Problem Maker

580 54 5
                                    

Jimin berbaring lesu di atas kasur hotel. Dia tidak bisa berhenti memikirkan Yoongi dan Taehyung.
"Taehyung? Apa Taehyungnya Jungkook?"
Sejujurnya Jimin belum pernah bertemu Taehyung yang selalu diceritakan Jungkook dulu. Dia hanya selalu mendengar celotehan Jungkook tentang bagaimana Taehyung. Jimin mengusak kasar rambut sewarna platinanya.
"Apa Yoongi hyung sibuk?"
Jimin bangun dari kasurnya untuk membersihkan dirinya setelah mengambil sarapannya sebelum bertemu dengan Yoongi.
.
.
Taehyung mengusak surai kelam Yoongi sayang. Pagi-pagi lagi hyungnya itu sudah bermanja padanya. Bukan bermanja seperti yang kalian pikirkan. Yoongi hanya bertingkah manja padanya.
"Ayolah Tae~ beliin yaa"
Yoongi mengeluarkan jurus aegyonya. Taehyung tidak kuat menahannya dan akhirnya mengalah.
"Ya baiklah ku belikan hyung"
Taehyung masuk ke dalam kedai kue itu untuk membelikan Yoongi cheesecake. Setelah mendapatkan cheesecakenya,Yoongi memeluk dan mencium pipi kanan Taehyung.
"Makasih Taetae~"
"Sama-sama Hyungie"
Taehyung menggandeng tangan Yoongi dan Yoongi tidak mempermasalahkan itu. Tanpa mereka sadari,Jimin memerhatikan mereka dari dalam kedai kue yang tadi Taehyung masuk.
"Hyung"
Jimin mendadak lesu. Tapi dia tidak berputus asa. Yoongi miliknya dan akan selalu begitu. Jimin mengekor mereka dari belakang dan menggunakan masker dan kaca mata hitamnya dengan tujuan untuk menyamar.
Yoongi dan Taehyung balik ke rumah halmonie Yoongi dan Jimin masih setia mengikuti mereka.
"Baliklah Tae,makasih cheesecakenya"
"Ne hyung,jaga diri"
Yoongi masuk ke dalam dan Taehyung berjalan santai ke halaman rumahnya. Jimin mengejar Taehyung dan menarik lengannya. Taehyung tersentak kaget.
"Hei kau Taehyung kan?"
"Ya dan kau?"
"Park Jimin"
"Oh,yang selalu Yoongi hyung igaukan"
"Apa?"
"Oh tiada apa-apa"
"Bisa aku berbicara sebentar denganmu?"
"Bisa aja,ayo masuk"
Jimin mengikuti langkah Taehyung. Taehyung merasa tidak sedap hati akan kehadiran Jimin.
"Oke bicara soal apa?"
"Soal Yoongi hyung dan Jungkook"
Taehyung mendadak blank.
'Apa bilangnya? Jungkook?'
"Kau mengenal Jungkook Jeon bukan?"
Taehyung diam.
.
.
Jungkook dan Nyonya Park duduk gelisah di sofa ruang tamu keluarga Park. Tuan Park sedang menatap mereka berdua dengan tatapan membunuh.
"Baiklah tiada sesiapa akan memberitahu ke mana Jimin pergi?"
Jungkook berpeluh dingin. Nyonya Park menatap sengit suaminya itu.
"Tidak aku dan Jungkook tidak tahu ke mana Jimin pergi"
"Oh ya?"
"Kau meraguiku Park Yoochun?"
"Bukan begitu sayang,tapi ayolah Jungkook kamu tahu kan kemana Jimin pergi"
Jungkook refleks menggeleng. Nyonya Park masih dengan ketidakpuasan hatinya menatap sengit sang suami.
"Tolonglah,Kang Haneul akan membunuhku kalau sampai pernikahan mereka gagal dan Park Corp. akan hancur,please"
"Pikirkanlah cara lain,bukan dengan cara mengorbankan kebahagiaan anakmu satu-satunya"
"Makanya bagilah aku usul,aku juga tidak tega mengorbankan masa depan Jimin"
Jungkook masih berpeluh dingin. Kepalanya pusing. Memang pagi tadi saat bangun dia merasa kurang sehat. Nyonya Park yang perasan keanehan pada Jungkook mengelus pelan pundaknya.
"Kookie,gwaenchana?"
Jungkook mengangguk lucu. Nyonya Park jadi gemas sendiri.
Jungkook menahan pusing yang melandanya.
.
.
Taehyung menangis segugukan. Jimin sudah balik dari tadi. Masalahnya di sini Taehyung berbohong pada Jimin. Dia bilang dia tidak mengenal Jungkook. Puan Kim yang perasan anak semata wayangnya itu segugukan dengan penuh rasa keibuan mengelus pundak kekar Taehyung.
"Aku bohong omma"
"Pada siapa?"
"Pada diriku sendiri dan Jimin"
"Sudahlah sayang"
"Aku masih cinta padanya omma"
"Lupakanlah Jeon Jungkook,Tae,dia bukan untukmu"
Taehyung menepuk dada kirinya keras setelah mendengar penuturan ibunya itu.
"Omma tega sekali,bukan semudah itu melupakannya omma"
"Jadi berusahalah,kau harus,omma membencinya"
Taehyung makin keras menepuk dadanya. Rasanya nyeri sekali. Puan Kim meninggalkan Taehyung sendirian. Dengan sedikit gemetar,Taehyung mengusap bekas air mata di pipinya.
'Mian Baby bunny'
.
.
Jimin sedikit lega. Taehyung bukan siapa-siapa Yoongi dia hanya memainkan peranan sebagai pelindung kepada Yoongi. Tapi Jimin sedikit ragu bila mendengar Taehyung bilang dia tidak mengenal Jungkook. Jimin memencet bel rumah halmonie dan harabojie Yoongi. Seorang wanita tua menyambut Jimin.
"Anneyoung anak muda,mencari Yoongi?"
"Eh iya halmonie"
"Ayo masuk,Yoongi ada di atas"
Jimin mengikut langkah halmonie Yoongi. Dia duduk di bangku taman bunga milik halmonie Yoongi.
"Cantik sekali"
Jimin memuji kecantikan bunga mawar putih yang dilihatnya. Yoongi datang menghampirinya.
"Ya? Mencariku?"
Jimin berpusing menghadap Yoongi dan memasang senyum terbaiknya. Yoongi membelalakkan mata sipitnya.
"Mau apa kau ke sini?! Pulang lah!"
"Aku hanya ingin berbicara denganmu hyung"
"Bicara apa lagi?!"
"Bantu aku hyung"
Yoongi melarikan anak matanya apabila tanpa sengaja iris kelam Jimin bertemu dengan obsidian miliknya.
"Please hyung"
"Bantu apa?"
"Cari cara agar aku tidak akan menikah dengan Kang Seulgi,omma bilang ada cara lain yang bisa membantuku"
"Untuk apa? Menikahlah dengannya"
"Karna aku cintanya sama kamu hyung bukan padanya"
"Carilah perusahaan lain yang bisa mensupport perusahaan appamu dan masalah selesai"
"Itulah masalahnya hyung,hanya Kang Corp. yang sudi membantu"
Yoongi tampak berpikir keras. Dan sebuah ide muncul di kepalanya.
"Mungkin Min Corp. bisa membantu"
"Memangnya ayahmu mau Hyung?"
"Aku anaknya dia tidak akan menolak"
"Gomapta hyung,selepas ini kita menikah okay"
"Eh tidak-tidak,aku hanya membantumu itu,kita sudah putus Jimin"
Jimin menangis di depan Yoongi. Pertama kali dalam selama Yoongi mengenal Jimin,namja tampan itu menangis.
"Jim?"
"Hiks jangan memutuskanku hyung,aku masih sangat mencintaimu hyung"
Yoongi luluh.
"Maaf Jim"
Yoongi bangkit dari duduknya tapi sepasang tangan melingkar erat di perutnya.
"Ku mohon hyung,jangan meninggalkanku"
"Akan ku pikirkan,sudah pulanglah Jim"
Jimin melepas pelukannya.
.
.
Seulgi merengek manja pada ayahnya.
"Appa kemana Jimin oppa?~ hiks aku mau Jimin oppa!"
"Iya Seulgi-ah appa sedang berusaha mencarinya"
"Cari oppa sampai dapat ya appa,aku ingin manja-manja sama omma dulu"
"Hm"
Haneul pusing memikirkan anaknya. Seulgi merupakan satu-satunya anaknya dan permintaannya itu mutlak. Sejujurnya Haneul kasian sama Jimin jadi mangsa Seulgi.
'Sabarlah nak Jimin'
Punca masalah di sini ialah Seulgi. Haneul tak masalah membantu sahabatnya itu.
.
.
TBC

Voment juseyooo~~~~ makasih buat read 💓💓

OUR LOVE STORY- A MinYoon FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang