Part 3 - Pisang Coklat

1.3K 150 139
                                    

Tiga hari Masa Orientasi sudah berakhir. Hari ini, semua siswa kembali hadir ke sekolah seperti biasanya, karena ada pengumuman pembagian kelas.

Aya dan Putri sedang duduk santai di taman sekolah menunggu pengumuman dari Kepala Sekolah.

"Ya, kalo kita nggak sekelas gimana?" tanya Putri cemas.

"Kita tetep bisa sama-sama kok, Put. Tenang aja!"

Putri menganggukkan kepalanya paham. Namun tidak lama kemudian ia kembali bertanya, "Ya, kalo kita beda kelas terus lo dapet temen baru dan lupain gue gimana?"

"Ga bakal, Put."

"Tapi kalo gue malah sekelas sama si Kamar gimana?

"Ya ampun, Puuuttt. Nyokap-bokapnya keluar duit buat beli kambing loo waktu ngasih nama si Damar. Malah diganti jadi Kamar."

"Kesel tau, nggak? Dari semua mantan, kenapa harus dia yang satu sekolah dan satu jurusan sama gue? Kalo satu jurusan, kan, peluang gue sama dia sekelas bakal gede, Ya."

"Ya itu udah nasib lo. Siapa tau balikan?"

"Gak ah. Dasar, jahat."

Suara bising yang berasal dari speaker sekolah lantas menginterupsi perhatian kedua perempuan itu dan seluruh murid SMAVEN Banjarmasin.

"TES .. TES .. UDAH KEDENGERAN SAMPE SANA, NGGAK, MANG UJANG? SUARANYA JERNIH, NGGAK? ADA SERAK-SERAK GITU, NGGAK?"

"UDAH, PAAAAKKK. SUARANYA JERNIH. NGGAK SERAK-SERAK," jawab Mang Fa'ul yang berdiri di depan pagar sekolah, untuk mendengarkan dan memeriksa kejernihan suara dari mikrofon yang sedang digunakan Kepala Sekolah di ruang operator.

Aya dan Putri bergegas ikut berkumpul di lapangan utama bersama teman-temannya yang lain. Aya melingkarkan tangannya di lengan Putri, dan berjalan beriringan menuju lapangan.

"YA, KEPADA ANAK-ANAKKU SEKALIAN. PENGUMUMAN PEMBAGIAN KELAS SUDAH DITEMPEL DI MADING SEKOLAH. JADI, SILAHKAN DILIHAT DAN LANGSUNG MEMASUKI KELASNYA MASING-MASING, SERTA MENEMPATI TEMPAT DUDUKNYA. INGAT! JANGAN SAMPAI BERKELAHI KARENA INGIN DUDUK DI KURSI PALING BELAKANG."

Aya dan Putri mendengarkan pengumuman tersebut dengan seksama. Di belakang sana, ada Gege dan Abi yang berdiri berdampingan.

"Ayo cepetan, Ge. Biar kita bisa duduk di belakang," ajak Abi sambil menarik tangan Gege agar segera pergi menuju mading dan mencari tempat duduk untuk mereka.

"Baru juga dibilangin jangan duduk di belakang. Lagian juga, emang lo yakin kita bakal sekelas?"

Abi berdehem. "Nggak, sih. Tapi kalo beda malah lebih bagus. Biar entar kita bisa barter informasi dan nomor HP cewek di kelas masing-masing."

Gege terkekeh mendengar celotehan Abi yang keluar dari mulutnya tanpa berpikir terlebih dahulu.

***

Semua siswa berdesakan untuk melihat dan mencari nama mereka masing-masing di mading. Tak terkecuali Abi yang berteriak saat melihat namanya dan Gege tertera di salah satu kelas. Mereka tidak peduli harus kelas berapa. Karena sekelas ataupun tidak mereka tetap akan berdua kemana-mana.

"Yuk, ke kelas, Ge. Kita liat penghuninya siapa aja."

Gege dan Abi pun berjalan menuju deretan kelas XII dan masuk ke dalam kelas XII IA4.

Gege dan Abi terkejut setelah melihat penghuni kelas yang sebagian adalah teman sekelas mereka sewaktu kelas XI.

"BANG GEGEEEE!!" Bahkan mereka tidak kaget lagi mendengar pekikkan dari cewek yang sangat mereka kenal suaranya dari kelas X. "TITA SENENG BANGEETTT KITA SEKELAS LAGI!"

Lily Of The ValleyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang