Chapter 1

185 22 3
                                    

Cinta berawal dari kebencian. -Love Is Life.

------------------

Ali dan Prilly sekarang sudah sampai lebih tepatnya hampir sampai di sekolah sekitar 500 meter lagi mereka akan sampai. Namun, Ali memberhentikan mobilnya dan menyuruh Prilly untuk berjalan ke sekolah. Ia tidak ingin ada temannya yang melihat jika ia menupangi Pembantunya sekalipun seluruh sekolah belum mengetahuinya. Apalagi selama ini Ali belum pernah terdengar satu mobil dengan perempuan terkecuali mamanya.

"Turun lo!"seru Ali tak terbantahkan.

"Iya tuan"balas Prilly dengan tangan yang memegang ganggang pintu mobil dan mendorongnya lalu turun.

Setelah Prilly turun dari mobil. Ali langsung menjalankan mobilnya begitu saja tanpa memperdulikan Prilly.

"Huft.." Prilly menghembuskan nafasnya pelan dan mulai berjalan untuk menuju sekolah.

Saat diperjalanan menuju sekolah tiba-tiba saja pandangannya menangkap seorang nenek tua yang kelihatan sedang kesulitan untuk menyebrang jalan. Prilly pun menghampiri nenek tua itu.

"Nenek sedang apa?" pertanyaan seseorang diiringi tepukan pelan dibahunya membuat nenek tua itu menoleh ke asal suara. Dilihatnya gadis mungil yang cantik sedang berdiri dihadapannya dengan senyum yang amat manis. Nenek itu mengernyitkan dahinya.

"Nenek ingin menyebrang tapi nenek kesulitan"ujar nenek tua itu dengan senyum menghiasi wajahnya yang terlihat keriput.

"Oh.. Kalau begitu biar saya bantu nek"balas Prilly dan mulai menuntun nenek tua itu untuk mengikutinya.

Prilly mengangkat tangannya kearah kendaraan agar kendaraan berhenti bertanda bahwa ia akan menyebrang jalan. Saat kendaraan berhenti Prilly dan nenek tua itu mulai menyebrang. Hingga mereka sampai di tepi trotoar.

"Terima kasih nak."ucap nenek itu saat sudah berada di tujuannya. Prilly menanggapinya dengan tersenyum manis.

"Sama-sama nek"balas Prilly sopan.

"Kalo boleh tau kamu ini namannya siapa?"tanya nenek itu dengan lembut.

"Nama saya Prilly nek"jawab Prilly tak kalah lembut. Nenek tua itu tersenyum padanya.

"Nama yang cantik untuk orang yang cantik"ujar nenek tua itu kembali tersenyum pada Prilly. Prilly hanya tersenyum malu atas pujian dari nenek tua itu.

"Kenalin nama nenek,Hami."ucap nenek tua itu.

"Senang bertemu dengan nenek"ucap Prilly tersenyum kembali. Nenek Hami juga ikut tersenyum.

"Senang juga bertemu denganmu Prilly"balas nenek Hami.
"Oh ya kamu panggil saya nenek Hami saja"Lanjutnya.

"Baik, nek Hami."Ucap Prilly.

"Kalo boleh tahu nenek dari mana dan mau kemana?"tanya Prilly lembut.

"Nenek dari rumah mau ke toko beli barang"sahut nenek Hami dengan senyum yang selalu menghiasi wajah keriputnya.
"Kamu sendiri mau kemana? Pasti mau sekolah kan?"Lanjutnya bertannya.

"Iya nek. Nenek mau saya antar ke toko?"tawar Prilly pada nenek Hami.

Nenek Hami tersenyum mendengarnya gadis mungil yang cantik dihadapannya ini benar-benar baik. Berbeda dengan anak-anak remaja sama seusianya yang hanya menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak penting dan bahkan membuatnya membangkang pada orang yang lebih tua dan tidak peduli pada sekitarnya.

"Tidak perlu Prilly,Terima kasih. Kamu membantu saya menyebrang saja sudah sangat baik"ungkap nenek Hami.

"Itu sudah kewajiban saya nek untuk membantu orang yang lebih tua"sahut Prilly ramah yang diikuti decakan kagum nenek Hami. Prilly benar-benar gadis yang baik bahkan terlampau baik.

Love Is LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang