11. Bom!

4.1K 475 115
                                    

Jangan beri harapan kalau ujungnya kamu patahkan. Sakit, tau!
🔥🔥🔥

Bunyi deruman motor saling bersahutan. Asap mengepul keluar dari dalam knalpot. Sorak-sorakan dari para penonton menggema di gelapnya malam. Hawa dingin mulai menerpa permukaan kulit.

Dua motor telah bersiap untuk melaju di arena balapan. Seorang cowok berdiri di tengah dua motor yang sama-sama sedang menggas motor masing-masing dengan kekuatan penuh, tidak lupa dengan sengaja menarik rem, menyebabkan asap yang keluar dari knalpot sangat banyak. Mencemari udara malam.

"Guys! Balap kali ini taruhannya, siapa yang kalah harus siap kehilangan motor kesayangan, pihak yang menang dengan senang hati menerima. Ini udah jadi kesepakatan kita semua. Balapan ini cuma satu lap aja. Kalian berdua, harus ikutin tanda yang gue sama yang lain pasang di pinggir jalan. Tandanya itu bendera merah yang ada lampu-lampunya biar kelihatan. Lo ikutin aja jalurnya. Gimana? Okay?" Fahri, sebagai cowok yang menjelaskan aturan dan kejelasan dari balap kali ini, meminta persetujuan kembali kepada dua pihak yang mengikuti balapan kali ini.

Cowok dengan motor besar berupa ninja yang berwarna putih, mengacungkan jempolnya ke arah Fahri, pertanda bahwa ia menyetujui kesepakatan itu. Di sebelah, cowok dengan motor yang sama, namun berbeda warna, hijau, membuka penutup helm full face yang ia pakai.

"Oke. Gue yakin, lo yang bakal serahin motor lo ke gue," dengan pedenya, cowok itu mengacungkan jempol ke arah atas, lalu dengan perlahan memutarnya ke bawah. Memberi senyum meremehkan pada cowok yang sebagai lawannya kali ini, yang hanya menatapnya datar.

Fahri bertepuk tangan dengan gemuruh. "Duh, belum mulai udah sengit aja ya kelihatannya. Udah, kita mulai aja. Raga, Julian, ready?"

Raga membuang wajah menghadap depan, memfokuskan tatapan ke depan. Pun Julian melakukan hal yang sama, sebelumnya ia kembali menutup kaca helm.

Seorang cewek dengan pakaian minim melangkah menuju pertengahan jalan di arena balapan. Tepat lima langkah dari garis finish. Bendera berwarna hitam dan putih dengan model kotak-kotak diangkat ke atas dan dikibas-kibaskan. Dua kubu yang saling men-support jagoannya sedang meneriakan masing-masing jagoan.

Bendera itu dilempar ke atas bertepatan dengan hitungan ketiga. Dua motor itu segera melaju dengan kecepatan di atas rata-rata meninggalkan garis start dan para pendukung.

♣️♣️♣️

Brummm...

Sebuah motor besar berhasil mencapai garis finish terlebih dahulu. Para pendukung Sang Juara tersebut segera mengerumuninya.

"Ah, kalo lo yang menang gue gak ragu lagi. Lo keseringan menang sih. By the way, congrats, Bro!" Cowok berbaju kemeja biru tua bertos ala cowok dengan Sang Juara.

"Wah, Raga lagi nih yang menang. Motor Julian mau lo apain nih?" Fahri menghampiri kerumunan kubu Raga, Si Pemenang balap kali ini.

Raga melepaskan helm yang ia pakai. Menoleh, menatap remeh Julian yang saat ini berjalan ke arah kerumunan pendukung Raga dengan wajah tidak bersahabat sambil membawa kunci motor kesayangannya.

"Hai, Jul. Selamat ya ...buat kekalahan lo. Kalau mau ajak gue balap lagi, gue sangat-sangat siap, apalagi siap lihat muka kekalahan lo. Weits! Santai, Bro. Nggak usah pakai emosi," Raga tertawa renyah, disusul beberapa pendukungnya yang turut menertawai kekalahan Julian.

Shoplifting HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang