Tiga: Misi Baru

906 91 22
                                    

***

"Pokoknya gue harus tahu di mana rumah Nanda." Zeryn sedari tadi menggumam tidak jelas. Saat ini ia sedang berada di perpustakaan. Ia berjalan bolak-balik mengitari rak-rak buku yang ada di sana.ia hanya membuka sekilas buku-buku lalu menaruhnya kembali. Tak berniat membacanya.

"Ahha.. gue ada edi, eh maksudnya ide, hahaha." Zeryn tersenyum penuh kemenangan. Sebuah ide melintas riang di fikirannya. Agaknya ia memang sudah 'tergila-gila' pada Nanda.

Penjaga perpustakaan yang baru saja datang, memandang Zeryn dengan tatapan bingungnya. Zeryn yang sadar tengah diperhatikan, langsung tersenyum manis pada penjaga perpustakaan itu. Pasti saja kalau ada Naura di sini, Naura akan mengatakan kalau Zeryn itu sok manis, sok senyum-senyum. Biasa, dengan nada sinisnya.

"Gue mesti cepet cepet cari tahu" Zeryn membatin sejenak, kemudian melenggang pergi keluar perpustakaan. Penjaga perpustakaan yang sedari tadi sibuk merapikan buku-buku menoleh sekilas ke arah Zeryn kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.

***

"Eh Shan lo liat Zeryn nggak?" Naura sibuk bertanya-tanya pada teman satu kelasnya mengenai keberadaan Zeryn. Sudah berulang kali ia menghubungi nomor telepon Zeryn, tapi hasilnya nihil. Tak satupun panggilannya direspon oleh Zeryn.

"Zeryn yah? Gak tuh, bukannya dia buru buru keluar tadi, ke kantin mungkin," jawab Shanita--salah satu teman Zeryn dan Naura.

"Apa mungkin Zeryn pergi sama Nanda lagi,? Ahh... tapi kayaknya gak mungkin deh, Nanda kan dari tadi cuma duduk di kursinya,gak kemana-mana."  Naura membatin.

"Oke makasih ya, gue keluar dulu." Naura berujar sambil nyengir yang dibalas acungan jempol dari Shanita.

Begitu keluar kelas Naura bertemu dengan dua orang gadis cantik, mereka berdiri dengan angkuhnya di depan Naura. Salah satu dari mereka memandang sinis ke arah Naura.

"Heii.. apa kabar lo Nau" ujar gadis yang menatap sinis pada Naura. Ia melempar pandangan sengitnya. Menyunggingkan senyum miringnya.

Naura balas tersenyum remeh. Ia menaikkan sebelah alisnya. "Hhh.. dasar pengganggu," pikir Naura. Naura memutar bola matanya sebal. Ia sudah terlalu muak berhadapan dengan dua orang gadis dihadapannya ini.

"Heh! Kak Nadine Diandra Pramudita yang ngakunya sih paling oke,paling apalah-apalah mau ngapain lagi sih? Nyari ribut? Udah deh gue sibuk."

Nadine Diandra, kakak kelas Zeryn dan Naura, akhir akhir ini Naura memang terjalin konflik dengan Nadine. Seperti ada yang sedang ia sembunyikan. Naura mengalihkan pandangannya, menatap gadis yang sedari tadi diam. Berdiri di samping Nadine. Dia Angel, teman Nadine. Salah satu dari fans Nanda, ia sering mendekati Nanda. Tapi sayang Nanda tidak terlalu menghiraukannya.

"Eh! Tumben lo cewek alay, gak ngoceh!" Naura berujar sinis. Mendesis tak suka.

"Urusan lo sama gue itu belum selesai," tukas Nadine semakin geram dengan sikap Naura.

"Udah deh ya kak, gue mohon jangan bawa masalah itu ke sekolah."

Mengingat beberapa pasang mata yang sedari tadi menatap mereka dengan penuh intimidasi. Curiga. Naura memilih menyudahi perselisihannya dengan Nadine.

"Dasar cewek aneh lo!" Angel membalas perkataan Naura dengan skeptis.

Naura beranjak pergi, tidak mau menanggapi lagi ucapan-ucapan mereka. Ia berjalan pergi dan sengaja menabrakkan bahunya ke bahu Angel. Tentu saja Angel langsung berteriak kesal. Ngomel-ngomel.

"Ihh.. dasar absurd lo." Angel mengerucutkan bibirnya sebal.

"Heii!! Awas lo Naura," teriak Nadine bersungut-sungut kesal. Ia menarik pergelangan tangan Angel kemudian berbalik meninggalkan kelas Naura.

Best StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang