Saat masih bersama, Cynthia selalu membayangkan list yang harus dilakukannya dengan kekasihnya yaitu Calum.
Saat pertama mereka resmi menjadi sepasang kekasih, mereka membuat list-list yang akan mereka lakukan.
Seperti bertamasya ke kota, menggunakan kendaraan milik Calum, menikah bersama, mempunyai rumah bersama, dan masih banyak lagi.
Tentu saja membayangkan hal tersebut membuat Cynthia tidak sabar untuk mewujudkan semua itu.
Apalagi kenangan saat mereka bersama, yaitu saat Calum mengatakan "Ayo Thia, aku akan mengajakmu ke suatu tempat"
Meskipun dugaan Cynthia adalah pergi ke tempat yang ramai seperti mall, taman kota mungkin, namun dugaan Cynthia salah.
Calum membawanya ke tempat diluar dugannya. Hutan.
Mereka menaiki bukit kecil, banyak pohon-pohon mengitari mereka. Cynthia masih terkagum-kagum akan pemandangan sekitarnya.
Selama ini Cynthia hidup dalam keramaian, jadi jarang sekali mendapat suguhan pemandangan seperti ini.
Mereka berjalan dan berjalan menyusuri bukit penuh pepohonan itu. Meskipun sesekali kaki Cynthia sempat terlilit akar-akar dari pepohonan yang membuat dia kehilangan keseimbangan. Namun dengan seigap Calum selalu menangkapnya.
Sampailah di bukit yang paling atas. Mulut Cynthia serasa tidak bisa tertutup dan terus menganga setelah disuguhi pemandangan yang luar biasa menakjubkan.
Hutan tadi seperti hamparan karpet yang sangat luas, membuat Cynthia ingin merebahkan tubuh diatasnya.
"Kamu suka?" tanya Calum dengan senyuman yang diiringi lesung pipinya.
Cynthia hanya mengangguk dan tersenyum bahagia. Dia speechless ternyata.
"Aku kira kamu gaakan suka, meskipun awalnya aku sempet takut kalau kmu kecewa aku bawa kesini" kata Calum senyum sambil menggosok tengkuknya pelan.
"Bagaimana aku gak suka Cal? Aku baru pertama kali diajak ke tempat kayak gini, ditambah keadaannya sunyi dan sangat menenangkan tubuh. Aku seneng banget" ucap Cynthia girang, dia masih menyapu pandangannya ke alam dihadapannya.
Mereka sedari tadi hanya diam, masih menikmati pemandangan didepannya dan merasakan sejuknya angin yang menerpa tubuh mereka.
Sampai akhirnya Calum memecahkan keheningan.
"Kalau nanti, dimasa depan kamu nikah sama aku mau gak?" ucapnya menatap mata Cynthia dengan teduh.
"Maksud kamu?" alis Cynthia terangkat heran.
"Yaa nikah.. Di masa depanlah" kata Calum memperjelas kalimatnya, tangannya ikut menunjuk ke dirinya dan diri Cynthia seakan menunjukan bahasa isyarat 'aku-dan-kamu'
"Yaa maulah masa iya enggak" kata Cynthia dengan senyuman bahagia.
"Nanti kita punya rumah yaa, nanti kamu ngurus rumah tangga kita" katanya dengan senyum tipis sambil menatap mata Cynthia
Cynthia hanya terkekeh mendengar pernyataan dari lelaki dihadapannya yaitu kekasih yang dicintainya.
"Hushh, kita masih SMA. Kita liat nanti aja kedepannya gimana" kata Cynthia tersenyum geli.
Setelah itu mereka pun berbincang-bincang dan berangan-angan apa yang akan mereka lakukan di masa depan.
Namun sayang, beberapa bulan kemudian hubungan itu kandas.
Angan hanyalah sekedar angan tak dapat menjadi nyata.
Namun imajinasi itu masih tersimpan jelas di kepala Cynthia.
"Itu semua hanya imajinasi manis. Imajinasi hanyalah imajinasi yang tak dapat menjadi nyata ketika takdir mengatakan tidak" ucapnya sambil tersenyum getir mengingat masa lalunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories [COMPLETED]
General FictionKenangan adalah suatu hal yang paling berharga.