Chapter Six (Si Kampret!)

591 82 34
                                    


Oke sebelum kalian baca nex chap ini, author mau minta tolong buat para siders untuk berhenti dari pekerjaan mereka menjadi siders(?)! Emang gak cape mesti diem terus tanpa kata (re: komeng) dan tanpa berbuat sedikit pun (re: vote)?? kalaupun kalian cuma pengen berbuat, mari! Jangan lupa setelah baca cerita ini tap tanda bintang yang keberadaannya ada di sebelah pojok kiri sampe warna bintang kalian berwarna^^ pasti indah loh #apasih. Buat yang mau berbicara, silahkan.. sini aku dengerin sampe mulut kalian pegel #nah.

Dan untuk mulmet di atas adalah jubah yang di pake para rakyat kerajaan baik itu utara, barat, selatan sama timur. Satu lagi, jangan lupa for Give a Votment , kritik+saran, pendapat, uneg-uneg, curcol kalian di sini. Kalo udah selesai, silahkan gone asal kalian meninggalkan jejak 👣👍

Oh iya sebelum author absurd ini peygi jangan lupa ya nengok ke cerita aku yang Flashback. #puppyeyes #maruk. Jangan lupa votmentnya^^

Akhir kata, DON'T BE SIDERS, BUT BE ACDERS A.K.A ACTIVE READERS!!
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

"BELLARIA!!!!"

Teriak seseorang dari belakang gue dan Bela kita pun sontak menoleh. Dari kejauhan gua melihat seorang anak laki-laki berusia mungkin 10 tahun-an berlari dengan jubah hitamnya yang berkibaran akibat gesekan angin karena dia berlari.

"Siapa dia?" Tanya gue ke Bela. Bela tersenyum cerah

"Pangeran Muda Shu!!" Serunya riang. Dan apa yang terjadi selanjutnya bikin gua tercengang.

Bocah yang tadi berlari dari kejauhan koridor istana itu kini telah berada di hadapan gue dan Bela. Gua menatap kagum bocah itu.


'Larinya cepet banget!' Seru batin gue


"Lo.. cepet banget larinya. Belajar dari mana?" Tanya gue pada bocah laki-laki yang mengenakan jubah hitam dan setelah gue teliti ada warna kuning ke-emasan di dalam jubah yang dia pake. Bocah laki-laki itu menatap gue dengan tatapan bingung sekaligus penasaran, sama dengan tatapan yang sedang gua layangkan ke dia.

"Pangeran Muda Shu" panggil Bela. Bocah yang di panggil Shu itu menoleh lalu membuka mulutnya mengeluarkan suara dan berbicara dengan bahasa yang lagi-lagi gak gue mengerti, begitupun dengan si Bela.

Intinya mereka berdua berbicara dengan bahasa yang sulit gue mengerti. Bahasa aneh bin absurd bin gaje. Dan parahnya gua malah nonton acara bincang-bincang mereka di sini.

"Kacaaang..kacaang.. kacang On The Wall" sindir gue dengan suara pelan namun masih tetap kedengeran sama si Bela, buktinya dia menoleh dengan tatapan bingung. Sedetik kemudian tersenyum lalu kembali melanjutkan acara bincang-bincangnya dengan si bocah Shu.

'Udah kaya kambing congek gua di sini!!' Batin gue kesal.

Setelah gua berbatin, bocah yang gua sebut sebagai bocah Shu itu langsung menatap gue dengan tatapan bertanya. Gua pun ikut balik menatap dia dengan alis yang gue angkat sebelah.

"Apa?" Tanya gue ketus. Sama halnya dengan Bela yang selalu tersenyum di saat gua berucap kasar atau ketus, si bocah Shu ini pun juga tersenyum.

"Ngapain seny— YAA!! JANGAN PELUK GUE SEMBARANGAN!!!"

Teriak gue waktu si bocah Shu ini mendadak memeluk gue dengan tidak elit. Gua hampir aja terjengkang ke belakang andai saja gua gak berusaha menahan beban berat yang menimpa gue tiba-tiba. Gue berusaha melepas kaitan tangan dia yang melingkar erat di pinggang gue.

"Leppass bocah!!!" Geram gue.


"Sialan! Leppass!!"maki gue

"Lepas. Engap tau!! Lo meluknya kenceng banget!!" Gue serius. Si bocah Shu ini meluknya kenceng banget bikin gua sesak nafas seketika. Dengan berusaha sekuat tenga dan bantuan dari si Bela, gua berhasil melepaskan diri dadi cengkraman bocah Shu dalam sekali hentak.

Lost In ALZATHAR!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang