Part 9

354 33 0
                                    

"Ayo Feb, kita pergi dari sini!"ucap Andri. Febby menurut. Seketika mereka menghilang, menembus awan.

"Aku akan laporkan ini pada Ralden!"desis Bayu, sambil menahan marah. Malaikat-malaikat yang mengerumuni kerumunan itu mulai bubar, tentunya dengan hati yang masih gondok dengan kejadian tadi.

"Itu Ralden datang!"seru Gita, saat melihat Ralden mulai berjalan memasuki rumahnya.

"Ada apa ini?"tanya Ralden pada Bayu, saat ia melihat kerumunan teman-temannya yang mulai bubar, Bayu mendekati Ralden.

"Febby, dia tadi datang, mencarimu. Kami semua sudah hampir mau menghakimi dia sebelum kedatangan si Andri"kata Bayu, Ralden kaget. Febby kembali kerumah hanya untuk mencarinya?

"Sepertinya dia sama sekali tidak mengerti sesuatu yang sedang terjadi saat ini. Teruskan rencanamu."lanjut Bayu sambil mendesah. Ralden masih terdiam.

"Tapi kamu tidak perlu menghakiminya seperti itu Bay"kata Ralden, yang akhirnya angkat bicara. Bayu mengerutkan keningnya.

"Semua yang ada disini sudah tau hal ini. Benar kata mereka, kamu terlalu baik"ucap Bayu, lalu meninggalkan Ralden sendiri. Ralden menghela nafas panjang. Apa keputusan yang ia ambil sudah benar? Atau malah salah? Ralden bimbang.

***

Febby terdiam, Andri berdiri didepannya. Saat ini mereka berada disebuah tempat dimana hanya Febby yang tahu.

Jujur, Andri masih terguncang dengan ucapan Bayu, bagaimana bisa dia melupakan janjinya untuk menjaga rahasianya, bahwa ia menyukai Febby. Sikap Febby pun kini agak kaku, dia cuma terdiam, jika sesekali ditanya hanya mengangguk atau menggelengkan kepala. Febby juga masih shock, dia gak tau kalau Andri menyukainya, dan bagaimana dia tidak bisa tahu kalau Andri menyukainya?

Andri dan Febby bersahabat sejak lama, hanya sebatas sahabat. Kepada Andri lah Febby berkeluh kesah, Andri mengetahui bahwa Febby menyembunyikan identitas Lorra Alisia, anak asuhannya. Dia juga mengetahui bahwa Febby mencintai Ralden. Tapi, Febby gak pernah tau perasaan Andri. Diam-diam Febby merasa bersalah, dia jadi gak berani menatap Andri lama-lama. Sikap Andri juga jadi kaku, padahal sebelum mengetahui hal itu, sikap Andri biasa-biasa saja, layaknya seperti seorang sahabat. Mendengarkan curhatan Febby, menemani Febby dikala kesepian, dan menjadi penolongnya saat ia butuh pertolongan. Febby mendesah dalam hati, ia menyesali sikap bodohnya sampai ia tidak mengetahui hal itu. Febby jadi makin merasa bersalah, berarti selama ini, Andri menyukai Febby diam-diam, terluka pun diam-diam.

"Aku bodoh sekali!"Febby merutuk dalam hati.

Mereka berdua masih terdiam, gak tau apa yang harus dilakukan, apa yang harus dimulai, dan apa yang harus dibicarakan. Karena ucapan Bayu berbicara jelas.

***

Pukul 16.00 sore.

Lorra terbangun saat handphonenya berbunyi nyaring. Dengan malas ia bangun untuk mengambil handphone nya yang tergeletak di meja belajar.

"Neta?"batin Lorra, saat mengetahui siapa yang menelponnya. Segera Lorra memencet tombol hijau untuk menerima panggilan Neta.

"Halo, Net?" sapa Lorra dengan suara serak, efek bangun tidur, matanya pun masih setengah terpejam.

Terdengar suara di seberang sana, berbicara lirih, dan terdengar terisak-isak.

"APA?!" Mata Lorra yang tadinya setengah terpejam kini terbuka sempurna, melotot dengan mulut menganga.

***

Ralden terdiam. Didepannya, tertulis batu nisan bernama Via. Ya, Ralden mengunjungi makam Via. Alih-alih mencari petunjuk. Dia sudah bolak-balik mengitari makam Via, berharap Via menemuinya.

Mereka berada di alam yang sama, tapi mengapa mereka tidak bertemu? Apa mereka memang tidak ditakdirkan untuk bertemu? Ralden sudah mengetahui perihal tentang Reinkarnasi dan rahasia Febby. Kecewa, memang awal yang dirasakan Ralden. Febby mencintainya. Kenyataan itu lah yang menjadi penyebabnya. Ingin sekali Ralden menjelaskan pada Febby, bahwa ia bukan lah orang yang pantas untuk Febby, cinta gadis itu terlalu tulus. Hingga melupakan orang-orang sekitarnya. Andri, Ralden tahu Andri. Cowok itu memang mencintai Febby sejak Febby bergabung dengan para malaikat, menjadi bagian dari para malaikat. Andri lah yang pantas menerima cinta Febby.

Terkadang, banyak orang yang keliru. Terlalu sibuk dengan orang yang mereka cintai, beruntung lah jika orang yang mereka cintai dapat membalas cinta mereka. Jika tidak? Mereka melupakan suatu hal. Dicintai. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang ada disekitar mereka? Di lupakan? Iya. Lalu, lebih baik mana mencintai atau dicintai?

Jika Ralden dan Via saling mencintai, tapi tak dapat bersama. Adil kah? Apakah cinta harus selalu memiliki?

Jika Febby mencintai Ralden namun cintanya tak terbalas. Pantaskah ia berbuat seperti itu? Dengan menyembunyikan identitas Lorra dan membuat kebohongan.

Mereka berada dalam dunia yang berbeda dengan manusia. Dunia mereka berbeda, lantas apakah "cinta" yang mereka rasakan juga berbeda dengan yang ada pada dunia manusia? Tidak.

Jika para manusia menganggap dunia lain adalah dunia yang sarat akan penglihatan mata biasa. Atau sesuatu yang susah ditembus. Lain hal nya dengan para penghuni dunia lain. Mereka dapat mengetahui apa-apa saja yang dilakukan para manusia. Termasuk dengan perbuatan jahat/baik nya. Mereka dapat tahu.

Bersambung**

Sister Its Not VisibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang