Chapter 2.4 : Darkside

1.2K 241 68
                                    

Entah sudah berapa lama kami terus berlari (Maksudku Jeff berlari karena sedari tadi aku dibopong olehnya) dan tidak berhenti. Aku tahu posisi kami sudah cukup jauh dari Ticci Toby. Tentu saja, semua ini tidak akan berhasil jika Ben tidak datang. Kalau aku bisa keluar dari sini hidup-hidup, aku akan membelikannya banyak video game sebagai rasa terima kasihku.

Lamunanku buyar, Jeff memberhentikan langkahnya, ada apa?
Kupandangi daerah sekitarku, tidak ada apa-apa. Semuanya baik-baik saja ... lalu kenapa Jeff tampak cemas?

BRUKK!

"Akh!" Jeritku seraya memandangi Jeff. Ia baru saja menjatuhkanku!

"Kenapa kau menjatuhkanku?!" Tanyaku sedikit kesal sambil bangkit dari lantai. Itu sangat tiba-tiba.

"Kurasa ... Smile Dog mengikuti kita," Ucap Jeff. Aku membulatkan mataku tidak percaya, eh benarkah?! Darimana ia tahu??

"[Y.N], buka bajumu," Perintah Jeff yang tentu saja mengejutkanku. Dengan pipi yang kuyakini sudah memerah layaknya tomat matang, aku menggelengkan kepalaku.

"Kenapa kau malu? Baiklah, akan kujelaskan." Aku menganggukkan kepalaku kemudian menatapnya lekat.

"Smile Dog itu memiliki penciuman yang sangat tajam, of course karena dia bisa berubah menjadi seekor anjing, nah, untuk mengelabuinya aku akan memakai pakaianmu dan kau akan memakai pakaianku," Jelas Jeff panjang lebar.

Itu artinya ... Jeff bersedia dikejar oleh Smile Dog, tapi tunggu ... bukankah Smile Dog tidak termasuk anggota Creepypasta yang diberi izin untuk masuk kemari?

"Jeff, bukannya Smile Dog itu tidak termasuk anggota Creepypasta yang diberi izin untuk menginjakkan kakinya disini?" Tanyaku heran. Aneh sekali.

"Phew. Untuk saat ini semua diizinkan masuk,"

"Karena ada satu orang yang tidak diberi izin masuk sudah menginjakkan kakinya di basement tingkat dua." Aku menyipitkan mataku. Kutinju pelan bahu Jeff sambil mengembungkan pipi kesal. Dia menyindirku, eh?

"Ok, aku mengerti penjelasanmu. Tapi, apa tidak ada satu ruangan yang tertutup disini?" Tanyaku. Jeff menaikkan alisnya sedetik kemudian raut wajah pemuda maniak membunuh orang tersebut berubah.

"Hei, kau kira aku akan mengintipmu!?" Jeff mendecih. Aku terkekeh kecil. Tanpa aba-aba pemuda itu membuka hoodienya juga kaos hitam polosnya. Refleks aku memekik, astaga! Apa yang dilakukannya?!

Aku membuang wajah, mencari pemandangan lain, apapun itu asalkan bukan pemandangan seorang pemuda yang shirtless.

"Ambil pakaianku!" Titah Jeff. Aku menelan ludah lalu cekatan kuambil baju hitam polos dan hoodie putih yang terletak dilantai.

"[Y.N]." Aku mendongakkan wajahku pelan. Ampun, kenapa disaat-saat seperti inipun aku masih dapat nerasakan malu?

Jeff menatapku lurus, apa ada yang salah? Aku menoleh kekanan dan kekiri. Tidak ada apa-apa. Lantas, aku mengerutkan dahi bingung.

"Kapan kau akan mengganti bajumu bodoh?" Tanya Jeff sembari berkacak pinggang. Aku membelalakkan mataku tersadar. Oh iya, duh, kenapa aku malah sempat memandangi badan Jeff yang penuh luka!?

"O-ok! Tapi, kau harus berbalik, jangan mengintip atau ... atau aku akan memukulmu!" Ancamku.

Jeff memutar bola matanya malas.

"Cepatlah, kita tidak punya banyak waktu," Dengan ragu-ragu aku membuka kancing atas bajuku.

Tanganku berkeringat, pipiku memanas. Bagaimana aku bisa fokus!?

Deathly Love [ Jeff The Killer × Reader ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang