Chapter 6

180 16 2
                                    

Cintakah?. -Love Is Life.

--------------------

Ali mencari Prilly di sepanjang koridor dengan langkah cepat. Ia telah melewati beberapa kelas namun ia belum menemukan Prilly. Hingga matanya tertuju pada dua orang berlawan jenis yang sedang makan di kantin. Ali melangkahkan kakinya ke kantin menuju dua orang berlawan jenis itu.

"Prilly"panggil Ali sembari mendekati meja kantin. Prilly dan Revan yang mendengar panggilan Ali segera menolehkan wajahnya kearahnya.

"Tuan Ali"ucap Prilly tanpa sadar. Revan yang mendengarnya segera menolehkan wajahnya ke arah Prilly.

"Lo ngomong apa tadi pril? Ali tuan lo?"tanya Revan. Prilly yang tersadar dengan ucapannya bingung mencari alasan agar Revan tidak mengetahui yang sebenarnya.

"Em.. Maksud aku.."balas Prilly gelagapan. Belum selesai melanjutkan ucapannya tiba-tiba sebuah tangan menariknya berdiri. Hal itu membuat Prilly sedikit terkejut.

"Ikut gue!"ucap Ali datar yang segera menarik  tangan Prilly. Namun, Revan segera menarik sebelah tangan Prilly.

"Heh Lo dia belum selesai ngomong sama gue main tarik-tarik aja lo. Nggak sopan banget sih lo."ujar Revan ketus yang juga ikut menarik tangan Prilly.

"Dia ada urusan sama gue. Jadi lebih baik lo nggak usah ikut campur"sahut Ali datar dengan tatapan setajam pisau yang diarahkannya ke arah Revan.

"Siapa yang ikut campur? Gue juga ada urusan sama dia dan dia sama gue duluan jadi lo nggak ada hak bawa dia"balas Revan dengan tampang sinisnya. Ali yang mendengarnya menggeram kesal dan mengepalkan tangannya. Ali menatap tajam Revan yang juga di balas dengan tatapan tajam.

Tanpa memperdulikan Revan. Ali segera menarik tangan Prilly keluar dari kantin. Revan mendengus kesal melihatnya.

"Sial"umpat Revan. Kemudian ia melanjutkan makannya yang sempat terhenti.

Ali membawa Prilly ke taman belakang sekolah. Saat sudah berada disana Ali menatap Prilly dengan tatapan tajamnya. Prilly menundukan kepalanya takut tak berani menatap tuan tampan dan dinginnya.

"Sebenarnya lo ada hubungan apa sih sama dia?"tanya Ali ketus sembari bersedekap dada.

"Maksud tuan? Revan?"balas Prilly menatap tuan tampan dan dinginnya. Ali mengangguk malas.

"Lo sama dia pacaran ya?"tanya Ali lagi dengan tampang intimidasinya yang mendapat gelengan cepat dari Prilly.

"Enggak tuan. Aku sama Revan hanya teman saja kok."jawab Prilly yang dibalas hembusan napas lega dari Ali. Kenapa ia jadi lega setelah mendengar bahwa Revan dan Prilly tidak pacaran? Entahlah ia juga bingung.

"Bagus deh"balas Ali tanpa sadar. Prilly yang mendengar mengernyitkan dahinya bingung.

"Tuan ngomong apa tadi?"tanya Prilly pada Ali. Ali tampak gelagapan dan mencoba terlihat santai agar Prilly tak curiga.

"Maksud gue bagus deh kalau lo nggak pacaran sama dia nanti lo jadi malas kerja lagi dan kerjaanya pacaran mulu. Kan bisa gue pecat lo dari rumah gue"balas Ali mencoba santai. Prilly menganggukan kepalanya mengerti.

"Oh iya tuan ada apa manggil saya?"tanya Prilly. Ali bingung harus menjawab apa. Sebenarnya Ali juga tidak tahu kenapa ia ingin bertemu Prilly, tiba-tiba saja ia ingin bertemu dengannya.

"Gue cuma mau bilang kalau mulai hari ini lo nggak lagi jalan kaki tapi bareng gue. Dan soal ucapan gue waktu itu lupain aja."ucap Ali datar yang dibalas senyuman lebar Prilly.

"Tuan benar? Jadi saya nggak jalan kaki ke sekolah tapi bareng tuan lagi gitu?"tanya Prilly meyakinkan dengan mata berbinarnya. Ali memutar bola matanya dan menganggukan kepalanya pelan.

"Tapi ingat gue ngelakuin ini semua karena gue nggak mau aja ntar lo jatuh atau nabrak di jalan terus nyusahin gue lagi. Jadi lo nggak usah kege'eran!"Lanjut Ali dengan wajah dingin dan datarnya.

"Iya tuan"balas Prilly tersenyum manis pada Ali. Entah kenapa Ali ikut tersenyum tipis melihatnya. Tanpa sadar tangan Ali terangkat mengacak pelan rambut halus Prilly.

"Sorry.. sorry.. Gue nggak sengaja ada kotoran di rambut lo"ujar Ali datar setelah menyadarinya. Ia tiba-tiba saja menjadi kikuk dan canggung. Dalam hati Ali merutuki dirinya kenapa ia jadi kikuk dan canggung seperti ini? Ini bukan sifatnya. Kemana Ali yang selalu datar dan cuek?

"Kalau gitu saya ke kelas dulu ya tuan. Permisi"pamit Prilly yang segera berlalu dari hadapan Ali.

Ali menatap punggung Prilly dengan dada yang bergemuruh, hingga Prilly tak terlihat lagi dari pandangannya. Ali memegang dadanya. Ada apa dengan dirinya? Kenapa akhir-akhir ini ia tak seperti dirinya sendiri saat berada di dekat Prilly. Anak Pembantu yang selama ini sangat ia benci. Banyak pertanyaan yang memenuhi otaknya tapi ia juga tak bisa menjawabnya. Cinta? Apakah ini yang dinamakan cinta dari kebencian kepada seseorang. Jadi benarkah kata orang jika benci itu bisa jadi cinta? Entahlah tapi ini adalah hidupnya bukan orang lain.

"Argh.."erang Ali frustasi yang mengusap wajahnya dengan kasar.

******

Bel pulang sekolah telah berbunyi membuat seluruh siswa berbondong keluar kelas dan menuju rumahnya masing-masing.

"Pril gue duluan ya. Bye"ucap Yoshi melambaikan tangannya pada Prilly yang juga dibalas lambaian tangan oleh Prilly.

"Iya hati-hati yosh"pesan Prilly pada Yoshi yang dibalas senyuman olehnya.

Setelah sekolah sudah terlihat sepi Prilly segera menuju parkiran. Semoga saja tuan tampan dan dinginnya tidak marah lagi karena membuatnya menunggu. Saat berlari menuju parkiran tiba-tiba saja ia menabrak seseorang dan membuatnya jatuh ke lantai.

"Aw.."rintih Prilly sembari memegang kakinya yang jatuh menyentuh lantai.

"Eh.. Sorry gue nggak sengaja"ucap seseorang yang ditabraknya. Seseorang itu mengulurkan tangannya membantu untuk Prilly berdiri. Prilly menerima uluran tangannya dan ia mencoba bangun dibantu oleh seseorang itu.

"Revan"ujar Prilly saat sudah berdiri dan menatap seseorang yang ditabraknya yang ternyata adalah Revan.

"Lho Prilly"sahut Revan terkejut.
"Perasaan dari pagi berangkat sekolah sampai pulang sekolah kok kita tabrakan mulu ya? Jangan-jangan jodoh lagi."Lanjut Revan sembari terkekeh. Prilly melototkan matanya saat mendengar itu.

"Ma..k..sud.. Ka..mu.. A..pa?"tanya Prilly gugup pada Revan yang dibalas dengan cengiran.

"Becanda kali pril. Lo mah baperan amat sih"sahut Revan membuat Prilly tersenyum polos.

"Lucu banget si muka lo pril"Lanjut Revan yang mencubit Pipi Prilly gemas saat melihat senyum polosnya.

Dilain tempat tampak Ali sedang kesal. Kemana Pembantunya itu sekolah sudah sangat sepi tapi pembantunya itu belum juga datang ke parkiran. Lihat saja jika pembantunya itu membuatnya menunggu Ali akan memarahinya habis-habisan.

"Kemana sih tuh orang. Nyusahin banget deh!"ujar Ali kesal.
"Awas aja kalau sampai dia bikin gue nunggu."Lanjut Ali dengan emosi karena lelah menunggu. Apalagi menunggu pembantunya.

Karena sudah tak sabar Ali segera mencari Prilly menyusuri koridor-koridor sekolah yang tampak sepi. Ia akan memarahi habis-habisan pembantunya itu. Mata Ali tiba-tiba menangkap dua orang yang sedang berbincang. Ali mengepalkan tangannya saat dua orang tersebut terlihat mesra seperti sepasang kekasih. Dua orang itu sedang bercanda gurau membuat dadanya sesak begitu saja. Ali menghentikan langkahnya dan memegang dadanya yang terasa sesak itu seakan kini udara enggan masuk ke cuping hidungnya. Saat Ali hendak membalikan badannya tiba-tiba suara seseorang menghentikan langkahnya.

"Tuan Ali"panggil seseorang itu yang membuat orang di sebelahnya mengernyitkan dahinya bingung.

BERSAMBUNG....

Haii.. Readers aku Comeback Again😁. Buat yg mau nunggu dan setia bca crita yg gaje ini aja.
Next? Vomment ya guys!🌟💬.

Love Is LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang