Part 15 b

199 16 7
                                    

Gatau masih ada yang mau baca cerita ini atau engga :' aku kangen menulis, sibuk PKL jadi ga punya waktu untuk nulis :'
Aku keinget readers yang minta cerita ini dilanjut,  walaupun cerita ini agak membingungkan, buat ku penulisnya, apalagi pembacanya, tapi  yaudahlah, aku kembali, walau akan jarang muncul, enjoy reading^^

***

Dear Diary
Cahaya Hidupku

Kesendirian adalah duniaku, kesepian adalah sahabatku, kehampaan adalah hidupku. Inilah yang kurasakan selama ini. Aku berteman dengan keheningan, meski begitu tak kunjung kutemukan kedamaian dalam hidupku, atau pun jiwaku. Meski begitu, setitik cercah cahaya sedikit menyinari hidupku, cahaya itu adalah kakak. Dia lah semangat hidupku, aku menemukannya dalam kemampuan yang kebanyakan tidak dapat diterima oleh semua orang, hidupku jadi sedikit lebih berarti. Kak Febby, dia lah yang menemaniku setiap harinya, dia lah makhluk tanpa wujud yang menjadi penyemangatku.. Walaupun hal ini mustahil untukmu, tetapi tidak untukku. Aku menyayanginya seperti kakak kandungku sendiri, Febby Meliani.

Dear Diary
Laki Laki kedua di hidupku

Aku tidak mempercayai siapapun di dunia ini kecuali ayah dan ibuku, sebab dunia adalah kebahagiaan yang menipu, manusia tidak ada yang jujur.
Seiring berjalannya waktu, aku bertemu sosok mengagumkan, makhluk dari dunia halus, yang memiliki aura menenangkan, Ralden namanya. Nama yang sempurna, sama seperti orangnya. Tetapi, semakin aku sering berada didekatnya aku merasa bahwa ia adalah orang yang tidak asing lagi buatku, aku seperti sudah mengenalnya lama.

Srrrrrrtttt
Dion menutup Diary tersebut dengan kaget, ada rasa bergemuruh dalam hatinya saat membaca kalimat diparagraf ketiga di diary Lorra, Padahal Dion belum membaca selesai isi diary tersebut. Jantungnya tiba tiba berdegub kencang. Ada perasaan senang dihatinya. Tapi mengapa? Entah, mungkin ini rahasia hatinya.
Dion melirik Lorra yang tertidur lelap diranjangnya, saat ini Dion berada di rumah Lorra, Dion mengantarkan Lorra sampai rumah, ibu Lorra pun malah meminta Dion untuk menjaganya, karena ia akan pergi kerumah saudaranya. Sambil menjaga, Dion memperhatikan isi kamar Lorra, dan menemukan buku diary Lorra lalu mulai membaca halaman perhalaman diary tersebut.

"Lorra apakah kamu benar benar Reinkarnasi Via?" batin Dion. Matanya berkaca kaca.

***

"Kapan kira kira aku bisa memulai semua ini?" tanya Rizal pada seorang gadis. Gadis tersebut menggelengkan kepalanya.

"Aku rasa akan sulit" jawab gadis tersebut.

"Apanya yang sulit?! Kita bisa mengalahkan mereka, apalagi si Dion itu, dia bahkan jauh lebih mudah" seru Rizal. Gadis itu menghela nafas.

"Dion tidak akan semudah itu dikalahkan, kau jangan terlalu meremehkannya, kau dan aku ini baru, kita adalah pemula, saat ini adalah persemayaman pertama kita dalam tubuh manusia." balas gadis itu.

"Lalu apa yang harus kulakukan?"tanya Rizal

"Kurasa kita harus bersabar sedikit lagi"jawab gadis itu.

"Baiklah" Ujar Rizal.

***

"Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan. Aku tidak ingin semua ini terjadi, seharusnya mereka semua sudah tenang di alamnya tapi mengapa jadi seperti ini. Luka lama memang tak akan pernah terhapus bahkan saat mereka berusaha melupakannya.
Aku tidak ingin terjadi sesuatu yang fatal pada mereka semua terutama Lorra. Dia hanyalah gadis polos yang tak tahu menahu persoalan ini. Ya Tuhan, lindungilah dia.."  batin Febby.

***

Bersambung** maaf pendek..

Sister Its Not VisibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang