Hyung, I'm sorry

941 74 0
                                    

Seokjin masih setia mengelus pundak Yoongi yg menangis segugukan di bahunya.
"Ssstt sudahlah Yoongi-ah"
"Hiks hiks Jimin bodoh"
Seokjin menghela nafasnya. Kalau Namjoon seperti ini dia juga akan menjadi seperti Yoongi.
"Sudahlah ayo temui Jimin"
"Nggak mau,aku takut melukainya"
"Astaga,kalau begitu kawal dirimu"
Yoongi menggeleng lemah. Jika sudah begini harus pakai cara kasar.
"Yoongi bangun"
"Hah? Wae hyung?"
Seokjin menarik Yoongi untuk berdiri dan menyeret paksa Yoongi untuk masuk dalam kamar rawat Jimin. Yoongi meronta dalam tarikan Seokjin dan mengundang cekikikan para perawat yg melihatnya ditarik kaya bocah SMP. Seokjin membuka pintu dan menolak Yoongi masuk secara paksa. Seulgi laju menoleh ke arahnya.
"Joseonghamnida,anda siapa?"
"Aku Kim Seokjin teman Jimin dan ini Min Yoongi,pacarnya"
Jder! Eh kok ada petir ya? *abaikan*
Seulgi bangkit dan keluar tanpa berkata apa-apa.
.
.
Nyonya Park pantas kembali dari kamar mandi bila melihat Seulgi duduk di bangku rumah sakit.
"Seulgi-ya,kenapa duduk di sini?"
"Ah,ahjumma,teman dan pacarnya Jimin datang"
Nyonya Park membelalakkan matanya.
"Yoongi?"
"Hmm iya ahjumma"
Nyonya Park laju menuju ke kamar rawat Jimin.
Brak!
Nyonya Park melihat Jimin yg sudah sedar dari koma dan Yoongi yg menangis di bahu Seokjin.
"Yoongi-ssi"
Tiga makhluk di dalam kamar rawat itu menoleh serentak.
"Omma merindukanmu"
Nyonya Park laju memeluk Yoongi.
"Astaga omma merindukanmu"
"Aku juga omma"
Seokjin haru sendiri melihatnya. Andai oemonimnya Namjoon seperti Nyonya Park.
"Omma,Jin hyung bisa tinggalkan kami berdua?"
Nyonya Park pantas mengangguk dan Seokjin mengiyakannya. Mereka berdua keluar dari ruangan itu dan meninggalkan sepasang kekasih itu di dalamnya.
.
.
Nyonya Park menoleh ke arah Seokjin.
"Kamu temannya Yoongi?"
"Iya ahjumma"
"Jagain Yoongi dengan baik,anak muda"
"Ne,baiklah ahjumma"
Nyonya Park meninggalkan Seokjin yg terbengong sendiri. Bukannya seharusnya dia berkata seperti itu pada anaknya? Seokjin laju berjalan keluar dari rumah sakit menuju taman yg ada di rumah sakit itu.
.
.
Yoongi menghapus jejak air mata di pipinya.
"Hyung~ aku merindukanmu"
"Eoh? Bilang saja begitu pada yeojamu"
"Hyung,dia Kang Seulgi,anak teman appa"
"Seingatku aku tidak bertanya tentangnya"
Jimin menghela nafasnya. Dia tidak ingin mengungkapkan ini tapi dia tidak boleh egois. Dengan keberanian yg cukup minim,Jimin menatap Yoongi tepat di mata.
"Hyung,Seulgi sebenarnya,tunanganku"
Jder! Petir numpang lewat.
Tanpa bisa ditahan air mata yg dari tadi ditampung Yoongi langsung mengalir turun membentuk anak sungai kecil di pipi chubby Yoongi.
"Oh jadi seperti itu hm? Aku benar salah faham. Seulgi bukan pacarmu tapi tunanganmu,bagus sekali permainanmu Park"
Yoongi berpusing untuk melangkah keluar dari ruangan itu. Ini terlalu menyiksa buatnya.
"Hyung dengarkan dulu! Aku melakukannya demi perusahaan appa!"
"Cukup!! Aku tidak ingin mendengar kata-kata brengsekmu,Park! Aku rasa ini akhirnya. Kita bukan apa-apa lagi. Cepat sembuh dan menyingkir dari hadapanku,Park Jimin"
"Hyung!! Andwae!! Maafkan aku!! Hyung!!!"
Tanpa memperdulikan racauan Jimin,Yoongi keluar dari ruangan itu dan berlari mengikut langkah kakinya.
.
.
Jimin masih menangis segugukan. Sahabatnya,Jeon Jungkook,tidak berhenti mengelus pundak Jimin untuk menenangkannya.
"Sudahlah Chim,kau menangis dari dua jam yg lalu,aku tidak ingin partner in crimeku ini buta hanya kerana menangis"
"Hiks dia meninggalkanku Kook,hikss hikss dia pergii"
Jungkook menghela nafasnya. Perjodohan konyol antara Jimin dan Seulgi itu semata-mata untuk menyelamatkan perusahaan Tuan Park. Jimin tidak cinta sedikit pun pada Seulgi. Hatinya hanya dipenuhi oleh Min Yoongi,Min Yoongi dan Min Yoongi. Lagipula,yeoja itu yg naksir sama Jimin. Sekarang Nyonya dan Tuan Park lihat sendiri betapa hancurnya Jimin hanya kerana Min Yoongi.
"Chim,dia akan kembali,please percaya padaku"
"Ya kembali padaku seperti Taehyung kembali padamu,eoh?"
Jungkook mencuba sabar.
"Jangan ungkit soal Taehyung"
Jimin terdiam dan mengalihkan pandangannya pada tingkap.
'Hyung,i'm sorry'
.
.
Yoongi duduk di padang rumput yg luas di tengah-tengah padatnya kota Seoul. Dia menatap pemandangan di hadapannya dengan malas. Dia sedang malas dan mencuba melupakan kewujudan makhluk bernama Park Jimin. Hatinya hancur menjadi kepingan kecil. Dia tidak menyangka Jimin akan membuat keputusan seperti itu. Keputusan bodoh menurut Yoongi.
Drrt drrt..
Ponsel miliknya bergetar. Setelah melihat id si pemanggil,Yoongi menggeser tombol angkat dan meletakkan benda persegi panjang itu di telinganya.
"Yeoboseyo"
"......"
"Padang rumput di tengah kota"
"......"
"Yaampun hyung aku hanya duduk di sini bukannya berbuat gila"
"......."
"Ne ne,aku pulang"
Yoongi menggerutu kesal. Seokjin mencarinya di seluruh kawasan rumah sakit dan mengomel tidak jelas bila tidak menjumpainya di mana-mana. Oh ayolah Yoongi sedang patah hati.
.
.
Jimin sedang lena dibuai mimpi. Jungkook yg duduk di salah satu kerusi di ruangan itu menatap iba padanya.
"Kasihan sekali kau Chim"
Jungkook bangkit dan mendekati tingkap. Menikmati sibuknya kota Seoul pada malam hari. Jungkook mengimbas kembali kata-kata Jimin yg mengungkit soal Taehyung.
"Kook forget him,kau harus fokus menjaga Jimin"
Dia menggelengkan kepalanya kasar dan menghempaskan dirinya di kasur sebelah kasur yg ditempati Jimin. Ini kamar VIP bung. Kalau saja Jimin bukan siapa-siapanya mana mau dia menjaga namja bantet dan cerewet itu.
"Selamat tidur Chim-ah"
.
.
TBC
.
Pengen nangis~ soalnya sedih banget pas Jimin jujur pada Yoongi~ anyway thanks for reading,voting and commenting ❤ love love~ bbuing bbuing~

OUR LOVE STORY- A MinYoon FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang