Setelah mendengar kabar bahwa putra semata wayangnya berada di kantor polisi, Rafki dan Viona segera menuju kantor polisi malam itu juga. Viona sedari tadi mencoba menenangkan suaminya yang meledak-ledak usai telepon dari kantor polisi selesai.
"Memang anak itu! Tidak tahu diuntung! Malam-malam keluyuran segala. Kamu Vi, jangan biarkan saya dengar kabar seperti itu lagi. Atau saya akan benar-benar memindahkan Al ke Jerman." Rafki tampak murka. Viona mengelus lengan suaminya itu agar amarahnya sedikit berangsur kurang.
"Tenang, Pa. Jangan terlalu emosi. Mungkin Al lagi ngerasa jenuh. Lagian Al kan masih remaja, selama dia belum menjerumus ke hal-hal yang terlalu negatif, kita jangan mengekangnya. Biarkan dia nikmati masa mudanya yang nggak akan terulang dua kali," kata Viona dengan lembut. Beruntungnya Raga mempunyai seorang ibu yang begitu pengertian. Oleh karena itu, Raga sangat marah pada papanya yang tega menyakiti hati lembut mamanya.
Rafki berdecak kesal. "Kamu ini, membela terus," cetusnya.
Viona hanya tersenyum.
Setelah menempuh perjalanan yang kurang lebih setengah jam, Rafki dan Viona tiba di kantor polisi setempat.
Viona mengamit lengan Rafki sambil melangkah memasuki kantor polisi. Di sana, di hadapan pimpinan polisi daerah ini, Raga duduk sambil menyenderkan badannya di punggung kursi dengan kaki yang berada di atas paha.
"Selamat pagi, Bapak, Ibu," polisi bernama Susilo P itu menyapa saat Rafki dan Viona tiba di hadapannya. Raga menoleh sejenak, sebelum kembali membuang wajahnya acuh.
Viona dan Rafki duduk di kursi yang telah di sediakan. Lalu mereka bertiga terlibat pembicaraan serius mengenai pelanggaran yang telah Raga perbuat. Raga hanya diam sambil memainkan ponselnya. Ia hanya bersuara saat ditanya saja, selebihnya diam.
♣️♣️♣️
"Balapan liar! Mau kamu itu apa? Bagaimana kamu bisa sukses kalau kerjaan kamu cuma balapan liar dan keluyuran gak jelas! Mending kamu ke Jerman aja, daripada di Indonesia bikin orang tua stres." Rafki terus mengoceh sepanjang perjalanan. Di bagian jok belakang, Raga memainkan ponsel dengan bibir yang komat-kamit mengikuti perkataan Rafki.
"Alvero, kamu denger saya tidak sih?!" sentak Rafki penuh kekesalan. Viona menoleh ke belakang, mengisyaratkan agar Raga menyahuti omongan Rafki.
"Ya ya," sahutnya malas.
Rafki menghela napas kasar. Capek rasanya berbicara dengan anak badung itu.
♣️♣️♣️
Pagi ini sepi sekali. Rena sudah tiba di sekolah lebih awal. Ia kebagian jadwal piket hari kamis. Dan sekarang adalah hari kamis. Cewek itu melangkah memasuki kelas yang kosong. Rena berjalan menuju mejanya. Lalu meletakan tasnya di atas meja. Sejenak, ia memeriksa laci bawah mejanya.
Senyum kecil terukir di bibirnya. Sebuah amplop merah serta satu bungkus roti dan sebotol air mineral. Rena meletakan sebungkus roti dan air mineral itu di atas meja. Untuk mempermudahkannya membuka amplop merah itu.
Piket kan? pasti belum sarapan. Dimakan,oke?
-A, your secret admirer.Rena tertawa kecil dan menggelengkan kepala. Jujur saja, ia sangat penasaran siapa pengirim surat serta benda-benda yang ada di laci mejanya itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Shoplifting Heart
Novela Juvenil|COMPLETED| Alvero Ragandra Ghiffari. Cowok yang dikenal sebagai biang onar SMA Garuda. Balapan, mengusili teman-teman sekolahnya, sudah menjadi hobi cowok nakal itu. Carrissa Agatha Renafa, teman satu kelasnya, juga termasuk salah satu korban keja...