Hai! Happy reading! Sorry typo everwhere:)
***
"Al, kamu udah siap belum?"
"Iya kak, sebentar." Sahut Al dari kamar. Tangan dan matanya menyusuri jeli benda-benda yang ada di kamar, mencari tasnya, sedangkan mulutnya tidak berhenti komat-kamit mengucap "subhaana man laa yanaamu wa laa yashuu, allahumma dzakkirnii maa nasiitu".
"Kamu cari apa, sih, yang? Hum?" Akmal menghampiri istrinya.
"Tas Al di mana, ya? Tadi kayaknya Al taruh di kasur."
Akmal menuntun Al keluar kamar, "kak, tunggu dulu! Tas Al belum ketem—"
"Nih, tas kamu, yang. Tadi kan kamu yang bilang sendiri kalau kamu minta tolong bawa tasnya keluar."
"Eh, iya ya?" Al hanya nyengir, "astaghfirullah, Al lupa. Hehe."
Pria itu menjawil gemas hidung sang istri, "tuh, kan, belum juga tua udah lupaan aja. Yaudah, ayo berangkat." Ia memberi helm kepada Al, "kita naik motor ya. Biar cepet. Gak papa, kan?"
"Iya, gak papa . Terserah kakak aja."
Al segera naik ke motor. Ia memeluk pinggang suaminya secara reflek saat Akmal melajukan kendaraannya dengan kecepatan yang lumayan tinggi.
"Oh ya, aku lupa bilang, nih."
"Bilang apa?"
"Kamu cantik banget hari ini, yang."
Wajah Al memanas, ia tersenyum lebar. Akmal yang melihatnya dari spion tertawa kecil melihat respon sang istri.
"Jadi hari-hari biasa aku gak cantik, ya?" Nadanya dibuat-buat kecewa.
"Eeh, gak gitu. Maksudnya hari ini kamu cantiknya berlipat-lipat. Hari-hari biasanya mah kamu selalu terlihat cantik dong. Tapi cuman punya aku."
Al tertawa.
"Kamu gak berniat bales pujian aku, yang? Puji aku ganteng, gituh?"
"Yee, gak ikhlas, nih. Iya, hari ini dan hari-hari biasa suaminya Al selalu ganteng teng teng. Tapi cuman punya Al seorang. Udah, kan? Nah sekarang kak Akmal fokus aja nyetir, supaya selamat sampai tujuan."
Pria itu mengulum senyumnya dengan hati yang menghangat. "Iya, sayang."
***
"Yoo, Akmal!" Rio menghampiri sahabatnya saat tau pria itu datang ke arah kerumunan anak-anak angkatannya.
Mereka berdua saling berhigh five, disusul dengan pelukan-pelukan yang pria itu dapatkan dari sahabat-sahabatnya yang lain.
"Eh, Mal, ini bukannya Aliya yang sering lo ceritain itu?" Toni menatap Al dengan kaget namun setelahnya ia tersenyum menggoda, "Akmal bawa gandengan cuuy."
"Mana mana?"
"Wah, ganti lagi dia?"
"Yang keberapa tuh, Mal?"
"Eh, itu si Aliya, adek kelas kita bro! Yang berani-beraninya ngirim surat buat Akmal."
"Surat kagum?"
"Surat cinta yang berakhir dengan remukan kali."
Mereka tertawa lebar.
"Heh, lo pada diem dulu apa! Iya, ini si Aliya yang waktu itu ngirim surat ke gue pas MOS. Tenang aja, dia bakal jadi yang terakhir, ya, kan, yang?" Akmal melingkarkan sebelah tangannya pada pinggang Al. Al tersenyum canggung saat ditatap oleh teman-teman suaminya. "Nih, kalo lo pada ga percaya. Kita udah nikah, 3 hari lagi baru resepsinya." Ia membagi-bagikan undangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You [✔]
Spiritual[SUDAH TERBIT - TERSEDIA DI GRAMEDIA & GOOGLE PLAYBOOK] #2 in spiritual [14042017] Warning! Kadar manis berlebih di dalam cerita ini. Semoga suka:) • Akmal Faiz Ardicandra tidak pernah menyangka akan menikah dengan adik kelasnya sendiri sekaligus s...