Dua: Pelangiku?

1.2K 103 31
                                    

***

Bel pulang sekolah telah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Siswa-siswa SMA NUSA BAKTI juga sudah banyak yang meninggalkan area sekolah.

Zeryn masih merapikan buku-buku dan alat tulisnya yang berserakan di atas meja. Ia melirik bangku Nanda yang berada di pojok belakang. Seulas senyum tercetak di wajahnya. Ahh... kejadian tadi rasanya masih memenuhi otaknya. Berkeliaran menjalari fikirannya. Ia tersenyum (lagi). Lanjut merapikan buku-bukunya.

"Kok gue jadi makin penasaran sih sama Nanda." Zeryn menimang-nimang ponselnya. Matanya terus memandang ke arah bangku Nanda.

Zeryn melangkah ringan mendekati tempat duduk Nanda. Kemudian melongok laci meja Nanda, dan menemukan sepucuk surat. Cantik. Warna-warni.

"Surat apaan nih," gumamnya sembari membuka isi surat tersebut.

Pelangiku...
Indah kelopakmu mendayu-dayu
Gurat warnamu sejukkan sukmaku
Mengisi relung hati yang ambigu
Melumat gundah yang semakin membeku ...

Ananda Andreansyah.

Zeryn mengetuk-ngetukan jari telunjuk nya tepat di dagunya. Layaknya sedang meneliti sesuatu. Tingkahnya sudah seperti seorang detektif yang menyelediki suatu masalah. Ia terkagum-kagum dengan sebait puisi milik Nanda.

Satu menit kemudian Zeryn sadar. Siapa yang dimaksud dalam puisi itu? Pelangiku? Nanda suka Pelangi? Atau ada arti lain di balik puisi itu? Kalimat ini sukses membuat Zeryn bertanya-tanya. Dahinya berkerut bingung. Hingga ia tak sadar di belakangnya, Naura berdiri dan bersiap menepuk Pundaknya. Namun, sayangnya Zeryn terlebih dahulu berbalik. Ia tersenyum masygul. Buru-buru menyembunyikan kertas warna-warni milik Nanda.

"Apaan sih itu?" Naura mengernyit bingung mendapat Zeryn seperti orang kepanasan. Gelagapan sendiri.

"Ha-hah? Bukan apa apa kok?" lagi-lagi Zeryn tersenyum kikuk kemudian Nyengir masygul.

"Kok lo di sini?" sahutnya lagi.

"Kan harusnya gue yang tanya sama lo, ngapain masih di sini, gue udah nunggu lama di mobil, lo malah asyik ngelamun gak jelas gini," sewot Naura. Kesal. Ia mencebikkan bibirnya sebal.

"Sorry, piss gue khilaf deh beneran, kelamaan yah?" Zeryn menutup mulutnya. Tertawa masygul.

"Ahh... udahlah pulang yuk lama lo!" nadanya otoriter. Naura sedang tidak ingin berdebat.

"Yah... gak asyik loh Nau, sorry deh?"

"Sekali lagi lo ngomong gak penting, gue tinggalin lo sendiri di sini, terserah mau pulang pake apa." Naura berbalik melangkah meninggalkan Zeryn yang masih cekikikan. Zeryn mengekor di belakangnya.

"Huh, ngancem mulu bisanya," gumam Zeryn.

***

Di dalam mobil Naura, Zeryn terus-terusan ngomel sambil mengguncang-guncangkan bahu Naura, sehingga membuat Naura tidak konsen menyetir.

"Aduh, neng Naura jangan ngambek mulu dong, gue kan bercanda."
Tak habis habisnya Zeryn menggoda Naura.

"Nanti bang Arsya nolak cinta kamu loh," lanjutnya dengan nada yang dimanis-maniskan.

"Apa? Heh gue gak suka yah sama mr.lebay itu!" Naura sontak menyentak tangan Zeryn yang bertengger di bahunya.

"Halahh... iya bilangnya sih gak suka tapi kok suka deket terus akrab lagi," Zeryn memang tidak ada puas-puasnya menggoda Naura. Perkataannya tadi justru membuat pipi Naura bersemu merah. Salting. Gelagapan.

Best StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang