Mulmed foto andra dan andre stayment
Mobil bang fattah mulai memasuki halaman parkir sekolah. Sekolah nya cukup luas pikir ku. Aku melihat keluar jendela dengan mata berbinar.
Aku ngak sabar, bentar lagi aku bisa dapat banyak teman.
"ndra, lo ngak mau turun ?" tanya bang fattah.
"hah ?" tanya ku.
"adek gue sayang lo ngak mau turun ? kita udah sampe"
katanya. Aku hanya cengir kuda. "ketawak lo" kata bang fattah.
"kenapa ngak suka lo bang ?" kata ku.
Keluar dari mobil. Dia juga menyusul ku keluar dan dengan diiringi senyuman nya. Mata semua orang yang berada disekitar kami mulai fokus memandang ku dengan bang fattah. Mereka memandang ku sinis.
Aku pun berjalan disamping bang fattah dan tatapan itu seakan membunuh ku seketika.
"bang ndra cari ruang TU nya dulu ya" kata ku sambil memerhatikan sekitar. Sedang kan bang fattah sibuk melambaikan tangan nya seperti sedang kode kode an.
Aku pun menoleh ke arah yang dilihat bang fattah. Disana ada segerombolan cowok dengan motor motor ninja mereka. Mereka melambaikan tangan ke arah ku dengan antusias. Aku hanya tersenyum menanggapi nya. Dan seketika mereka langsung bersorak heboh.
"DIA SENYUM KE GUE !" teriak salah satu dari mereka.
"enggak bodoh, dia senyum ke gue" kata yang lain.
Ya kurang lebih kayak gitu yang aku dengar.
"bang " panggilku sekali lagi. "apa ? " katanya. "ndra ke kantor TU dulu ya" kata ku.
Bang fattah hanya mengganguk mengiyakan. Aku pun langsung balik kanan memasuki gedung sekolah yang terlihat mewah dari luar.
Sekitar 10 menit aku keliling lantai 1 ini, tapi aku juga belum menemukan ruangan TU nya.
"dimana sih ruang TU nya ?" gumam ku.
seseorang menepuk pundak ku. Aku melihat ke belakang.
"hai !" katanya.
"lo murid baru ya, kenalin nama gue refindra amalia" kata nya antusias.
Aku bingung harus menanggapi nya bagaimana, jadi aku hanya tersenyum.
"ehm... iya, ge murid baru disini" kata ku.
"lo masuk dikelas berapa ?" tanya nya lagi.
"kelas 11" kataku. Dia membulatkan matanya tidak percaya.
Dia menarik ku kearah ruangan TU.
" ini ruang TU nya " katanya menunjukkan ruangan yang bertuliskan 'TU'. aku hanya menganguk dan mengucapkan terimakasih kepadanya, setelah itu aku langsung masuk ke dalam ruangan TU tersebut.
Tok..tok..tok..
"yap..masuk"
Aku melangkahkan kaki masuk ke dalam ruangan tersebut.
Seorang pria sedang duduk di meja nya, memegang beberapa berkas, dan pria itu lumayan tampan, itulah hal yang pertama kali ku lihat dari pria tersebut. Ku perlahan mendekati meja nya.
"permisi, pak. Saya murid baru disini" kata ku.
"ehm... danisa deandra ?" tanya nya.
Aku hanya menganguk dalam diam. Kepala ku menunduk ke bawah tidak berani menatap wajah bapak itu. Karena tatapan nya sangat mengintimidasi.
Tanpa kusadari pria tersebut tersenyum kecil.
"baiklah akan saya antar kamu ke kelas mu" beliau bangkit dari tempat duduk nya berjalan ke arah pintu. Aku hanya mengikuti nya dari belakang.
Sesampainya dikelas...
Terdengar keributan didalam kelas sampai keluar. Dan ketika bapak itu mengetuk pintu dan masuk kelas seketika hening layaknya kuburan. Bahkan suara jangkrik terdengar
Krik...krik..krik..
"baiklah anak anak hari ini bapak akan mengenal kan seseorang kepada kalian, mulai sekarang dia akan menjadi teman kalian yang baru" Seluruh nya secara serentak ribut, bagikan suara lebah yang mendengung keras.
" anak barunya cewek cowok ?" tanya salah satu dari mereka keteman disebelah nya.
" ngak tau gue, tapi denger kabar kabarnya cewek sih" kata yang lain nya.
"cantik ngak ?" tanya yang cewek.
"katanya iya" sambung mereka.
Yang cowok pada histeris dan yang cewek langsung mengeluh.
"yah tambah deh saingan gue"
"semoga cantiknya ngak ngalahin kecantikan gue"
"kalo dia lebih cantik dari gue gimana ?"
kurang lebih segitu keluhan para cewek.
Aku mulai melangkahkan kaki ku masuk kedalam ruangan. Suasana kelas sangat hening. Aku hanya berjalan menunduk kebawah.
"ya, kamu bisa memperkenalkan diri kamu" katanya.
Aku hanya mengangguk. Dan ketika aku menatap semua mata yang sedang memperhatikan ku jantungku langsung berdetak sangat keras. Rasa ini kembali.
"perkenalkan nama saya Danisa Deandra. Saya pindahan dari tokyo, jepang. Semoga kita bisa menjadi teman baik. Mohon bantuan nya semua" kataku ditutup dengan senyuman tipis.
Bapak tadi hanya terseyum kecil. "baiklah kamu bisa duduk dipojok sana" tunjuk bapak itu kepojok kelas.
Aku hanya mengganguk.
"ta-tapi pak" cegah seseorang.
Bapak itu mengalihkan pandangan nya kearah anak laki laki yang menganggkat tangan nya itu.
" ya kenapa ?" tanya bapak itu.
"itu kan tempat duduk didekat si aldo" kata anak cowok itu.
"memangnya kenapa ?" tanya bapak itu.
"ntar danisa nyadiapa apain lagi sama aldo" katanya
'diapa- apain ?' pikiranku mulai menghayal kearah arah yang menyeramkan.
"ntar bapak yang ngurus. Sekarang dimana anak itu?" tanya bapak itu.
Semua nya dengan serempak menggeleng. Sedangkan beliau hanya bisa menghembuskan nafas lelah.
"dasar" gumamnya.
"yasudah, danisa kamu bisa duduk disana sekarang" katanya.
"tolong semua jika aldo menganggu danisa segera laporkan kebapak" katanya dengan suara lantang. Semua nya mengangguk.
Bapak itu segera pergi meninggalkan ruangan. Sedangkan aku sudah duduk manis ditempat duduk ku. Banyak anak cowok yang mulai mendekatiku. Mereka mengerubungi mejaku.
"hai danisa, nama gua anto. Lo kalo duduk disini hati hati ya, soalnya aldo teman sebangku lo agak gimana gitu" kata nya menakuti aku.
Aku hanya tersnyum kecil saja.
"lo mah nakut nakuti dia, ntar aldo marah baru tau rasa lo, kena gebuk ntar lo" kata teman disampingnya.
Dia hanya terkekeh kecil. "sorry sorry nis, gue becanda doang kok. Aldo tuh kalo diam, baik juga kok orangnya. Cuman sedikit dingin. Lo sabar ya kalo kena kacang sama tuh orang" katanya cengengesan.
Aku lagi lagi cuman bisa tersenyum menanggapinya. Sekarang sudah masuk bel istirahat. Aku masih setia duduk dimeja baruku.
-bersambung-
please vote and comment
don't be a silent readers ya guys !

KAMU SEDANG MEMBACA
ALDA(aldo danisa)
Подростковая литератураKetika tuhan menakdirkan kami bersama tapi tuhan juga lah yang memisahkan kami. DANISA DEANDRA Aku mencintai mereka semua. Mereka semua berarti bagiku, tidak ada yang lebih penting lagi bagiku kecuali kebahagiaan mereka semua yang menyayangi ku. Tap...