14-Omma Mianhae

1.7K 122 15
                                    

Jung Eunji berlari tergesah-gesah menuju ruangan Ommanya di rawat. Suara dari hentakan sepatunya terus bergema. Sekarang ia tak perduli pertengkarannya dengan Chanyeol yang baru saja terjadi beberapa jam yang lalu. Ia hanya memikirkan keadaan Ommanya sekarang. Bagaimana Ommanya bisa sakit? Pertanyaan itu terus saja terputar di otaknya. Setau Eunji, Ommanya selalau dalam keadaan baik-baik saja. Tapi, kenapa sekarang ia mendapat kabar bahwa Ommanya masuk rumah sakit.

Chanyeol yang berada di belakang Eunji terus berusaha untuk menyamakan langkahnya dengan Eunji. Ia sempat menatap mata sembab Eunji. Ia terus saja berfikir, kenapa hari ini Eunji sangat lemah? Sepertinya, hari ini Eunji sudah banyak menangis. Apa ini karena Chanyeol? Kenapa Chanyeol harus mengatakan tentang 'tiga pilihan' itu? Chanyeol menyesal sekarang. Tak semuanya salah Eunji, Eunji tak salah dekat dengan Suho. Eunji juga tak salah jika ia tidak mau mengakui pernikahanya. Semua ini hanyalah waktunya yang salah. Pertama, Eunji dekat dengan Suho di waktu yang salah. Eunji dan Suho dekat ketika Eunji sudah menikah dengan Chanyeol, itu waktu yang salah. Kedua, Eunji dan Chanyeol menikah di masa yang seharusnya mereka masih sibuk dengan masa remajanya, itu waktu yang sangat salah bagi Eunji. Tapi sekarang, mereka juga tak bisa menyalahkan waktu. Apalagi menyalahkan orang tua mereka. Lalu sekarang, apa yang harus mereka salahkan? Takdir? Tidak, takdir sama sekali tidak bisa disalahkan. Lalu, apa diri mereka yang harus disalahkan? Ah, tidak juga. Jadi, tidak ada yang harus di salahkan. Sekarang yang harus mereka lakukan adalah.... Berpisah atau Membuka hati.

"Omma..." Eunji memanggil wanita parubaya yang tertidur lemas di ranjang rumah sakit. Apa yang harus Eunji lakukan ketika melihat Ommanya terbaring seperti ini? Eunji hanya bisa memeluk Ommanya sambil menangis.

"Eunji ah! Berhentilah menangis. Jika Ommamu dengar, maka ia akan sedih juga," kata Chanyeol. Ia memegang bahu Eunji.

"Bagaimana bisa aku berhenti menangis ketika Ommaku seperti ini. Bukankah tidak pantas jika aku tertawa melihat Omma seperti ini." Eunji melepaskan pelukannya. Ia duduk di kursi samping ranjang Ommanya, tangannya terus menggenggam tangan Ommanya.

"Aku tidak menyuruhmu tertawa, bodoh! Setidaknya tenanglah, Ommamu akan segera sadar. Kata Ommaku, Ny. Jung hanya lelah dan banyak pikiran."

"Banyak pikiran? Apa yang ia pikirkan?"

"Entahlah aku bukan seorang peramal."

Eunji mendengus kesal. Apa Park Chanyeol sedang berusaha untuk bercanda sekarang? bagaimana bisa ia bercanda dengan suasana yang buruk ini.

Melihat Eunji yang mulai tenang, ia berpamitan pada Eunji untuk pergi. "Eunji ah! aku akan membelikan makan untukmu, sebentar."

"Hoh..Ia bersikap seolah-olah lupa apa yang ia bicarakan beberapa jam yang lalu." Eunji berfikir, bagaimana bisa Chanyeol melupakan kata-katanya tentang 'tiga pilihan' itu. Itu menunjukan seperti Chanyeol menarik kata-katanya yang membuat perasaan Eunji sangat sakit. Eunji tidak suka pria yang seperti itu. Dengan mudahnya Chanyeol mengatakan tentang 'tiga pilihan' itu di hadapan Eunji dengan sangat berani. Lalu sekarang, ia seakan-akan melupakannya begitu saja. Sepertinya Eunji yakin dengan pilihan untuk berpisah. Eunji berfikir tak ada yang bisa di perbaiki lagi. Ini yang sepertinya Chanyeol inginkan.

Ketika Eunji memikirkan masalahnya dengan Chanyeol, ia kembali menangis. Eunji menatap wanita yang sangat ia sayangi itu. Eunji tidak akan menyia-nyiakan kesempatan agar Ommanya bahagia. Setelah Appanya meninggal, kini tinggal Ommanya lah yang harus ia patuhi dan juga di bahagiakan. Ah tidak juga, bukankah Chanyeol juga harus Eunji patuhi? Tapi itu juga jika mereka tidak memilih untuk berpisah.

"Omma! Pasti Omma senang saat aku dan Chanyeol menikah. Benarkan? Tapi, apa Omma akan baik-baik saja jika aku dan Chanyeol berpisah? Aku tau ini akan menyakitkan bagi Omma. Baru saja Omma bahagia dengan pernikahanku dan Chanyeol. Baru saja beberapa bulan Omma bahagia dan Appa juga bahagia. Sekarang, Omma dan Appa harus sedih kembali dengan keputusan putri kalian ini. Omma maafkan aku." Eunji bicara dengan air mata yang terus berjatuhan. Ini akan lebih baik ketika Eunji mencurahkan masalahnya saat Ommanya sedang tidak sadar. Ommanya tidak akan mendengar, Ommanya tidak akan merasa sedih, meskipun akhirnya Ommanya pasti akan mendengar kabar buruk ini. Setidaknya, Eunji merasa lebih tenang.

Time BY TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang