"Lo ini gimana sih. Bisa kerja nggak?"bentak anak laki-laki yang berumur 17 tahun itu pada seorang gadis yang sedang membereskan pecahan gelas di lantai.
"Maaf tuan. Saya tidak sengaja"ucap gadis itu sambil menahan buliran bening yang akan lolos dari matanya. Ia tidak suka dibentak.
"Dasar cengeng! Gitu saja nangis"balas laki-laki itu dengan bersedekap dada.
"Cepet beresin! Lama amat sih!"lanjut laki-laki itu kembali membentak.Alifan Zouis, adalah laki-laki tampan dan dingin. Ali , begitu orang memanggilnya. Anak dari pasangan Wiliam dan Lyra. Dia amat dikagumi oleh para perempuan di sekolahnya. Sifatnya yang dingin tidak membuat perempuan-perempuan berhenti mengaguminya.
"Maaf tuan"ucap gadis itu sekali lagi dan segera berlalu dari hadapan laki-laki tampan dan dingin itu. Namun, Ali segera memegang pergelangan tangan gadis itu. Membuat sang empu berhenti dari langkahnya. Ia berbalik dan mendapati mata elang menatapnya. Gadis itu sedikit ketakutan.
"Lo kenapa sih selalu bikin gue kesal sama lo?"ujarnya dengan mata yang seperti elang yang siap menerkam mangsanya.
"Maaf, saya tidak sengaja"ucap gadis itu dengan kepala yang tertunduk.
"Selalu saja tidak sengaja. Makanya kalau bawa gelas itu hati-hati"ucap Ali dingin.
"Maaf tuan, tadi saya kepleset lantai karena lantainya licin"balas gadis itu yang sering dipanggil Prilly. Tadi Prilly tidak sengaja kepleset lantai dan membuat gelas yang dibawanya pecah. Kebetulan Ali melintas dan mendapati Prilly sedang membereskan Pecahan gelas. Ia pun langsung memarahinya.
"Maaf tuan. Maaf tuan. Maaf tuan."cibir Ali pada Prilly yang hanya diam tertunduk.
"Terlalu banyak maaf lo. Nyatanya lo selalu buat masalah" ujar Ali meledek dan berlalu begitu saja dari hadapan Prilly.
"Kenapa ya aku selalu salah dimata tuan Ali"gumam Prilly menatap kepergian Ali.
Prilly pun segera melanjutkan langkahnya ke dapur. Saat di dapur dilihatnya Resa,Bundanya. Sedang mempersiapkan makan malam. Tanpa menunggu aba-aba Prilly langsung memeluk bundanya dari belakang. Resa tersentak kaget sesaat kemudian ia menggelengkan kepalanya.
"Kenapa? Dibentak lagi sama tuan Ali"tanya Resa yang dibalas deheman pada putrinya.
"Kenapa ya bund kok tuan Ali suka banget bentak Prilly? Padahalkan Prilly nggak sengaja pecahin gelasnya. Kenapa sih Prilly selalu salah di mata tuan Ali?" tanya Prilly.
Resa hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum pada putrinya. Ia selalu curhat padanya saat ia dibentak atau dimarahi Ali. Resa juga bingung kenapa anak majikannya itu suka membentak putrinya padahal putrinya ini baik dan tidak pernah berbuat salah. Jika iya ia selalu meminta maaf dan bahkan memohon.
"Mungkin tuan Ali sedang ada masalah. Makanya ia melampiaskannya sama kamu"balas Resa setenang mungkin dan lembut.
"Tapi kenapa harus Prilly?"tanya Prilly.
"Ntahlah"sahut Resa seraya mengedikkan bahunya.
"Udah deh, mending kamu makan. Kamu laparkan?"lanjutnya yang dibalas anggukan kepala dari Prilly.Prilly pun melepaskan pelukannya pada bundanya. Ia mencium pipi bundanya dan menuju ke meja makan. Resa hanya tersenyum melihatnya. Ia pun melanjutkan aktivitasnya.
******
Sinar mentari pagi mulai menerobos masuk kedalam rumah bertingkat itu. Prilly segera bangun dan bergegas mandi. Setelah selesai ia segera menuju dapur membantu bundanya mempersiapkan sarapan pagi.
"Pagi bunda" sapa Prilly pada Resa dengan senyum yang mengembang di sudut bibirnya.
"Pagi Princessnya bunda" balas Resa tersenyum.
"Biar Prilly bantu ya bund"ujar Prilly.
"Oke. Princess"balas Resa. Prillypun membantu Resa mempersiapkan makanan di meja makan.
"Oh iya sayang. Kamu kapan ujiannya?"tanya Resa pada Prilly yang tampaknya telah selesai menyajikan makanan di meja makan.
"Masih lama kok bund. Sekitar 4 bulan lagi" sahut Prilly.
Prilly sekarang memang duduk di bangku SMA kelas 2. Ia sekolah di Couring High School. Ali juga satu sekolah dengannya. Awalnya Prilly tidak mau sekolah, karena orang tuanya tidak mampu membiayainya. Majikannyalah yang menyekolahkanya dan membiayainya. Prilly sangat bersyukur pada hal itu, meskipun ia sempat menolak karena takut merepotkan tapi manjikannya selalu memaksanya hingga ia mau. Majikannya hanya ingin gadis secerdas Prilly tak menyia-nyiakan pendidikannya. Sebenarnya Ali tidak setuju atas hal itu karena ia tidak mau satu sekolah dengan pembantunya. Apa kata teman-temannya nanti jika mereka tau. Namun, ia diancam seluruh fasilitasnya akan dicabut oleh papanya. Jadi mau tak mau ia harus menerimanya.
"Yaudah gih siap-siap sana berangkat ke sekolah. mau siang nih"suruh Resa pada putrinya yang dibalas dengan anggukan.
"Oke bunda. Prilly mau siap-siap dulu"balas Prilly bersemangat. Ia pun segera mencium pipi bundanya dan berlalu ke kamarnya.
******
"Prilly"sebuah suara memanggil namanya dia pun menoleh dan mendapati Ali yang sedang bersandar pada mobilnya. Dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana.
"Ada apa tuan Ali?" tanya Prilly yang sekarang sudah berada disamping Ali.
"Nih tas gue bawain. Dan ingat jangan manggil gue tuan saat ada di luar rumah. Ngerti?" ucap Ali dingin menyerahkan tasnya pada Prilly.
"Cepetan masuk. Buang waktu aja deh lo"gerutu Ali yang langsung masuk ke mobilnya dan disusul oleh Prilly. Ali berada di kursi pengemudi. Sementara Prilly di kursi belakang.
Ketika dalam perjalanan hanya keheningan yang terjadi. Prilly memilih melihat luar jendela mobil dan Ali fokus menyetir. Ntah apa yang terjadi pada Ali, ia melirik sesekali mencuri pandang pada Prilly lewat spion mobil. Prilly tak menyadari hal itu karena dari tadi ia melihat keluar jendela.
'Prilly kalo dilihat-lihat cantik juga ya. Apaan sih gue nggak jelas' batin Ali. Ia tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya kuat. Ia lalu mengalihkan pandangannya terfokus pada jalan.
BERSAMBUNG.......
Haiiiiiii... Readers aku bawa cerita abal2 nih. Gimana? Jelek? Wkwkwk😁. Maklumin aja lagi belajar. Semoga ada Vote dan Coment #ngarep.
Kalo ada aku lanjut 🙏😁.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Life
FanfictionPrilly Lovila seorang anak pembantu yang bekerja di sebuah rumah terbesar di jakarta. Majikannya memiliki anak laki-laki tampan dan dingin bernama, Alifan Zouis. Menurut Alifan Zouis semua yang dilakukannya salah. Banyak orang mengatakan Benci itu C...