Chapter 2.6 : Madness Vs. [Y.N]

1.3K 224 35
                                    

Dengan napas terengah-engah aku terus berlari menelusuri tiap ruangan. Kenapa banyak sekali tantangan disini!? Ah, kuharap aku dapat bertemu Jeff. Karena terlalu lama melamun tanpa sadar aku terpeleset hingga jatuh menyapa lantai.

"Aduh!" Aku memekik kesakitan.

Kutarik napas panjang, apa setelah ini aku selamat? Kalau iya, aku sangat berharap nantinya dapat istirahat. Karena kakiku seperti mati rasa, mungkin akibat dari berlari terus menerus. Aku mengigit bibir bawahku, aku tidak sanggup berlari lagi.

Kesadaranku semakin menipis hingga akhirnya aku tak sadarkan diri.

*

Aku tidak tahu seberapa lama aku pingsan yang jelas, aku dapat mendengar suara perasan air. Itu membuatku takut juga tenang disaat yang bersamaan. Bisa jadi, seseorang yang berada disekitarku saat ini adalah Jeff atau mungkin ... Salah satu member Creepypasta.
Aku mempertahankan posisiku yakni berpura-pura pingsan dan terbujur kaku. Namun, memang dasarnya aku ini adalah tipe orang yang penasaran, aku tidak tahan berlama-lama tanpa mengetahui siapa orang disekitarku saat ini.

JRASH.

Bunyinya seperti sesuatu kau ceburkan kedalam air.
Beberapa menit kemudian dahiku merasakan sesuatu yang dingin. Aku baru menyadari kalau suhu tubuhku naik, apa aku demam?

"Kau sudah bangun?" Aku tersentak. Suara itu ... Bukankah suara Madness? Memang aku tidak mengingat jelas bagaimana suaranya akan tetapi aku yakin suara tersebut milik Madness.

Sial, apa yang akan aku lakukan?

Aku tidak boleh hilang kendali disaat seperti ini.

"Aku tahu kau sudah bangun dan tenang saja, kau aman." Kubuka mataku perlahan.

Well shit. Wajah Madness benar-benar dekat denganku. Kumiringkan kepalaku.

PLUK.

Sebuah kain lembab jatuh didepan mata [E.C]ku.

"Kau kira aku percaya padamu?" Tanyaku sarkas. Orang bodoh mana yang mau mempercayai seorang Madness dari Creepypasta? Bahkan bocah taman kanak-kanak saja tahu kalau bersama Madness bukanlah pilihan yang bagus. Dia ... Dia berbeda. Auranya mencekam, aku bisa merasakan kalau atmosfir disekitarku berubah menjadi berat.

"Namamu [Y.N] kan?" Tanya Madness. Kurasa aku hanya perlu memanggilnya Mad. Kuberi ia jawaban berupa dua konsonan - Hm -.

Maaf saja, Madness, aku masih belum mempercayaimu. Dia terlihat sangat tangguh, misterius sekaligus penuh karisma. Aku tidak tahu apapun tentangnya selain ia memiliki seorang partner in crime bernama Virus. Pandanganku lurus menatap langit-langit ruangan yang berhiaskan bebatuan.

"Aku dimana?" Gumamku.

"Dikamarku."

"H-HAH!?" Pekikku kaget mendengar jawabannya. Refleks aku bangun dari tempat tidur dan berdiri memandangi sekitaran ruangan ini.

Serba hijau.

Aku teringat Ben.

Ah! Bukan saatnya untuk mengingat kurcaci mesum itu! Sekarang yang harus kulakukan adalah keluar dari sini.

Aku menemukan sebuah pintu dan berjalan kesitu.

"[Y.N], sebelum kau keluar. Aku ingin memintamu melakukan sesuatu."

Seketika aku membulatkan mata tidak percaya.

Jangan-jangan?

Dia ... Sudah tahu.

"Slenderman memberitahuku kalau kau lebih dari sekedar keponakannya."

Aku meneguk saliva.

"Awalnya aku tidak percaya. Tampilanmu sangat-sangat berbeda dari apa yang kau sembunyikan." Sambung Mad.

Deathly Love [ Jeff The Killer × Reader ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang