Empat: Dua Kabar

669 78 13
                                    

***

Pagi ini Zeryn memutuskan untuk jogging , melepas penat, mengirup segarnya udara pagi dan menikmati fajar. Kesukaannya. Persepsinya selalu mengatakan bahwa fajar adalah waktu yang menyenangkan. Dimana semua beban masalah terasa terlewati, setelah melewati malam-malam yang melelahkan. 'Semangat baru' pikirnya seperti itu.

"Oh iya.. sekalian gue mau lihat rumahnya Nanda ahh..." Zeryn bergumam senang. Wajahnya berseri. Menyeringai lucu.

"Ze! Sarapan dulu yuk," Teriak Mama Zeryn dari lantai bawah.

"Iya Ma.. Zeryn bentar lagi turun nih," balas Zeryn sambil menyemprotkan sedikit parfum ke tubuhnya. Ia beralih menguncir kuda rambut hitamnya dengan pita merah jambu.

"Hai Ma, Pa," Sapa Zeryn pada Mama dan Papanya yang sedang sarapan pagi di ruang makan.

"Sarapan dulu yuk, ehh.. tumben udah rapi? Mau jogging?" Tanya Mama sambil menuangkan air putih di gelasnya.

"Iya nih, nanti aja deh ya sarapannya, udah telat nih." Zeryn mengelus dahinya.

"Emangnya sama siapa perginya? Naura?" Papa angkat bicara setelah meneguk habis jus jeruknya.

"Eumm..sendiri kok.. kan aku mau ketemu sama Anan.." Zeryn mendadak diam. Ia keceplosan.

"Anan? Siapa tuhh? Cowok kamu ya," balas Mama disertai tawa. Menggoda Zeryn.

"Ihh.. Mama apaan sih? Bukan tau," Zeryn merajuk lucu.

"Hihi, ya udah sana berangkat," Mama mengerlingkan matanya ke arah Zeryn. Dan Zeryn memalingkan mukanya sebal.

"Ya udah deh, aku berangkat dulu yah Ma, Pa. Assalamualaikum" Zeryn mencium tangan Mama dan Papa. Lalu beranjak pergi ke luar.

"Waalaikumsalam" balas Mama dan papa serentak.

"Sampein salam Mama ya ke Anan itu, bilang Mama pengin ketemu sama calon menantu," Teriak Mama ketika Zeryn sudah berada di ruang tamu. Zeryn hanya melengos kesal. Tak menanggapi teriakkan mamanya.

***

Zeryn baru saja merebahkan tubuhnya ke kasur empuk miliknya. Matanya menatap langit-langit kamar bernuansa hijau tosca itu. Ia berusaha menerka kegiatan yang baru-baru ini ia tekuni, sebagai stalker. Stalker-nya si Nanda.

Ia membayangkan lagi kejadian tadi pagi. Sewaktu ia pergi jogging. Tadi pagi, ia memang melancarkan rencananya. Menengok rumah Nanda. Dan apa yang terjadi di sana, ia justru bertemu dengan sang empunya rumah. Siapa lagi kalau bukan Nanda.

Zeryn sudah sampai di depan sebuah rumah yang ia yakini adalah rumah Nanda. Ia mengamati rumah megah di hadapannya. Rumah dengan desain sederhana tapi terlihat elegan. Zeryn mengalihkan pandangannya. Menelisik taman hijau di samping rumah itu, di sana ada Nanda. Ya itu Nanda dan seorang perempuan kecil. Zeryn yakin itu pasti adik Nanda.

Sebuah suara mengejutkan Zeryn.

"Ehh.. temannya Nanda yah? Kok gak masuk sayang, yuk masuk dulu, pak satpam mana sih, Nanda juga kok gak bukain pintu," ujar seorang wanita paruh baya dengan menjinjing tas belanja. Ia tersenyum ramah pada Zeryn yang sedikit canggung.

"Ahh.. iya tante, makasih," Zeryn yakin, wanita di sampingnya ini adalah ibu Nanda. Wanita itu membuka pintu gerbang dan mengajak Zeryn untuk masuk.

Dugaan Zeryn memanglah tepat. Wanita tadi memang ibu Nanda. Bunda Tika.

"Nanda! Ada temanmu nih," teriak Bunda Tika saat kami baru saja sampai di ruang tamu. Ia menyuruh Zeryn untuk duduk terlebih dulu. Nanda datang dengan tangan kirinya menggandeng seorang perempuan kecil.

"Eh, Ada Zeryn. Bunda kenalin ini Zeryn temen kelas. Ze, ini Bunda aku. Bunda Tika. Dan ini Dela, adik aku." Ucap Nanda datar. Tatapannya pun tetap sama, dingin.

"Hai kakak, aku Dela, adik Kak Nanda, kakak cantik banget, Dela suka." Zeryn tertawa, Bunda juga. Nanda hanya tersenyum tipis. Zeryn sempat melirik Nanda, ia memergoki Nanda yang sedang tersenyum, ya walaupun hanya secuil.

"Aduh iya, sarapan dulu yuk, Zeryn udah sarapan belum? Ikut sarapan sama kita yuk?" Bunda Tika menawarkan Zeryn untuk sarapan bersama.

"Hehe... belum tante,"

"Panggil bunda aja yah." Bunda menyeringai senang.

"Iya yuk sarapan bareng kita kak Zeze," ucap Dela memasang tampang memelas.

"Zeze?" Nanda mengerutkan keningnya.

"Iya.. panggilan sayang aku buat kak Zeryn," Ucap Dela sambil mengedip-ngedipkan matanya.

"Haha..iya udah deh, kak Zeze ikut," Zeryn tertawa kecil. Mengacak lembut rambut Dela.

***
Zeryn senang sekali. Ini merupakan kabar baik. Berita yang menggembirakan. Bagaimana tidak? Tadi pagi ia sarapan bersama keluarga Nanda. Dan keakraban mulai terjalin dengan mereka. Zeryn senang bukan main. Wajahnya seperti disorot beribu lampu. Kemilau. Bercahaya.

Triingg

Suara notifikasi handphone mengalihkan pandangan Zeryn. Tangan Zeryn meraih handphone-nya yang ia letakkan di atas nakas kecil sebelah tempat tidurnya.

'Sekar masuk rumah sakit guys, baru aja tadi pagi, mau jenguk bareng?'
-Lira

Sms rupanya, dari Lira teman les musik zeryn.

Zeryn membulatkan matanya kaget. Sungguh ia tak tahu kabar masuknya Sekar ke rumah sakit. Ia benar-benar kalap. Terkejut mendengar berita ini. Wajahnya berubah murung.

Baru saja Zeryn mendapat kabar baik. Ternyata kabar buruk juga menghampirinya. Jadilah ia mendapat dua kabar hari ini. Kabar yang saling bertolak belakang.

***

Hallo hai...
Update nih ..
Sorry yah lama.. hihi
Terus baca ceritaku ini yah..

Salam manis,
Alyssa

Best StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang