Bagian 2 - Siapa?

85 4 1
                                    

Aku mempercepat langkahku setelah berpisah dengan Adnan yang pulang ke kost temannya. Aku berlari lari kecil menuju jalan raya. Memandangi seluruh penjuru seperti mencari cari sesuatu. Kemudian aku semakin mempercepat langkah kakiku menuju jalan raya, berharap gadis itu masih ada disekitar sini. Ah, cepat sekali gadis itu pergi meninggalkan daerah ini. Tapi hingga aku sampai ke jalan raya, sosoknya benar benar lenyap dari pandanganku.

Aku berdiri di bahu jalan sambil melihat kendaraan yang lalu lalang begitu saja melewatiku. Tanpa sengaja, di seberang kanan jalan aku melihat seorang lelaki yang kira kira sebaya denganku bersama seorang gadis yang sepertinya kukenal. Lelaki itu berperawakan tinggi dan berbadan sedang. Kulitnya tidak terlalu terang namun tidak gelap. Ia memakai seragam SMA, sepertinya ia siswa sekolah lain. Dan gadis disampingnya memakai gelang hitam dan jaket abu abu, sambil menurunkan headphone-nya ke lehernya. Rambutnya diikat ke belakang dan tersenyum kepada lelaki itu.

Lelaki itu kemudian menaiki motor besarnya, disusul gadis yang ada disampingnya yang duduk dibelakangnya. Lalu lelaki itu memutar jalan dan melaju ke arah jalan yang aku sedang berdiri dipinggirnya. Mereka kemudian lewat didepan mataku.

'Hanum?' tanyaku dalam hati.

'Dia sedang bersama siapa?' batinku.

Siapa laki laki itu? Tidak mungkin kalau itu kakaknya, karena ia masih sebaya denganku. Ah, aku ini berpikir apa. Sudahlah tak perlu terlalu dipikirkan. Aku juga tidak terlalu mengenal Hanum, jadi tidak perlu bertanya kepadanya. Belum banyak kenyataan yang kuketahui. Biarkan saja. Tidak perlu terlalu berprasangka.

Aku berjalan menuju halte. Terduduk sambil memandang kendaraan yang berlalu lalang begitu saja didepan mataku yang sedang menunggu bus. Aku masih teringat yang tadi. Rasanya ada yang mengganjal didalam hatiku. Aku melamun. Tak lama bus yang akan membawaku pulang ke alamat rumahku telah tiba.

Bayangannya masih menghantui benakku hingga aku tiba ke pintu rumahku.

Yang TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang