"Aku akan selalu melindungimu."
• • •
Tibalah hari ketujuh mereka di Pulau Jeju.
"Cepatlah, siput. Kau tidak perlu memakai riasan karena kau hanya akan bersamaku seharian ini." Ucap Chanyeol yang sedang bersandar di dekat pintu sambil menunggu Eunji selesai mengenakan riasan wajah. "Tidak usah banyak bicara, aku akan selesai sebentar lagi." Balas Eunji lalu melanjutkan kegiatannya. Chanyeol mengernyitkan dahinya sedikit lalu bersiap untuk keluar.
• • •
Tidak ada yang berani membuka suara, baik Chanyeol yang dijuluki sebagai 'Happy Virus' ataupun Eunji yang sangat ceria. Mereka hanya bergelut dalam diam.
Tanpa disadari, Eunji sudah terlelap dengan pulas. Chanyeol yang menyadari hal itu beberapa menit kemudian pun hanya bisa tersenyum melihat Eunji yang terlihat sangat damai. dalam tidurnya.
Chanyeol mengelus pelan pipi Eunji dan berbisik,
"Bagaimana aku bisa mendapatkanmu, jika sekarang aku tidak percaya diri?"
"Jung Eunji, apakah kau berkata dengan jujur saat kau mabuk? Ah- tidak mungkin, aku sangat menyebalkan, bahkan aku dengan lancang membawamu kesini tanpa seizin siapapun."
"Aku mencintaimu, kau tau itu, bukan?"
"Aku sangat ingin selalu bersamamu, tapi itu terasa sangat sulit untuk saat ini. Kau juga mengetahui itu, bukan?"
Banyak pertanyaan maupun pernyataan yang ingin Chanyeol ungkapkan kepada Eunji. Tapi ia terlalu takut suatu saat Eunji akan menjauh darinya.
Eunji yang sedari tadi sudah terbangun karena sentuhan lembut Chanyeol ternyata sedaru tadi mendengarkan ocehan pelan Chanyeol. Ia hanya bisa menahan senyum mendengarnya.
"Tampaknya kau sangat menyukaiku, apakah itu benar, Park Chanyeol?" Tanya Eunji lalu membuka kedua matanya. Chanyeol langsung menjauhkan dirinya dari Eunji lalu berusaha menghindari kontak mata dengannya.
"E-Eunji. . ." ucap Chanyeol seperti orang gagap. "Hm?" Balas Eunji sambil menatap mata Chanyeol sambil tersenyum, "Jawab pertanyaanku, Chanyeol-ssi." Eunji mengangkat sebelah alisnya. Chanyeol menelan salivanya kasar. "A-aku," "Ada apa?" Senyuman kecil Eunji tetap menghiasi wajah cantiknya.
"Sekedar informasi, aku juga ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu." Eunji masih menatap mata Chanyeol.
Chanyeol terkejut lalu memberhentikan mobilnya di tepi jalan. "Kau tidak bercanda, 'kan?" Chanyeol merasa sangat antusias terhadap respon yang diberikan Eunji, "Menurutmu?" Eunji tersenyum lebar. Tanpa pikir panjang, Chanyeol pun mendekap Eunji dengan erat sambil menggumamkan kata "Terima kasih" berulang kali. Eunji pun membalas dekapan Chanyeol dengan senyum yang lebar.
• • •
Mereka berdua telah tiba di Seoul. Chanyeol mengantarkan Eunji pulang ke rumahnya terlebih dahulu, sekaligus ingin meminta restu dari kedua orang tua Eunji.
Eunji's POV
"Eomma, appa, ingat orang ini?" Tanyaku ketika kedua orang tuaku datang menyambut kami. "Tentu saja! Kau Chanyeol 'kan? Senang bertemu lagi denganmu, nak!" ujar eomma semangat. "Betul, eommonim. Maaf aku tidak mengabarkan eommonim saat itu." ujar Chanyeol. "Tidak apa-apa, Chanyeol. Kami sudah cukup senang melihatmu kembali." Eomma tersenyum lalu melirikku dan berkata "Eunji selalu menunggumu kedatanganmu, Chanyeol. Kau tahu? Saat ia berpisah denganmu di bandara, ia selalu berkata 'Eomma, kapan Chan-ie pulang?' kepadaku." Eomma terkekeh. Aku membelalakan mataku dan menyekat tangan eomma dengan sikuku. "C- Chan! Jangan pedulikan eomma! Aku tidak pernah seperti itu!" Chanyeol hanya tertawa melihatku dan eomma.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALWAYS
FanfictionWARNING! Too much fluff! Will be ended in 20 chapters. [ SLOW UPDATE ]