Chapter 1.1 : Hidden

1.3K 249 36
                                    

KREEETTT

Pintu berukuran lumayan besar dengan warna cokelat inipun terbuka. Aku masuk dengan tenang sambil bersenandung.

"H-hai [Y.N]." Ben terlihat kaget begitu aku masuk ia buru-buru menyimpan PSPnya kedalam saku bajunya.

"Hai." Sapaku balik. Aku berjalan pelan menuju tempat koporku tergeletak dan mengeluarkan sebuah kain.

"H-heh!? Kau serius mau tidur disini?!" Pekik Ben. Aku menoleh pelan padanya dan mengangguk.

"Disini sepi. Kalau malam gelap dan atmosfirnya dingin. Kau tahan?" Tanya Ben. Aku tersenyum manis. Pertanyaan seperti itu membuatku merasa ia mengkhawatirkanku.

"Aku tahan. Terima kasih Ben." Kubentangkan kain tadi diatas lantai lalu aku mengeluarkan sebuah selimut dari koporku. Ben tidak bertanya lagi. Aku merasa agak berbeda jadi aku memutuskan untuk bertanya sesuatu padanya.

"Hey Ben." Panggilku.

"Ya. What honey?" Kupelototi Ben. Honeymu.

"Kau suka buku apa?"

"I dont like book." Jawabnya singkat padat dan tidak jelas.

"Apa alasanmu?"

"Aku hanya tidak suka. Ketimbang buku aku lebih tertarik pada game."

"Bocah." Celetukku tanpa filter dahulu sebelum berbicara. Alhasil Ben mendengus kasar. Akupun jadi merasa tidak enak.

Aku memandang Ben sejenak lalu kembali mengobrak-abrik koporku. Aku mencari buku diaryku. Sebuah diary dengan sampul bewarna pastel dan pita bewarna merah didepannya.

Tanganku semakin liar mengobrak-abrik kopor begitu sampai saat inipun aku tidak menemukan diaryku. Diary itu sangat penting.

Aku mengingat kembali. Apa mungkin tertinggal dikamar Masky? Kalau begitu aku harus cepat sebelum ia membacanya.

Karena rahasia terbesarku ada didalam diary tersebut.

**

Sesosok pemuda berdiri tegap memegang sebuah diary dan membacanya dengan penuh seksama. Ia membalikkan kertas tersebut lalu mau tidak mau secercah senyuman terpatri diwajahnya yang tertutup topeng.

Ia kembali melanjutkan membaca buku diary yang penuh fakta mengejutkan tersebut namun dirinya lebih terkejut dengan kehadiran seorang gadis berambut [H.C] sepinggul yang menatapnya tajam dengan mata [E.C]nya.

Gadis tersebut berjalan mendekat kearahnya. Pemuda itu diam saja.

Dan scene yang mengejutkanpun terjadi.

PLAKK!!

Gadis itu melayangkan tangannya ke pipi si pemuda bertopeng. Air mata sudah duluan membasahi pipi si gadis dan ia menjerit penuh kebencian.

"Aku benci semuanya! Tidak ada yang memahamiku!" Lalu ia berlari meninggalkan si pemuda yang terpaku ditempat. Jemari pemuda bertopeng itu bergerak menyusuri pipinya dan iapun diam ditempat.

**

Aku mendekap diaryku erat didepan dada. Kuberlari keluar kamar Masky dan masuk sembarangan kekamar seseorang.

Kamar Jeff.

Aku menangis begitu membayangkan apa pandangan Masky terhadapku setelah apa yang ia baca disini. Buku diary ini harus dibakar.

Aku menyeka pipiku menggunakan telapak tanganku dan mengatur napasku untuk normal kembali.

Sudah berakhir.

Deathly Love [ Jeff The Killer × Reader ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang