Ada satu rasa yang tak bisa ku ucap
Rasanya tak sepahit kopi hitam buatanmu
Tidak juga semanis kembang gula waktu itu
Biasa sajaTeduh seperti payung yang kau kembangkan padaku
Mengawasiku dari bentang tangis angkasa yang jatuh
Jauh aku berjalan
MenujumuMenikmati sisa sisa rasa sakit tempo dulu
Mengubur dalam dalam setiap lingkar kebahagiaan lalu
Menghunus pundi pundi hati yang mulai retakAku tak yakin, takhtaku benar padamu atau tidak
Tapi satu rasa yang kuyakini adaRindu.
Apapun engkau. Siapapun engkau.
Rinduku pasti untukmu.
Kau tak perlu tahu tentang itu.
Rinduku malu padamu.
Kau terlalu asing baginya.
Rinduku menang atasmu.Benar kau.
Yang sedang menunggu senja.-Adeleide
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersajak Luka
Poesía'Luka adalah semestanya puisi' -Sapardi Djoko Damono Ketika luka itu ada, disaat yang sama pena mulai menggoreskan sajaknya.