Chapter 2

162 16 5
                                    

Ketika kebencian menjadi jalan untuk mencinta.
-Love Is Life.

---------------------

"Kenapa sih lo selalu bikin gue kesel. Nggak di rumah nggak di sekolah, sama aja lo."Bentak Ali pada Prilly dan menatapnya tajam. Sementara Prilly hanya diam menunduk takut.

Mereka kini berada di taman belakang sekolah. Setelah tadi Ali menarik paksa tangan Prilly dan membawanya hingga kesini. Ali sengaja membawa Prilly kesini agar semua orang tak mengetahuinya.

"Dasar pembawa sial"Lanjutnya menunjuk wajah Prilly.

Prilly yang mendengarnya seakan ada hantaman keras pada hatinya. 'Pembawa Sial' Prilly tak menyangka bahwa tuannya akan menghinanya seperti itu.

"Lo lihat nih. Gara-gara lo baju gue jadi basah"ujar Ali dengan suara keras sambil menunjuk bajunya yang basah karena minuman. Prilly hanya terdiam menunduk merasakan sesuatu cairan bening yang memaksa keluar.

"Maaf tuan"kata itu meluncur begitu saja dari mulut Prilly bersamaan dengan buliran bening yang mulai jatuh membasahi pipinya.

"Itu terus yang lo ucapin. Emang setelah lo bilang maaf baju gue jadi kering kaya semula gitu?."tanyanya ralat bentaknya lagi pada Prilly.

"Lo dengar ya. Semenjak lo satu sekolah sama gue lo selalu bikin ulah sama gue. Mau lo itu apa sih?" ucap Ali dengan tampang tersulut emosi.

Prilly menyeka air matannya, Untuk apa dia menangis toh dia juga sudah biasa dibentak dan dihina seperti ini oleh tuannya.

"S..sa..saya.."ucap Prilly dengan gagap karena habis menangis.

"Dasar cengeng!"ledek Ali pada Prilly. Karena suaranya yang tergagap habis menangis.

"Saya tidak sengaja tuan. Soalnya tadi saya tidak melihat kedepan karena tadi saya melihat sepatu saya talinya lepas dan akhirnya menabrak tuan" Prilly mencoba menjelaskan kejadiannya. Ia menatap tuannya yang tampan dan dingin ini.

"Gue nggak peduli dan nggak tanya alasan lo itu. Dan sebagai gantinya karena lo udah membuat baju gue kaya gini. Selama satu minggu lo nggak usah bareng gue ke sekolah jalan kaki saja sana"ujar Ali penuh penekanan.

"Tapi kan tuan jarak sekolah dan rumah kan jauh"balas Prilly membela diri.

"Gue nggak peduli"sahut Ali dengan tangan yang ia masukan ke saku celana dengan santainya.

"Tapi saya-"

"Nggak ada tapi-tapian"ujar Ali menatap Prilly tajam. Prilly yang takut akan tatapan tajam tuannya ini hanya mampu menundukan kepalanya takut.

"Dan ingat satu hal. Lo jangan ngomong masalah ini ke bokap atau nyokap gue. Ngerti lo"ujar Ali dengan penuh penekanan. Prilly hanya mengangguk mengerti.

"Kalo orang ngomong itu di jawab!"ucap Ali dengan suara meninggi.

"Mengerti tuan"jawab Prilly sedikit tegas. Ali hanya tersenyum lebih tepatnya lagi menyeringai.

"Bagus kalo lo ngerti"ujar Ali tersenyum sinis. Prilly hanya diam tertunduk.

Setelah itu Ali pergi begitu saja meninggalkan Prilly. Prilly menatap punggung Ali yang mulai hilang dari pandangannya. Hingga yang tersisa hanya Prilly di taman belakang sekolah yang terlihat sepi ini.

"Naik apa ya aku kesekolah?"tanyanya pada dirinya sendiri. Prilly memikirkan bagaimana ia pergi ke sekolah jika tuannya itu tidak menumpanginya, ditumpangi tuannya meskipun 500 meter harus berjalan kaki saja sudah untung. Apalagi jarak rumah dan sekolah yang jauh.

"Apa aku ngomong ke bunda ya. Nggak ah aku nggak mau merepotkan bunda. Tapi gimana"bingung Prilly. ia harus bagaimana berangkat ke sekolah? Naik kendaraan umum, tapi ia tidak punya uang.

Kemudian Prilly melangkahkan kakinya menuju kelasnya setelah mendengar bunyi bel pelajaran pertama akan dimulai.

