Chapter Eight(Suara Aneh Bin Misterius)

590 60 9
                                    


Maafkan author telat update. Lagi gak ada paket, ini aja nyolong wifi sekolah T.T. untuk mulmed diatas author belum masukin ya? Itu jubah para rakyat negeri AlzaZyn dan jubah untuk para penyihir. Oke, cukup cuap-cuapnya. Jangan lupa votmentny, kripik dan garam. Don't be silent readers!!!!-

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Author POV

Flashback On

12 tahun yang lalu


"Ma, kita mau kemana?" Tanya seorang gadis kecil berusia sekitar 5 tahun yang sedang berjalan bersama seorang wanita dewasa di sebelahnya  yang ia panggil Mama.

Wanita itu tersenyum, tangan besarnya menuntun tangan kecil sang anak "Kita mau ketempat temen Mama. Ipeh mau kan?"

Gadis kecil yang di panggil Ipeh mengangguk lucu. Mata besar berwarna abu-abu itu mengerjap bingung "Temen Mama yang mana? Temen Mama kan banyak" tanya Ipeh . Sang mama menggeram gemas melihat kelakuan anak perempuan satu-satunya yang kelewat polos bin lucu di tambah mata besarnya yang selalu mengerjap lucu di saat Ipeh merasa bingung atau takjub.

"Pokonya ada deh! Ipeh gak boleh tau. Ini rahasia" ucap sang mama sok misterius sambil menatap Ipeh dengan tatapan ala mafia yang lagi bernegoisasi (?)

Bibir mungil merah itu mengerucut sebal "Mama Anyi gitu ya thekarang thama Ipeh? Maennya rahathia-rahathiaan. Ipeh ngambek nih" ucap Ipeh dengan tata bahasanya yang tiba-tiba berubah menjadi aneh. Wanita yang di panggil Mama Anyi itu melengos sebal. Tidak ada lagi raut gemas saat melihat wajah Ipeh yang sekarang sudah berani membawa nama bekennya.

"Buset dah tong. Mama kira cadel aneh lu udah hilang, gak taunya? Belajar ngomong dulu dah yang bener, baru Ipeh boleh ngambek sama Mama" kata Mama Anyi. Ipeh menghentakkan kakinya kesal

"Mama!! Ipeh kan udah bilang jangan pernah panggil Ipeh otong atau tong. Ipeh ini perempuan Mama, perempuaaaan" protes Ipeh. Ipeh ini sebenarnya sama kaya anak kecil pada umumnya. Hanya saja, di usianya yang 5 tahun ia memiliki kecerdasan yang jauh lebih tinggi di bandingkan dengan anak-anak seusianya. Rasa ingin tahunya yang besar membuatnya menjadi pintar lebih dulu di bandingkan teman-temannya.

"Lagian Ipeh ini kan emang cadel. Cadelnya juga langka loh Ma. Ipeh itu cadel eth (S) thedangkan thi Inah dia cadel R." Tambah Ipeh dengan nada membanggakan diri. Mama Anyi menatap Ipeh malas.

"Lu emang perempuan, tapi kelakuan lu kaga jauh beda sama abang lu tuh si Emi. Buruan dah ah jalannya keburu siang, nanti panas. Ipeh mau jadi item?" Tanya Mama Anyi dengan nada menakut-nakuti Ipeh. Ipeh menggeleng keras.

"Engga! Ipeh gak mau item." Jawabnya dengan keras. Mama Anyi terkekeh pelan.

-
-
-
-
-
-

"Jadi gimana jeng? Bisa di potong gak rambut anak gue? Udah panjang banget nih" tanya Anyi pada seorang wanita di depannya. Wanita itu memegang dagunya.

"Bisa sih, tapi rambut panjang kaya gini bakalan lama motongnya. Liat nih, bahkan panjangnya aja ngelebihin tinggi badan anak lu tuh." Jawab wanita itu sambil memegang rambut Ipeh yang tergerai manis. Ipeh merenggut tidak suka saat wanita teman Mamanya itu memegang rambutnya.

"Ihh tante jangan pegang rambut Ipeh. Nanti ruthak!!" Seru Ipeh tak suka lalu menepis tangan wanita itu dari rambut hitamnya. Anyi melongo begitu pula dengan temannya.

"Buset dah! Nyi, ini beneran anak lu?" Tanya wanita itu.

"Tadinya iya. Tapi sekarang engga" jawab Anyi. Temannya menatap Anyi aneh.

Lost In ALZATHAR!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang