Jungkook memencet bel mansion Park dengan keras. Nyonya Park yg mendengar bel langsung berlari dengan tergesa-gesa dan membukakan pintu untuk tamunya itu.
"Selamat datang,eh Jungkook?"
"Mian omma,apa Jimin ada?"
"Ada kok di kamar,naiklah"
"Ne omma"
Jungkook dengan kecepatan kilat masuk ke kamar Jimin yang kebetulan tidak dikunci. Jimin yang baru selesai mandi terkaget dengan kehadiran Jungkook di situ dengan nafas ngos-ngosan seperti orang baru habis olahraga.
"Kenapa Kook?"
Jungkook yang sedang membungkuk langsung berdiri tegak dan jawdrop. Jimin di depannya dengan handuk yang melingkar di perut sixpacknya.
"Wae? Tergoda?"
Jungkook memalingkan badannya membelakang Jimin.
"Pake bajumu bodoh"
"Ciee malu yaa?"
"Masa bodo"
Jimin memakai pakaian dengan pantas takut si Jungkook mengendap. Biarpun mereka teman dekat tapi posisi mereka di atas ranjang berbeda.
"Jadi ada apa Kook?"
"Aku tahu di mana rumah halmonie dan harabojienya Yoongi hyung"
Mata sipit Jimin membola.
"Serius?"
"Kau kira ini masa bercanda gitu?"
"Eh enggak kok"
Jungkook memberikan sehelai kertas yang berisi alamat Yoongi di Daegu pada Jimin.
"Makasih Kook,aku sangat menghargainya"
"Iya sama-sama,jadi macam mana kau keluar dari sini?"
"Omma ada,appa tiada hehe"
Jungkook memutar bola matanya malas. Ibu Jimin sangat mendukung hubungan Jimin dengan Yoongi. Jadi untuk keluar dari rumah ini senang saja bila ayah Jimin lagi keluar negeri.
"Jadi bila?"
"Sekarang"
"Dasar gila"
"Untuk Yoongi hyung dan hatiku yang terpaut padanya"
Jungkook membuat pose ingin muntah. Sejujurnya Jungkook cemburu dengan Yoongi,Jimin sangat mencintainya sedangkan orang yang Jungkook tunggu sampai sekarang seakan tidak wujud. Perlahan anak sungai mengalir di pipi tembam Jungkook. Jimin yang melihatnya langsung mendekap erat Jungkook. Kalau Yoongi lihat pasti sudah hilang nyawamu Park.
"Cup cup uljima ne Kookie~ maaf kalau aku menyusahkan dan menyakitimu"
"Nggak kok Jim,hanya saja aku teringat padanya"
"Sudahlah dia hanya masa lalumu,move on please"
Jungkook menggeleng kecil dalam pelukan Jimin. Jimin merasa jahat pada Jungkook.
.
.
Yoongi dan Taehyung sedang menikmati masa mereka di taman bunga halmonie Yoongi. Mereka berdua sedang bercanda dan ketawa bersama.
"Hyung,kau pernah jatuh cinta?"
Yoongi menegang.
"Pernah pada seorang bocah"
"Eoh? Jadi dia di mana sekarang?"
"Tae,please dia masa laluku"
"Mian,aku juga pernah jatuh cinta,pada seorang bocah juga"
Yoongi menatap Taehyung.
"Tapi aku jahat karna meninggalkannya dan bodoh karna mungkir janji padanya"
Yoongi jadi teringat Jimin.
"Aku menyesal hyung,dia sangat berharga tapi aku merusaknya"
Yoongi mengelus tengkuk Taehyung mencoba untuk menenangkannya.
"Sudahlah,itu cuman masa lalu"
Taehyung mendakap Yoongi erat. Dia menangis semau-maunya di bahu Yoongi. Yoongi balas memeluk Taehyung.
"Yoongi hyung"
Yoongi membeku. Itu bukan suara Taehyung, suara cempreng itu,Yoongi mengenalnya. Taehyung melepas pelukannya dengan Yoongi dan menoleh pada sosok yang memanggilnya.
"Ji..Jimin?"
Jimin berdiri di sana dengan kopernya. Hati Yoongi sakit melihat anak sungai di pipi Jimin.
"Ngapain ke mari? Bukannya kau akan menikah? Pulang sana"
"Aku ke mari untukmu hyung,kau membawa hatiku bersamamu"
"Jadi kau menginginkannya kembali? Ambillah ia tiada nilai untukku"
Hati Jimin remuk mendengarnya.
"Tae,ayo kita masuk"
Taehyung yang diseret oleh Yoongi hanya bisa pasrah. Dengan canggung dia membungkuk pada Jimin.
"Hyung,jebal aku ingin menjelaskan segalanya"
Yoongi berhenti.
"Menjelaskan apa lagi? Bukan sudah jelas? Kau dan Seulgi tunangan dan akan menikah,aku bukan siapa-siapamu lagi Jimin,pulanglah"
"Ini paksaan hyung,please mengerti aku,aku cuma pengen nikah sama hyung"
"Kau nggak bisa nolak kan? Kenapa mempertahankanku? Ingin membunuhku perlahan-lahan gitu?"
"Bukan hyung,please tetaplah di sisiku,hanya selepas perusahaan appa pulih aku akan menceraikannya dan menikah denganmu"
"Bodoh,kau menyakiti banyak orang Park Jimin. Tiada gunanya mempertahankanku,ku mohon pulanglah"
Taehyung yang berada di antara mereka hanya bisa mematung tidak berani menginterupsi.
"Ayo Taehyung"
Yoongi menyeret Taehyung menjauh dari Jimin.
'Wait,what? Taehyung? Jungkook?'
Jimin menghela nafasnya. Dia perlu mencari hotel terdekat. Dia harus merampas kembali Yoonginya dari namja tiang itu.
.
.
Yoongi menangis semau-maunya di pelukan Taehyung. Taehyung hanya bisa mengusap lembut belakang Yoongi buat menenangkannya.
"Sudahlah hyung nanti matamu hilang saking banyaknya kau menangis"
"Persetan"
Yoongi memukul kepala Taehyung kuat melampiaskan kekesalannya.
"Aduh hyung,kepalaku"
"Rasain"
Yoongi mengusap jejak air mata di pipinya. Taehyung jadi ingat pada dia.
'Harap kau baik-baik saja,Jungkook-ah'
.
.
TBC
.
Penat ngetiknya. Please voment juseyoo~~
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR LOVE STORY- A MinYoon Fanfiction
RomancePark Jimin dan Min Yoongi,dua orang yang saling mencintai satu sama lain. Walau terkadang mereka saling beradu mulut tapi itu tidak mengurangi rasa mereka pada satu sama lain. . . Segalanya terasa indah dengan mereka saling memiliki. Tapi apa itu c...