Tiga - Move on

122 19 5
                                    

Aku percaya kenangan memang tidak bisa dilupakan. Tetapi tidak untuk di ingat - ingat. Tidak ada yang rumit untuk melakukan itu.

Hari indah kembali datang. Bila dilihat sekilas, hari ini memang tampak sama dengan hari - hari kemarin. Jam wekerku menunjukkan pukul 04.30.

Aku bergegas bangun, melaksanakan kewajiban, mandi, bersiap - siap. Sarapan. Hari ini hari keempat aku masuk kuliah. Artinya, masa orientasi telah berakhir.

Aku memilih memakai celana jeans pensil, blazer warna senada dan sepatu flat shoes kesayanganku hari ini. Sekarang sudah pukul setengah tujuh lebih dua menit. Aku segera berangkat tidak lupa mengunci semua pintu kos - anku.

Sambil berusaha menikmati semilir angin yang bertiup lemah jalanan tengah kota. Setibanya di fakultas FMIPA jurusan Kimia aku segera masuk kelas. Lima belas menit kemudian dosen pembimbing hari ini datang. Ya, sebelum rutinitas baru di kampus dimulai, kami diminta memperkenalkan diri satu persatu.

"Selamat pagi, perkenalkan nama saya Rika Praharasti. Temen - temen bisa panggil saya Rika. Hobi saya menulis dan suka berimajinasi gitu sih--"

Setelah perkenalan itu, aku memastikan kalau mahasiswa baru hari pertama ospek itu tidaklah satu jurusan denganku.

Kami mengikuti pembelajaran pertama di kampus hari ini dengan enjoy. Dosennya baik banget, ya mungkin karena masih hari pertama. Tapi ternyata, endingnya juga dikasih tugas 2 halaman. Untung saja cari di internet masih banyak.

Hari ini lumayan juga.

***

"Percayalah padaku meski di gelap malam, kamu nggak sendirian. Dan semua bintang yang kutinggalkan temani kau sampai akhir malam..." seperti biasa selalu ada musik yang menemaniku di kedai ini.

(Sedikit tentang Kedai Kopi langgananku)

Kedai ini terletak di sisi jalan utama yang ramai. Bangunannya berbentuk persegi sederhana. Tetapi, banyak kisah istimewa. Nama kedai yang langsung kita bisa lihat yaitu "Pelangi".
Kenapa diberi nama Pelangi? Karena kalau dilihat-lihaf dinding, meja - kursi kedai di cat seperti halnya warna Pelangi. Mejikuhibiniu.

Sudah beberapa pegawai dan barista yang ku temui dari awal aku sering ke sini. Sampai saat ini, aku berhasil menghafalnya. Beberapa dari mereka juga sudah hafal denganku.

Kedai Pelangi bekerja dari pukul sembilan pagi sampai sembilan malam. Tidak pernah sepi. Menu yang di sediakan cukup banyak. Tidak hanya kopi saja.

Sekarang jam menunjukkan pukul tujuh malam. Kali ini aku tidak sendiri tetapi dengan Filis. Sambil mengerjakan tugas kampus, menikmati vanilla latte dengan latte art berbentuk smiley dari cokelat. Favoritku.

Banyak pengunjung yang datang. Ada yang sekedar berbincang - bincang dengan temannnya di tengah tegukan espresso, dihiasi canda tawa. Sungguh suasana malam ini mendamaikan hati.

"Mbak, ada air putih?" kataku kepada pegawai kedai. Namanya Mbak Rini. Aku pernah dua kali berbincang dengannya. Dia telah mengenyam pendidikan formal di bidang memasak.

"Ada mbak, sebentar ya"

Di sela kami mengerjakan tugas, handphone ku berdering berkali - kali. Biasa, notifikasi socmed. Selang satu menit dugaanku benar.

Aldi datang LAGI! bersama Gisa. Gisa dan Aldi terlihat sangat cocok. Aldi yang udah emang dari sono-nya ganteng dan gisa yang emang cantik. Ditambah mereka yang sama - sama memiliki gingsul.

Yaampun, nggak ada kedai atau tempat lain yang lain apa ya. Ke mall apa ke taman parkir kek gitu. Maksudnya apa? Biar aku cemburu melihatnya? Tidak. Sama sekali.

Satu... dua.... tiga...

Mereka malah duduk di bangku kedai sampingku!

"Rika? Apa kabar?" kata Gisa yang mengagetkan. Aldi malah tidak melirikku satu detik pun! What the hell eh fck eh.-.

"Iya. Baik." Jawabku singkat.

Gisa hanya membalas dengan senyuman. Aldi sibuk memilih menu.

Sabar Rik, sabar.. masih ada Tuhan. Aku langsung mematikan laptop. Dan mengajak Filis untuk segera pulang ke kos-an.

"Oh, itu cewek barunya Aldi ya?-"
"cantik sih"

"Brisik. Ayo cepetan."

[ Aldi, aku merasa kamu memang -

sudah bahagia dengannya. Tidak apa - apa.

Aku juga bahagia melihatnya.

Tetapi kamu jangan melupakan aku begitu saja ya.
Bagaimanapun, perasaanmu tidak boleh kamu bohongi.

Tetap jadi dirimu sendiri. ]

Untaian kata itu hanya bisa kutuliskan diam - diam.

Diary Akhir PekanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang