"Hai Berlian, aku pinjam kaset kamu dong"
"Ber, ajarin aku pelajaran ini dong"
"Kamu tuh harusnya ngerjain pr ini dong biar aku bisa nyontek ke kmu, Ber"
Celotehan itu sudah biasa Berlian dengar di sekolahnya. Apalagi yang bisa Berlian lakukan kalau mereka sudah meminta selain mengabulkan permintaannya?
Dengan sabar dia menanggapi permintaan itu. Teman-temannya menjadi baik dan berubah 360 derajat saat mereka ada butuh kepada Berlian. Kalau mereka tidak butuh? Jangan tanya seberapa cuek mereka.
Inginnya hanya terbebas dari permintaan-permintaan itu. Tapi rasa iba mengalahkan keinginannya.
Kenapa Berlian begitu bodoh sehingga menyanggupi permintaan teman-temannya yang tentunya sangat menyebalkan?
Jawabannya satu. Takut kehilangan teman.
Masa SDnya mengajari dia tentang kesepian, tiada teman yang mendekatinya. Karena apa? Karena Berlian sudah capek untuk menanggapi permintaan-permintaan itu yang notabenenya mereka bisa melakukan itu sendiri tanpa bantuan dirinya.
"Berlian pelit!"
"sok pinter banget sih anak!"
"Cuma ilmu dikit aja gak dibagi?! Dasar pelit!"
Yahh itulah kira-kira kata yang pernah dilontarkan temannya saat masa SD nya. Aneh memang anak SD bisa-bisanya berbicara seperti itu, namun itulah faktanya.
Meskipun sampai sekarang dia muak dengan permintaan-permintaan dari temannya itu, namun sudahlah..
Setidaknya dia mendapat teman saat teman siluman itu membutuhkannya. Meskipun akan ditinggalkan saat mereka tidak butuh.
No problem at all, toh nanti suatu saat dia bisa membahas perbuatan mereka semua.
Tinggal tunggu tanggal mainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories [COMPLETED]
General FictionKenangan adalah suatu hal yang paling berharga.