis itu berdiri dibelakang garis kuning agar tidak tertabrak.
Tapi tunggu dulu. Kereta yg akan datang kan kereta langsung. Artinya kereta itu tidak berhenti.
Pria itu berdiri menghampiri gadis bergaun merah. Menepuk bahu kiri gadis itu.
"Mbak, jangan berdiri disini. Nanti keserempet kereta. Agak munduran" peringat pria itu. Namun diacuhkan oleh gadis.
Terpaksa pria itu mendorong mundur gadis aneh tersebut karena suara kereta sudah sangat dekat. Dan sepertinya laju kereta itu cukup kencang.
Sekarang, gadis itu menatap pria yg berdiri dihadapannya. Sekilas senyum mengembang diraut wajah pucat itu.
Sorot lampu kereta nampak silau dimata. Dengungan dari kereta pun berbunyi nyaring memekkan telinga.
Pria itu mengamati wajah gadis tersebut yg nampak cantik dg senyumannya. Namun detik berikutnya gadis itu bergerak cepat mendekat kearahnya dan mendorong pria itu begitu kuat.
Membuat pria yg didorongnya tak bisa mengendalikan diri.
CRASS !!!
Pria itu mati terlindas kereta uap yg baru saja melintas. Darahnya berceceran dibaju gadis tersebut.
Kemudian gadis itu kembali duduk seperti tidak terjadi apa apa. Tak berapa lama gadis cantik bergaun merah itu kembali menghitung sambil mengayun kakinya.
"23,23,23,23...."
____
Jadi gini.
Tiap malam jumat aku mau sharing short story di work ku.
Dan ini cerita pertamaku. Berarti , aku harus kerja keras dan harus bagi waktu antara 'Oujijah (bentar lagi rilis) dan yg terakhir -Box Short Story' ini.
Semoga chapter ini memberi kesan yg baik ya ?
With love,
Fadicted