Lysta menangis sejadi-jadinya ketika Lia bertanya tentang Dhanu. Ya, Dhanu adalah orang yang pernah mengisi hatinya dan pergi begitu saja meninggalkan dia. Lysta masih memiliki rasa sayang yang besar terhadap Dhanu, sehingga dia berusaha untuk mengambil kembali hati Dhanu, tapi usahanya selalu gagal. Selama menangis tadi, tanpa dia sadar Rio memperhatikan dia menangis dan menghampirinya.
"Lo kenapa?"
"Gue keinget dhanu kak, gara gara Lia nanya soal dhanu ke gue. Gue belom bisa lupain dhanu kak. Tapi lia tega banget ingetin gue ke dhanu kak, gue kan jadi nangis lagiiiii." ungkap Lysta sambil menangis.
"Kurang ajar banget si Lia" Rio berlari ke kamar Lia.
Rio dengan beringas membuka pintu kamar Lia, dan dia melihat Lia dengan tatapan marah.
"Kak, lo kalo masuk bisa pelan-pelan nggak sih? Ketok dulu bisa kan?" teriak Lia
"Maksud lo apa, bikin lysta nangis? Hah?" teriak Rio tak mau kalah dari Lia.
"Gue nggak ada maksud apa-apa kok, gue cuman nanya ke dia kenal sama dhanu apa nggak, gitu aja, kenapa harus nangis coba?"
Plaaaakkkkkk!!!! Sebuah tamparan keras dari Rio untuk Lia, yang membuat Lia kaget dan meringis kesakitan. Lia merasa kecewa, bahkan kakaknya sendiri tega untuk menampar adiknya sendiri.
"Gue kecewa sama lo kak." Lia nangis sambil keluar kamar dan pergi dari rumah.
Kecewa dan sakit hati yang saat ini hinggap dihati Lia, dia memang dari dulu diperlakukan seperti ini oleh keluarganya sendiri, sejak lysta divonis mengalami gagal ginjal. Semua orang begitu sayang dengan lysta dibandingkan Lia.
***
Orangtua Lia pulang dan mendapati anak kesayangannya sedang menangis.
"Lysta? Kamu kenapa sayang?" ucap mama seraya memeluk anak kesayangannya itu dengan penuh kekhawatiran.
"Ada yang nyakitin kamu, nak?" kali ini papanya ikut memeluk.
"Lia pa, ma." tangis lysta pun makin menjadi.
"Anak itu bener-bener deh" ucap papa seraya berjalan ke kamar Lia, dan betapa kagetnya ketika dia melihat hanya ada Rio di kamar Lia.
"Lia mana?"
"Pergi pa, gara gara Rio tampar dia tadi." Ucap Rio dengan nada menyesal.
"Yasudah, biarin aja. Nanti paling dia pulang lagi ke rumah."
Di sisi lain, Lia pergi ke sebuah taman yang sepi karena hari pun sudah malam. Meskipun dia takut, tapi dia butuh menenangkan pikirannya.
Sendiri, ya itu yang dirasakan Lia saat ini. Dia selalu merasa sendiri, dia merasa kalau dia tidak punya keluarga yang tulus menyayanginya.
***
Lia terbangun karena alarm yang terus berbunyi. Dia langsung siap siap untuk berangkat ke sekolah. Setelah siap-siap, dia turun untuk sarapan bersama keluarga yang tak pernah menyayanginya. Namun, lagi-lagi dia sudah ditinggal sendiri bersama Bi Inah dirumah.
"Non, ini bekalnya." Ucap Bi Inah seraya memberikan kotak makanan yang akan dibawa oleh Lia.
"Iya Bi, aku berangkat ya."
"Iya non, hati-hati."
Sesampainya di sekolah, Lia bertemu dengan Dhanu di koridor sekolah. Lia masih marah dengan Dhanu karena kejadian kemaren di taman belakang sekolah sekaligus gara-gara Dhanu, Lia harus mendapat tamparan dari kak Rio.
"Callia" teriak Dhanu
Lia masih terus berjalan menuju kelasnya tanpa menghiraukan si Dhanu yang memanggilnya terus.
"Callia" panggil Dhanu sambil menarik lengannya Lia.
"Apa? Belom puas lo menghina gue? Eh ralat, sodara kembar gue." Lia tersenyum kecut.
"Sorry sorry, gue gak tau kalo ternyata Callysta punya kembaran. Gue mau minta maaf sama lo."
"Lepasin tangan gue, gue mau masuk."
"Nggak"
"Lepasinnn"
"Nggak, sebelum lo maafin gue."
"Gue nggak akan pernah maafin orang yang udah ngehina lysta." kata Lia dengan geram lalu menghentakkan tangannya sehingga tangan Dhanu kini lepas dari lengannya Lia.
"Gue akan berusaha biar lo maafin gue. Apapun itu."
"Bodo"
Lia masuk ke dalam kelas tanpa menghiraukan Dhanu.
Haiiii, jangan lupa di vomment dan voted yaaaa.
Aku juga minta kritik dan sarannya ya, biar bisa buat cerita ini makin bagus hehehe
Thankyouu :)
YOU ARE READING
LONELY
Teen FictionBanyak orang mengira bahwa hidupku sempurna. Ya, memang dari luar aku kelihatan begitu sempurna dimata orang-orang. Tetapi, mereka tidak mengetahui betapa rapuhnya diriku yang sesungguhnya. Kekayaan, kepintaran, dan kecantikan memang ada pada diriku...