Keheningan terjadi di dalam mobil, tak ada sedikitpun suara dari Eunji dan Chanyeol, bahkan JaeEun yang biasanya sangat bawel. Situasi seperti ini memang sangat sulit untuk diperbaiki, sebelum ada dorongan dari hati kecil mereka untuk saling bicara. Entahlah sampai kapan keheningan ini berakhir. Tak ada keberanian dari Eunji untuk bicara. Ia hanya menatap jalan yang penuh dengan kendaraan dan pejalan kaki yang berlalu lalang. Entahlah apa yang Eunji pikirkan. Mungkin, ia memikirkan kejadian sebelumnya. Chanyeol? Ia hanya fokus menyetir dengan baik. Meskipun, beberapakali ia sempat melirik Eunji untuk memastikan bahwa Eunji baik baik saja. Sedangkan JaeEun, ia terus berusaha memejamkan matanya agar ia bisa tertidur. Tapi, itu tidak mudah. JaeEun juga ikut memikirkan Eunji.
"Eunji ah!" keheningan ini akhirnya berakhir. Chanyeol berhasil memecahkannya.
"Hmmm.." hanya itu yang Eunji jawab.
"Gwenchana?" air mata Eunji kembali jatuh. Itulah yang menyebabkan Chanyeol menanyakan keadaan Eunji. Chanyeol memang tak sepenuhnya menatap Eunji. Ia sempat melirik Eunji lalu fokus kembali untuk menyetir.
Eunji hanya mengangguk tanpa menatap Chanyeol. Seolah-olah pertanyaan Chanyeol tak berarti baginya. Tak berarti? Iya. Eunji berfikir. Pertanyaan Chanyeol itu sampah. Mengapa Chanyeol masih bisa bertanya seperti itu? Seharusnya Chanyeol tau bahwa Eunji tidak baik-baik saja. Eunji terus termenung dan kembali menangis. Apakah Eunji baik-baik saja? Apakah Eunji harus menjawabnya? Seharusnya Chanyeol tidak usah bertanya.
"Kau lapar kan?"
"Iya." Akhirnya Eunji menjawab pertanyaan Chanyeol. Tentu saja Eunji lapar. Ia hanya makan tadi pagi, itupun sedikit. Tunggu dulu, apakah ia melamum karena lapar? Apakah ia diam karena lapar? Apakah ia menangis lagi karena lapar juga?
Chanyeol tersenyum sambil mengacak-ngacak rambut Eunji. "Ohh... ternyata Park Eunji sedang lapar makanya kau sedari tadi diam."
"Ya! namaku Jung Eunji! Jangan asal mengganti namaku."
"Kau sudah menjadi istriku. Kau sudah menjadi Ny. Park, Eunji ah."
"Terserah kau saja."
JaeEun? Ia berhasil tidur. sayang sekali ia tak melihat Eunji dan Chanyeol berbaikan.
Keheningan kembali terjadi di meja restoran ini. Mereka makan dengan baik. Tanpa bicara apapun. Tapi, ini aneh bagi JaeEun. Apakah Eonni dan Oppanya masih bertengakar?
"Oppa Eonni! Berbaikanlah, aku tidak nyaman melihatnya. Eonni maafkanlah Oppa yang telah membentakmu. Maksudnya baik kepadamu! Dan Oppa Maafkan Eonni yang tidak mematuhimu, seharusnya kau tidak membentaknya!" bagaimana bisa ia berkata seperti ini? Dari mana ia bisa bicara sepeti tadi?
"Aku tidak akan membentakmu jika kau nurut, aku hanya ingin kau tidak sakit! Aku tidak kenal Jung Eunji yang lemah dan yang menangis seperti tadi malam atau kapanpun. Kau sudah berjanji bukan untuk menurut kepadaku? Aku benar-benar minta maaf!" Chanyeol menatap Eunji.
"Hmm.. aku tau maksudmu ini juga salahku, aku minta maaf." Jawab Eunji.
"Aku akan memaafkanmu jika kau memanggilku Oppa."
"Oppa dari mana? Umur kita sama saja!" protes Eunji.
"Tapi tetap saja! Aku lebih tua 3 bulan darimu. Lagi pula apakah kau akan terus memanggil suamimu seperti," "Chanyeol ah.. Chanyeol ah. Itu tidak pantas!" kata Chanyeol mengikuti nada bicara Eunji.
"Arraseo! Oppa! Kau puas Tuan Park?"
"Hmm.. sangat puass.."
"Kalian sudah baikan kan?" kata JaeEun tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time BY Time
FanfictionMarriage without love? "Aku hanya menjalaninya dengan iklas." -Jung Eunji "Aku juga begitu." -Park Chanyeol