******

"Pril, ke kantin yuk!"ajak Yoshi pada Prilly yang terlihat sedang membereskan alat tulisnya dan memasukan ke dalam tas ranselnya.

Bel istirahat memang telah berbunyi beberapa menit yang lalu.

"Nggak Yosh, gue masih kenyang"tolak Prilly lembut. Yoshi hanya memutar bola matanya malas.

"Kok gitu sih pril, Lo mah nggak asik. Ayo dong please"gerutu Yoshi dan merajuk pada Prilly dengan memelas. Prilly terkekeh pelan melihat ekspresi sahabatnya ini.

"Lho kok malah ketawa sih lo. Emang ada yang lucu apa?"ucap Yoshi mendengus kesal.

"Iya muka kamu. Ha..ha.."balas Prilly dengan tawa kecilnya. Yang membuat Yoshi mengerucutkan bibirnya.

"Ihh.. Prilly mah gitu. Ayo dong ke kantin gue traktir deh. Mau ya ya?"tawar Yoshi dengan tangan memohon pada Prilly.

"Ak-"ucap Prilly terpotong.

"Mau kan, yess. Yuk ke kantin!"potong Yoshi cepat dan langsung menarik tangan Prilly menuju kantin, Tanpa memberi waktu Prilly melanjutkan ucapanya.

Saat di perjalanan menuju kantin tampak Prilly dan Yoshi sedang berbicara dan terkadang tertawa karena ada beberapa pembicaraan mereka yang lucu. Hingga mereka sampai di kantin. Yoshi mengedarkan pandangannya mencari meja dan kursi kosong yang bisa mereka tempati untuk makan. Akhirnya Yoshi melihat meja dan kursi kosong di pojok kanan kantin, ia pun menarik tangan Prilly untuk mengikutinya.

"Disini aja deh kosong"ujar Yoshi sembari duduk di kursi dan di ikuti oleh Prilly.

"Mbak"panggil Yoshi pada pelayan kantin. Pelayan wanita itu menghampirinya.

"Iya, mau pesan apa?"ucap pelayan wanita itu tersenyum ramah. Yoshi menoleh pada Prilly.

"Lo mau pesan apa Pril?"tanya Yoshi pada Prilly.

"Terserah kamu aja deh"jawab Prilly lembut.

"Yaudah deh mbak. Saya pesan bakso 2 mangkok sama jus jeruk 2 gelas"ucap Yoshi yang segera diangguki oleh pelayan wanita itu.

"Baiklah, silahkan tunggu sebentar"ujar pelayan wanita itu yang segera berlalu untuk menyiapkan pesanannya.

"Oh iya Pril, lo tadi ngomong apaan sama si cowok banci itu?"tanya Yoshi pada Prilly.

"Maksud kamu siapa?"tanya Prilly tak mengerti dengan orang yang dimaksud Yoshi.

"Itu si Ali"ucap Yoshi jutek. Prilly terkekeh melihat wajah Yoshi yang menurutnya Lucu.

"Nggak kok, Cuma ngomong kalau jalan hati-hati"balas Prilly berdusta. tak mungkin kan ia menceritakan semuanya pada Yoshi.

"Beneran? Lo nggak diapa-apain kan sama dia?"tanya Yoshi cemas pada sahabatnya ini.

"Iya. Nggak diapa-apain kok"sahut Prilly dengan senyum manisnya agar Yoshi percaya.

"Bagus deh kalau lo nggak diapa-apain sama tuh orang" Yoshi bernafas lega karena sahabatnya baik-baik saja.

Tiba-tiba pelayan wanita tadi datang dan meletakkan dua mangkok bakso dan dua gelas jus jeruk di meja mereka.

"Silahkan menikmati"ucap pelayan wanita itu tersenyum ramah pada dua gadis di hadapannya.

"Terima kasih"ujar Yoshi dan Prilly kompak dan pelayan wanita itu segera berlalu dari hadapan mereka.

Dari kejauhan tampak sepasang mata seseorang sedang menatap mereka. Seseorang itu berjalan mendekat ke tempat mereka dengan langkah kaki yang semakin mendekat. Namun, Prilly maupun yoshi tak menyadari itu karena mereka sedang di sibukkan oleh aksi makannya.

"Prilly.."panggil seseorang itu yang membuat Prilly dan yoshi menoleh ke padanya.

BERSAMBUNG.......

Gimana? Makin Gaje ya? Wkwkwk😁. Maklumin masih lagi belajar soalnya. Next? Vote dan Comment ya guys! 🌟💬.

Love Is LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang