9

20 4 0
                                    

"Ken, ke rumah gue yuk!," ajak Cleo.

"Kesambet apa lo ngajakin ke rumah?"

"Gue kesepian aja. Mumpung banyak hari libur nih, nginep rumah gue aja. Oke?"

"Ih, dasar. Jomblo akut." Ucap Kenzy sambil memeletkan lidahnya

"Enak aja. Ngaca kali, gue punya pacar, lo nggak." Cleo melipat kedua tangannya di atas meja. "Ayo dong! Mau ya?" Rayuannya tak dihiraukan Kenzy. "Ken, gue ngambek nih." Masih juga tak dihiraukan. "Gue nangis ya?"

Ketika terdengar sedikit usaha Cleo untuk menangis, baru lah Kenzy menyerah dan berkata "iya-iya, gue nginep deh, demi lo."

"Yeayyy!!" Seru Cleo sambil memeluk Kenzy dari samping. Tanpa mempedulikan banyaknya mata yang memperhatikan akibat teriakannya tadi.

Sepulang sekolah, Kenzy masih saja ditagih oleh Cleo. Dan berkata bahwa dia akan menunggu Kenzy di depan rumahnya. Tak perduli ada hujan atau badai, ia akan tetap menunggunya. Dan hanya ditanggapi Kenzy dengan, "gila lo."

Sebenarnya malas sekali ia menginap di rumah orang lain atau Cleo sekalipun. Banyak sekali yang harus ia tinggal, Brandy contohnya. Brandy bukan orang yang bisa membeli makan sendiri atau membuatnya sendiri di dapur. Karena pada pasalnya, Brandy bukan manusia, dia anjing. Dengan ras alaskan malamute, yang pasti bobot tubuhnya besar dan membuat orang takut melihatnya.

Kenzy sudah coba merayu sekaligus mengancam Cleo di telepon. Dengan berkata bahwa anjingnya bisa mati jika tidak di rawat beberapa hari dan jika itu terjadi, ia akan menyalahkan Cleo. Dan hasilnya, Cleo masih tidak perduli. Kenzy pasrah dan dia memutuskan sebelum pergi ke rumah Cleo, ia harus menitipkan Brandy di pet shop langganannya.

Apa pun lah itu, demi sahabat, batin Kenzy.

Sesampainya di rumah Cleo, Kenzy dibuat terperangah oleh satu hal. Vero yang membukakan pintu rumah Cleo dan baru lah terkuak kabar bahwa Vero adalah kakaknya Cleo. Kakak kandung bahkan. Tentu saja Kenzy terus merutuk dalam hati. Toh, selama ini tidak ada yang memberinya kabar seperti itu, tidak dengan Vero, dengan Cleo pun tidak.

Alhasil, sejak kedatangannya tadi, Vero dan Cleo sibuk merayu Kenzy agar tidak terus-menerus marah pada mereka.

Bagaimana pula ia tidak marah, pengakuan mereka benar-benar tidak masuk di akal. Mereka berdua bersekongkol untuk tidak memberi tahu Kenzy. Apa manfaatnya, Kenzy terus mengulang kalimat itu di hadapan mereka.

Melihat perjuangan mereka yang tak henti-hentinya, Kenzy luluh dengan usaha mereka. Beberapa saat kemudian, Kenzy menyemburkan tawanya yang dahsyat dan berhasil membuat Vero dan Cleo terpelongo melihatnya.

"Lo cuma akting, Ken?" tanya Cleo.

"Gue marah beneran. Tapi ngelihat usaha kalian, gue nggak marah lagi deh." Kenzy bercerocos sambil cengengesan. Ungkapan Kenzy hanya ditanggapi keheningan oleh Vero dan Cleo. Namun berbeda dengan Pandu, ia tertawa sepuasnya melihat ekspresi kakak beradik itu.

Kesal karena ditertawakan, Vero dan Cleo menyusun rencana untuk membuat Pandu kapok, bukan Kenzy. Dengan hitungan satu, dua, dan tiga tanpa suara mereka bersiap. Tepat pada hitungan ketiga, Pandu sudah habis dicubit oleh Vero dan Cleo. Dan kali ini, Kenzy yang tertawa melihat kekompakan mereka. Tenang, bukan cubitan yang menyiksa. Itu hanya cubitan halus sebagai syarat.

Mereka berkumpul, dikelilingi dengan tawaan suka cita. Siapa pun yang melihatnya pastilah tersenyum sendiri.

Namun tawa mereka terhenti ketika melihat siapa yang datang. Revan.

"Lo nyuruh gue datang, cuma untuk lo tinggal doang?" Kenzy bertanya serius.

Cleo menampilkan senyum tidak enaknya. "Maaf, gue juga nggak tau kalau dia mau datang. Tunggu gue ya, gue pulang cepet kok." Cleo memainkan pipi Kenzy dan berpamit, "bye semua. Kak Vero, jagain Kenzy-nya gue. Pandu, gue duluan ya."

Kepergian Cleo dengan Revan membuat suasana hati Pandu berubah total. Karena kebiasaan Vero yang peka, dilihatnya Pandu yang murung. Lalu berkata, "udah, gue tau lo baik. Nanti pasti Cleo jatuh ke lo juga. Percaya deh."

Dari situlah Kenzy tau kalau Pandu menyukai Cleo, atau mungkin sayang? Biarlah waktu yang menjawab.

∞∞∞

Belum lama Cleo meninggalkan rumah, ia sudah kembali lagi. Bukan dengan Revan, tapi sendirian. Dengan kondisi yang sedang menangis sejadi-jadinya. Dia pulang naik apa pun tidak ada yang tau, mungkin jalan kaki.

Kepulangannya itu disambut dengan gempar, tentunya. Bagaimana tidak, jika ada apa-apa yang terjadi dengan Cleo, Vero yang harus bertanggung jawab. Sebagai kakak dan amanat dari kedua orang tuanya yang pergi ke luar kota.

"Cleo, lo harus ngomong sama gue. Siapa yang bikin lo nangis kayak gini?" berulang kali Kenzy mengeluarkan kalimat sejenis itu. Namun tak kunjung di jawab oleh Cleo. Cleo hanya bisa menangis di pelukan Kenzy, memberi isyarat apa pun tidak.

Dua orang lelaki di rumah itu tentu saja kalut pikirannya. Vero yang sejak tadi bertanya pun tidak dijawab sama sekali, apalagi Pandu.

Cleo hanya bisa menangis, dan terus menangis di malam yang panjang itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chocomarsh Love [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang