Aku mempunyai dua sahabat lelaki yang tengil, petakilan, dan rese. Bagaimanapun sikapnya, mereka adalah orang yang aku sayangi.
Entahlah kami bertiga dipertemukan bagaimana, yang jelas kita sudah akrab sejak 1,5 tahun yang lalu.
Setiap cerpen yang aku buat, aku selalu mencantumkan mereka sebagai peran figuran disamping aku yang notabenenya sebagai peran utama.
Meskipun kita bisa dibilang aneh oleh orang-orang yang melihat tingkah dan kelakuan kita, kita tidak peduli.
Selama itu membuat kita senang dan tidak berlebihan, kita gak akan ngedengerin perkataan orang lain.
Di kelas, kita selalu bermain game, cerita-cerita tentang random things, foto bareng, makan es krim bareng, dan lain-lain.
Mereka pasti mempunyai dan kekurangan dan kelebihan, begitupun aku.
Adit, cowok gendut yang doyan makan dan juga lemot kalau mikir. Tapi dia selalu menolong, ramah, pandai bermain gitar dan disukai banyak orang.
Kenzy, cowok kurus yang doyan main tab kesayangannya sambil tiduran. Tapi dia adalah orang paling cepat menghafal sesuatu diantara kita bertiga.
Aku, yaitu Fira, cewek emosian, serius, dan kaku. Tapi aku paling cepat menghitung di segala hal, terutama dalam pelajaran matematika.
Kalian tau kan, setiap pertemuan pasti ada perpisahan?
Meskipun kita berpisah sementara, namun tetap saja itu disebut perpisahan.
Adit, dia harus pindah ke London karena dipaksa oleh ayahnya. Mau tidak mau kita harus rela berpisah.
Menurutku, itu mungkin hal yang mudah karena aku pikir, toh kita nanti akan bertemu lagi 2 tahun kedepan.
Aku selalu membuat cerpen tentang perpisahan itu dengan ending yang yaa bisa dibilang biasa saja.
Namun kenyataannya beda.
Hari itu adalah hari terakhir kami bertemu dengan Adit, setelah kita 1,5 tahun bersama.
Kita main di rumahnya, yaa sebagai farewell kecil-kecilan saja sih. Lalu, pada awalnya temanku yaitu Vioni dan Santi ikut ke rumah Adit, tapi karena ada suatu kendala mereka pulang duluan.
Tinggallah kami bertiga ditambah dua teman SMP Adit dan adiknya adit. Kita lalui dengan canda, tawa, dan tentunya jahil.
Namun saat pamit pulang...
"Guys, makasih udah dateng, maafkan aku kalau aku pernah berbuat salah ke kalian. Aku bakal jaga diri disana, kalian juga yaa.. Kalian itu yang terbaik buat aku, kalian banyak memberikan kenangan ke aku" ucap Adit dengan mata berkaca-kaca.
Kenzy hanya menepuk punggung Adit, yaa ala cowok aja gimana.
Tiba saat mataku dan mata Kenzy bertemu dan saling bertatapan. Disitu kita berdua merasa bahwa sekuat apapun kita menutupi perasaan sedih, sekuat itu pula perasaan sedih muncul.
Kita berdua menangis, Kenzy terlebih dahulu memeluk Adit, tanda kalau dia tidak rela dengan kepindahannya. Melihat hal itu, mataku jadi ikut banjir. Akhirnya aku menangis.
"Sini pelukk.." ucap Adit sambil melebarkan tangan kirinya pertanda menawarkan pelukan.
"Masa aku harus meluk kalian sih?" tolakku enggan, namun karena suasana itu sedih, dewi batin dalma diriku memerintahkan untuk memeluknya.
Akhirnya kami bertiga berpelukan sambil menangis.
Hangat..
Itulah yang aku rasakan saat berada dipelukan mereka. Dari kejadian itu, aku jadi mengetahui arti persahabatan yang sebenarnya.
Dua teman SMP Adit hanya melihat momen haru kita bertiga. Bahkan adik Adit ikut berpelukan bersama kami.
Selama 10 menit, pelukan kami tidak lepas, pertanda bahwa kami tidak mau berpisah satu sama lain.
Then, aku dan Kenzy keluar rumah untuk pulang. Namun kita berdua masih sesenggukan dikarenakan oleh tangisan kita yang menjadi-jadi.
Tatapan Adit, yaitu tatapan sahabatku sekaligus mantanku itu tidak bisa dijelaskan. Akhirnya aku sedih kembali karena mengingat fakta bahwa esok hari waktunya kami berpisah.
"Don't you guys need our last hug?" ucapku sambil merentangkan kedua tanganku. Tak lupa aku masih menangis karena suasana disana sangat mengharukan.
Lalu rentangan tanganku disambut oleh Adit dan disusul oleh Kenzy. Dalam pelukan itu, kita berjanji untuk saling bertemu kembali.
"Okay Dit, aku tunggu kedatangan kamu di Indonesia. Dua tahun dari sekarang, tanggal 17 Desember 2016. Which is 17 Desember 2018" ucap Kenzy sambil tersenyum tipis.
Adit mengangguk mantap kepada kami. Dengan keadaan enggan, aku dan Kenzy pun pulang ke rumah masing-masing.
For my bestfriends, I hope we meet again in December 17th 2018. I can't wait for that.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories [COMPLETED]
General FictionKenangan adalah suatu hal yang paling berharga.