Aku beruntung memiliki sahabat yang selalu menemaniku, meskipun kita baru bertemu dan bersama selama 1,5 tahun. Tapi aku sudah menganggapnya sahabat karena tindakan nyatanya terhadapku.
Mau tau rahasia? Dia juga mantan kekasihku. Kami berpisah secara baik-baik, hanya karena suatu hal. Tapi percayalah, kedekatan kami tidak berubah meskipun tanpa status "kekasih"
Sebulan lalu, dia memberitahu suatu hal menyesakkan bagi aku. Yaitu, dia akan pindah. Bilangnya sih dia akan pindah setahun lagi. You know what? Satu tahun itu singkat!
Bukan pindah kota, kalau masalah itu sih aku bisa mengunjunginya sebulan sekali ke kota itu, tapi masalahnya dia pindah ke tempat yang sangat jauhhh. Yaitu ke London. Dia pindah negara karena tuntutan pekerjaan orang tuanya.
"Hellen!" Panggil Gregory kepadaku. Yaap! Gregory adalah sahabatku
"Aku bawa berita buruk dan juga baik buat kamu" tatapan matanya serius ketika mengatakan itu.
"Apa? Penting gak? Semoga saja berita baiknya kamu gak jadi pindah. Yeayyy!" ucapku kegirangan duluan dan dibalas dengan tusukan jarinya di perutku. Ahhh kebiasaannya menggelitiku itu tak pernah berhenti.
"Denger dulu baru komen. Okay, aku akan mulai dari berita baik"
"Yaudah cepet ngomong"
"Aku dibeliin laptop baru yeayyy!!" ucapnya kegirangan. Ah, ternyata dia mau menyombong kepadaku.
"Cih, dasar sombong. Kita beralih ke berita buruk"
Dia langsung menundukkan kepalanya. Ahh tidak! Ini pasti sangat buruk. Firasatku gak enak.
"Kepindahanku dimajukan menjadi bulan depan" suaranya lirih hampir tidak terdengar.
Sesak. Kata pertama yang melintas dipikiranku. Tapi aku mencoba untuk tersenyum.
"Yaudah, gak apa-apa. Semua bakal baik-baik aja kok. Tenang aku gak akan move on dari kamu. Aku bakal jaga diri disini. Kamu juga disana baik-baik aja yaa" ucapku sambil tersenyum.
Baik-baik saja? Huh, itu adalah kalimat ter-bullshit yang pernah aku katakan. Tidak ada yang baik-baik jika kamu ditinggal orang terpenting setelah orang tua dan sudaraku.
"Yahh.. Thanks, Hellen. Kita harus menghabiskan waktu dengan hal-hal berharga sebelum aku pindah" ucapnya sumringah.
"Ayoo!" aku meresponnya dengan girang. Meskipun sikap dan hati kadang berbeda.
Kita menghabiskan waktu bersama, entah diisi dengan pergi ke bioskop, ke taman, gila-gilaan, nyanyi-nyanyi, joged-joged, dan lain-lain.
Hal itu terjadi selama satu bulan, hingga tidak terasa bahwa hari ini adalah kepergian dirinya.
"Jaga baik-baik yaa disana" kata Gregory sambil mengusap puncak kepalaku.
"Kamu juga yaa. Inget jangan cari cewek yang bening-bening lho" ucapku sambil menyilangkan tangan didada dan mengercutkan bibirku.
Dia hanya tertawa dan menarikku ke dalam pelukannya. Pelukan perpisahan terhangat dan ternyaman. Sampai akhirnya dia melepaskan pelukannya.
"Okay, saatnya berpisah. See you soon Hellen! Aku sayang kamu selaluu" ucap Gregory sambil melangkah dan melambaikan tangannya kepada Hellen
"Hati-hati yaa Reg! Jangan lupakan aku" aku sedikit berteriak karena dia semakin menjauh. Dia hanya membalas dengan isyarat tangan 'ok' lalu masuk ke dalam pintu yang menghubungkan ke pesawat.
Huufft rasanya semakin sulit untuk berpisah darinya.
****
Sudah seminggu sejak kepindahannya, kita tetap kontak-kontakan dan saling mengirimi pesan.
Hubungan kita baik-baik saja, sampai suatu saat dia mengirim pesan kepadaku.
"Hellen, lupakan aku dan jangan pernah hubungi aku. Percayalah ini kebaikan untuk kamu. Jangan lupa jaga diri dan jangan lupa bahagia"
Aku membalas pesannya berkali-kali namun tak kunjung dia balas. Hatiku bertanya-tanya apakah kesalahanku? Aku selalu menunggunya mengabariku, namun hasilnya nihil. Kemana perginya?
Apakah dia sebenci itu padaku? Apakah dia memang ingin melupakanku? Entahlah semua pertanyaan itu membuat kepalaku pening.
Mengingat dia hanyalah salah satunya orang yang menjadi sandaranku, tentunya setelah orang tuaku pastinya.
Kini hilanglah sudah orang yang penting bagiku. Mengapa Tuhan selau tidak adil menjauhi aku dari orang-orang yang aku anggap berharga di dalam hidupku?
Sampai sekarang aku masih menunggunya. Menunggu apakah dia akan kembali ke padaku. Semua akan terjawab seiring berjalannya waktu.