I.

40 6 2
                                    

Itu yang di mulmed Aldo Fabian Raharsa.


"ndra !" panggil seseorang di belakang ku.

 Aku menoleh dan mendapat kan seseorang sedang berlari kearah ku. Dia berlari ke arah ku dengan wajah yang berseri seri.

 "kak" ucapku pelan. dia langsung memelukku dengan sangat kencang.

"ih... kak lepasin sesak tau" kata ku berusaha melepaskan pelukan darinya. 

"kenapa ndra ?" kata nya.

 "lo ngak kangen sama gue ?" sambungnya. 

Aku langsung memutar mata.

 "ya jelas lah gue kangen banget sama lo, malah kangen banget nih" kata ku lagi, dan langsung memeluknya erat.

"gimana lancar lancar aja disana ?" tanya nya, sambil berjalan keluar dari bandara .

 "ya gitu lah kak" kata ku menaikkan bahuku.

 "jadi rencana nya lo bakal sekolah sama gue kan ?" tanya nya.

 " mungkin iya mungkin enggak" .

"oh ya kak, lo habis dari mana ? sekolah ?" tanya aku. 

Dia mengganguk. Aku langsung melihat jam dipergelangan tangan ku. 

"ini kan masih jam 10, apa jangan jangan kakak bolos ya" tuduh ku.

 Dia langsung memasang wajah kaget nya dan kemudian langsung ke wajah tanpa dosanya. 

"tau aja" cengir nya. 

Aku langsung menepuk jidat ku. 'dasar abang ku ini'

"oh iya, gue lupa, lo pulang sendiri ?" tanya kak fattah. Aku mengangguk.

 "emangnya mama ngapain ?" tanya nya lagi.

 "ngak tau, mama cuman nyuruh gue buat pulang duluan" kata ku.

 "kalo misalnya terjadi apa apa sama lo dijalan kek mana ? ngak mikir apa dia " kata kak fattah marah.

 Aku tertegun mendengar ucapan kak fattah.

 "udah lah kak. Ngak usah dipikirin, yang penting kan gue udah sampe dengan selamat disini " kata ku mencoba menghiburnya.

"tapi kan-" aku langsung memotong ucapan nya. "ngak ada tapi tapi, sekarang gue capek, mendingan kita pulang aja " kata ku langsung menarik tangan nya ke arah parkiran. Dia hanya mengikutiku dari belakang tanpa perlawanan.

Keluarga kami memang begini. Aku memiliki seorang kakak bernama fattah rizky. Ibuku bernama diana amera. Kedua orang tua ku sudah berpisah sejak lama, mungkin sejak aku kecil. Tapi aku tidak tau pasti. Aku juga lupa bagaimana wajah ayah ku. Karena ibuku melarang kami untuk menyimpan fotonya. Sebenarnya kami juga tidak ingin berurusan dengan orang yang telah membuat keluarga kami hancur seperti ini.

.

.

Kurang lebih 1 jam kami diperjalanan yang diselimuti dengan keheningan. Akhirnya kami sampai di rumah. Rumah ini tidak terlalu banyak berubah sejak aku tinggal 4 tahun yang lalu. Ya, selama ini aku tinggal diluar negeri. Aku tinggal disana bersama mama, sedang kan kakak ku tinggal di indo bersama dengan beberapa asisten RT dan juga satpam . aku tinggal disana karena beberapa alasan yang sangat membuat ku harus tinggal disana.

Kami turun dari mobil dan langsung disambut oleh bibi yang mengurus rumah kami selama ini. 

"eh non andra, udah sampe, selamat datang non" katanya lembut.

 Dia lebih lembut dari mama yang melahirkan ku. Ya walaupun mama berubah sejak 4 tahun yang lalu, sebelum itu mama sama baiknya dengan orang tua kebanyakan.

"bibi... andra kangen banget sama bibi" kata ku memeluk bi ika.

 Bi ika sudah merawat ku sejak aku kecil. Dan sekarang dia dipercaya mama untuk menjaga kak fattah dan juga rumah kami.

 "iya bibi juga kangen sama non andra" katanya. 

Aku melepas pelukan nya.

 "ihh.. bibi kan andra bilang ngak usah panggil non, panggil andra aja " kata ku.

 "iya iya sayang" kata bi ika. "yaudah yuk masuk " sambungnya.

Kami pun masuk ke dalam.

 "yaudah ya bi andra ke atas dulu ya, andra capek mau istirahat dulu" kataku lalu melangkah ke atas menuju ke kamar ku, diikuti oleh kak fattah.

 "oh ya ndra, barusan mama nelfon gue, katanya mulai besok lo sekolah, disekolah gue" kata kak fattah. Aku hanya mengangguk.

Aku langsung masuk ke dalam kamar, dan meletakkan koper didekat tempat tidur. 'masih sama seperti yang dulu, ngak berubah sama sekali'. 

Tok...tok...

"ya masuk " kata ku.

 Dari balik pintu muncul sebuah kepala yang tak lain adalah kepalanya bang fattah. 

"lagi ngapain ?" tanya nya dari balik pintu. 

"ngak ngapa- ngapain " kata ku sambil duduk dikasur.

 "gue mau keluar sebentar,  ada yang mau lo titip ?" tanya nya.

 "ehm... martabak mesir aja lah" kata ku.

 "yaudah ntar pas pulang gue singgah buat beli martabak mesir pesanan lo, sekarang lo istirahat aja lah, pasti lo dah capek kan lama banget di atas pesawat" katanya panjang kali lebar. 

Aku hanya mengganguk. 

"yaudah gue pergi ya, kalo ada yang pelu bilang aja sama bi ika, oke  bye" katanya. Lalu dia langsung menghilang di balik pintu. Aku pun langsung beristirahat.

-bersambung-

vote and comment please

don't be a silent readers ya guys 


ALDA(aldo danisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang