2. KAMU

4.1K 187 10
                                    


Aku terlalu lelah berjuang sendirian, sedangkan kamu? selalu mengatakan untuk apa berjuang jika nantinya kita akan kalah juga oleh takdir
👮‍♂️👮‍♂️👮‍♂️👮‍♂️

M Kevin Julian Saputra

Panggil saja dia Kevin, lelaki dengan tinggi 170 cm dengan lesung pipi yang lebih dalam di sebelah kiri.

tak bisa dipungkiri karena tingginya itulah alasan dia lolos seleksi Paskibra sekolah. selain seorang Paskibra, Kevin dulunya juga salah satu anggota Club Basket. dia salah satu lelaki idaman yang nyaris sempurna
Tinggi✔
senyum yang menawan✔
humoris✔
tegas✔
ramah dengan orang tertentu✔
Irit ngomong ✔
Hanya perempuan beruntung yang bisa merasakan ramahnya seorang Kevin. Ziah adalah salah satu orang yang beruntung.

Ekspektasi Ziah hancur ketika Kevin menjelma jadi iblis yang selalu mengganggu setiap kegiatan Ziah , dia berubah menjadi lelaki terkejam yang tanpa ampun selalu menjahili Ziah.
Di mata Ziah,
Kevin itu
Menyebalkan ✔️
Menjengkelkan✔️
Jahil✔️
Iseng✔️
Manis kalo ada maunya✔️
Banyak bacot, sama kayak Ziah✔️
Suka debat, nggak mau kalah✔️

Kevin seseorang yang pertama kali membuat Ziah tertarik saat masa orientasi, orang yang membuatnya jatuh cinta dengan sebuah organisasi, ikatan keluarga tanpa hubungan darah, populasi semi militer "PASKIBRA"

Selamat datang Kevin, sepertinya kamulah yang akan memporak porandakan hati kecil Ziah nantinya.

👮‍♂️👮‍♂️👮‍♂️👮‍♂️

Setelah berlalu dari tempat dia berdiri bersama Ziah tadi, suara Ziah masih terngiang-ngiang di pikiran Kevin
"Ziah" ujarnya sambil mengulurkan tangan.
Kevin masih saja memikirkan perempuan yang tadi dengan percaya dirinya mengajak dia berkenalan. Dia tersenyum tipis.
Namanya Ziah, nama yang kurang cocok untuk gadis pecicilan seperti itu.

Sampainya di gugus 1, Kevin langsung duduk di sebelah lelaki yang memakai rompi navy persis sama dengan yang di pakai perempuan lucu tadi.

"Halo bro, gue Boy" ujar lelaki itu mengulurkan tangannya.

Kevin langsung menyambut uluran tangan Boy "Kevin" sambil tersenyum.

"Dari smp mana?" Ujar Kevin basa-basi

"Masih di sekitar sini, tuh di belakang SMANPAL sekolahnya." Boy menunjuk ke arah belakang sekolah.

Kevin mengangguk paham "ohh..56, satu sekolah sama.."

"Sama siapa?" Potong Boy
"Mau nanyain cewek ya lo? Hahahaha 56 gak banyak yang cantik bro, ada yang cantik doang tapi goblok" sambung Boy lagi.

"Zi..ziah.. iya namanya Ziah, kenal Lo?" lanjut Kevin.

Boy mengacak rambutnya yang tidak gatal, lalu menunjuk ke belakang Kevin. "Tuh orang yang lo omongin, minggir dia mau lewat"

Boy menarik pelan Kevin untuk memberi jalan pada Ziah, kalau tidak Macan itu bisa mengamuk.

Saat Ziah sudah lewat dan duduk di kursinya, Boy malah berteriak dari tempatnya dan Kevin berdiri. "Panjang umur Zi, lo ditanyain Kevin nih tadi"

Ziah hanya tersenyum simpul, tapi pipinya tidak  bisa menyembunyikan semburat merah.
Dia pura-pura membaca novel yang di bawanya dari rumah, tapi fokusnya pada Kevin yang bediri di dekat pintu bersama Boy.

"Buset Vin, gue cuma bilang gituan ke macan dia bisa senyum-senyum, mana pernah macan senyum semanis tadi, kalo bukan gara-gara lo"

Kevin terkekeh pelan, merangkul Boy lalu mereka beriringan berjalan ke kantin.
Sampainya di kantin mereka duduk di kursi paling pojok "kantin OOM".

"Boy, lo kenal Ziah sejak kapan?" Kevin penasaran.

"Dari SD, kan gue satu sekolah terus sama dia, di sekitar-sekitar sini aja sekolah gue" jawab Boy.

"Gimana Orangnya?, maksud gue sifatnya gitu" lanjut Kevin.

"Lo mau bayar gue berapa, kalo gue jawab?"

"Gue bayarin yang lo makan deh" jawab Kevin semakin memanas.

"Yaudah Deal, om nambah martabak duo yeh, Kevin yang bayar"
(Om tambah martabaknya dua ya, Kevin yang bayarin)
Boy menunjuk Kevin.

Sambil mengunyah Boy menjawab. "Waktu SD anak Bunda banget, apa-apa Bunda, sampe ada yang minjem pensil aja gak boleh Bunda katanya."
Mereka berdua tertawa bersama.

"Terus-terus" rasa penasaran Kevin meningkat

"Cengeng banget, tapi pinter, sering ikut lomba siswa berprestasi, dapet peringkat 1 terus, bisa baca puisi, tapi ganas, suka marah-marah, ngegas terus, mangkanya pas dia senyum manis kayak tadi gue heran, gak pernah lagi soalnya, setelah..."
Ucapan Boy menggantung.

"Setelah apa woi, gila ngomong setengah-setengah." Kevin menunggu lanjutan kata-kata Boy.

"Nggak deh, biar nanti dia cerita sendiri sama Lo. Bukan hak gue nyeritain itu. Kalo dia percaya sama lo, dia bakal cerita nanti."

Kevin menerawang apa yang menyebabkan Ziah jarang tersenyum semanis tadi, padahal itu bisa memacu jantung berdetak lebih cepat.

👮‍♂️👮‍♂️👮‍♂️👮‍♂️

Part 2 nih
Vote dan komennya jangan lupa❤️
Maaf atas segala kekurangan
Gue sayang kalian!
Dapet salam nih dari Ziah dunia nyata, i love you readers katanya

KAMU ATAU PASKIBRA[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang