"Lorra, apa kamu tidak ingin pulang? Langit mulai mendung." Tanya Aura.
Lorra menggelengkan kepalanya tanda enggan.
"Apakah sekarang kita berteman?" Tanya Lorra.
"Tentu saja" jawab Aura senang.
"Tunggu Lorra, apa kamu mengenal gadis itu?" Tanya Aura menunjuk salah satu pepohonan yang dibaliknya menyembunyikan tubuh seseorang. Lorra menoleh memperhatikan pohon tersebut, tetapi tidak ada apa pun.
"Aku tidak melihat siapa pun." Ucap Lorra.
"Hmm sepertinya ada yang tidak beres." Batin Aura.***
"Sial aku hampir saja ketahuan." Batin gadis yang sedari tadi mengintai Lorra di danau, dia tahu bahwa ada Dion yang juga mengintai Lorra. Tetapi dia dapat menyamarkan wujudnya hingga tidak terlihat. Ya, dia adalah reinkarnasi dari seseorang di masa lalu Via dan sekarang bekerja sama dengan Rizal.
Awalnya ia kaget melihat Aura, tertegun menatap Lorra dan Aura, melihat bahwa mereka berkumpul kembali di dunia ini untuk kedua kalinya, membuat desiran aneh di dadanya. Desiran apa itu? Rasa rindu kah? Gadis itu menggelengkan kepalanya cepat.
"Gak. Hal itu tidak akan pernah terjadi." Batin gadis itu.***
"Apa kau membawa berita baik?"tanya Rizal. Gadis itu bekerja sebagai mata-mata Rizal.
"Tidak terlalu baik juga." Jawab gadis itu.
"Katakanlah berita apa yang kau bawa."
"Aku melihat Lorra bertemu dengan hantu."
"Lalu? Bukankah itu wajar jika dia bertemu atau melihat hantu karena kelebihannya?"
"Tidak, kau akan kaget jika kubilang tentang hal ini."
"Memang nya ada apa?"
"Hantu tersebut adalah Aura. Teman masa lalu Via."
"Benarkah? Wah, semakin menarik saja."
"Sepertinya kita harus lebih berhati-hati. Karena mungkin saja, si Aura itu akan menggantikan posisi Febby menjadi penjaga Lorra."
"Aku akan membereskan hal itu. Lagipula Aura hanya hantu biasa. Tidak seperti Febby yang malaikat."ucap Rizal penuh keyakinan.***
Keesokan harinya, Lorra masuk sekolah, tidak ada yang berubah dari sekolahnya. Hanya saja rasanya ia tidak bergairah untuk pergi kesekolah. Ia kesepian. Tiba-tiba sebuah lengan menyentuh pundaknya, Lorra menoleh dan mendapati Rizal yang tersenyum manis. Astaga, sangat manis. Lorra merasa tidak asing dengan senyum itu. Tetapi ia tidak dapat mengingatnya, ah rasanya sangat pusing untuk mencoba mengingat hal tersebut.
"Kau tidak apa apa Lorra? Sepertinya kau tidak dalam keadaan baik." Ucap Rizal. Lorra menggeleng, sambil memegang kepalanya, kepalanya masih pusing, dan rasanya semakin menyakitkan. Pandangan matanya mulai kabur, buram dan gelap. Tubuh Lorra sudah terkulai lemas, dengan sigap Rizal menangkap tubuh Lorra yang tiba-tiba terjatuh. Dia panik, lalu menggendong Lorra ala bridal style, menuju ruang UKS. hampir semua mata memperhatikan mereka, ada tatapan iri, muak, dan lain lain.
Dengan hati-hati Rizal membaringkan tubuh Lorra diranjang UKS. Wajah Lorra pucat, dan terlihat lelah. Tidak ada siapapun di ruangan UKS. Perlahan tangan Rizal menyentuh pipi Lorra, halus. Itu kesan pertama yang Rizal dapat. Ingin rasanya ia memeluk gadis yang pingsan dihadapannya ini. Melepas rindu dan rasa penyesalan yang tertanam dalam dihatinya. Dibelainya pipi dan lalu merambat kerambut Lorra yang harumnya memabukan. Gadis ini adalah Via. Tidak peduli bahwa ia tidak bisa mengingat apapun, dia tetaplah Via bagi Rizal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Its Not Visible
HorrorBERBEDA ALAM (Season II) Via ber-Reinkarnasi. Tahukah Ralden mengenai Reinkarnasi? Pasalnya, Lorra Alisia, gadis berusia enam belas tahun itu benar-bener membuat Ralden terkejut, wajah nya serupa dengan Via. Bukan hanya wajah, Lorra merupakan anak I...