"Ken, lo kenapa nggak ngasih tau gue sih kalau lo masuk rumah sakit?"
"Gimana gue mau ngasih tau? Lo nya aja berangkat nggak balik-balik." Kenzy memutar matanya malas. "Lagian, gue juga nggak apa-apa kok" Ujar Kenzy sambil mencubit pipi temannya itu.
"Udah, sakiittt" temannya meracau, tangannya yang bebas mencoba melepas cubitan Kenzy. "Lo sih, nggak bisa jaga kesehatan. Coba aja lo sekelas sama gue, setidaknya 'kan gue bisa jagain lo, kita bisa ngelakuin semuanya bareng-bareng kayak dulu, kita juga bisa..." blabla bla. Ya, teman Kenzy yang satu ini adalah yang paling cerewet. Dan tentunya yang paling dekat dengan Kenzy. Namanya Cleo. Jangan salah sangka, dia bukan laki-laki, dia perempuan pastinya. Dia seringkali kesal karena namanya dibilang lebih cocok untuk laki-laki. Kenzy dekat dengan Cleo sejak kelas 10. Kenzy sekelas dengannya di kelas 10 dan 11. Sayangnya di kelas 12 ini mereka tak lagi sekelas dan pastinya tak dapat bersama terus menerus. Tetapi, sama sekali tidak menjadi penghalang untuk mereka. Sebelumnya, mereka berdua sudah membuat perjanjian untuk tetap saling menjaga komunikasi dan memberi waktu luang untuk saling berkumpul.
"Stop it, Cleo. Gue sakit lagi nih denger ceramah lo panjang kali lebar." Ujarnya sambil membungkam mulut Cleo dengan telapak tangannya. Dirasanya Cleo lebih tenang sekarang, ia menjauhkan tangannya.
"Tangan lo bau, Ken! NGGAK MANDI YA?!"Cleo berteriak sekencang mungkin hingga seluruh penghuni kelas ini memperhatikan ke arah mereka. Detik berikutnya Cleo memeletkan lidahnya ke arah Kenzy lalu tersenyum jahil. Tentu saja Kenzy kesal dengan kelakuan sahabatnya itu. Bayangkan saja, bagaimana rasanya diperhatikan dengan berpasang-pasang mata tajam ini. Dan tak lupa dengan kutipan 'nggak mandi' dari sahabat tercintanya. Kenzy tak hanya kesal, ia kesal setengah mati. Saking kesalnya,sampai ia tak mampu lagi berkata apa-apa.
"CLEOOO?!?!?! Lo bener-bener—"
Jeritan Kenzy terhenti begitu saja begitu mendengar sahabatnya menjeritkan nama 'Vero' dengan ekstra 'kak' di sana: "Kak Vero!" Cleo melihat Vero dengan mata berbinar lalu menunjuk-nunjuk tangan Kenzy yang melayang di udara, yang tadinya bersiap untuk menyerang Cleo. "Bantuin gue dong! Ada singa lepas nih!" Ujar Cleo dengan puppy eyesnya.
Vero terdiam sejenak. Memperhatikan reaksi apa yang akan diberikan Kenzy. Namun, tidak ada reaksi apa-apa. Vero segera menggenggam pergelangan tangan Kenzy, dituntunnya tangan Kenzy ke atas meja. "Enakan genggam tangan gue aja. Dari pada melayang-layang nggak jelas gitu." Ucap Vero dengan senyum di bibirnya. Mata hitamnya menatap mata cokelat Kenzy dengan teduh dan dalam. Lalu, genggamannya beralih pada telapak tangan Kenzy. Diusapnya punggung tangan Kenzy dengan ibu jarinya. Benar-benar memberi ketenangan. Padahal tadinya ia sangat marah karena Cleo. Ada rasa hangat di hatinya dan hangat itu menjalar pada wajahnya. Pipinya bersemu merah.Kulit putihnya tak dapat menampik itu semua. Lama mereka berpandangan, sampai akhirnya...
"CIEEE Kenzy!!"
"BANYAK BENER GANDENGANNYA, BU."
"Tancap terus Bos!!!"
"VERO PINTER BANGET NGEGEBETNYA, TIPSNYA DONG"
Siul-siul bersahutan di kelasnya. Benar-benar ricuh, jeritan laki-laki dan perempuan yang bercampur aduk di pendengaran Kenzy. Ia lupa teman-teman sekelasnya masih memperhatikannya sejak tadi. Kenzy benar-benar malu sekarang. Tidak tahu harus berbuat apa. Tanpa berpikir panjang, ia melepas tangan Vero. Kenzy sempat melihat ke arah Cleo beberapa saat. Cleo memberi senyum dan pandangan yang tak dapat diartikan. Namun, Kenzy tak terlalu perduli dengan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocomarsh Love [SLOW UPDATE]
Teen FictionLaki-laki itu mengusap kepala sang gadis dengan lembut. "Mulai saat ini, berjanjilah bahwa kita akan seperti tangan dan mata. Saat tangan terluka, mata menangis. Dan saat mata menangis, tangan menghapus air matanya." "Just for you, I promise." Ucap...