Chapter 7

848 93 2
                                    

Eunji's POV

"Chan-ah, apa kau sudah makan sup rumput laut yang kubuat tadi pagi?" aku bertanya dengan antusias. "Eum. . me-memangnya kau memasak sup? Uh. . . aku tidak melihat apapun di atas meja tadi." Chanyeol terlihat gelisah. "Benarkah? Ah- yasudah lupakan saja.Sia-sia aku bangun pagi hanya untuk membuatkannya sup rumput laut di hari ulang tahunmu." balasku lalu menatap ke luar jendela.

"Eunji-ya~ aku benar-benar minta maaf! Aku terlalu panik sehingga tidak menyadari ada sup buatanmu di meja makan." mohonnya dengan wajah yang diimut-imutkan, "Ayo kita pulang sekarang kita pulang ke rumah untuk memakan sup rumput laut bersama, bagaimana?" sambung Chanyeol. "Terserah kau saja." aku menyilangkan tanganku di depan dada lalu menatap ke luar jendela lagi untuk menyembunyikan wajah senangku. Tiba-tiba saja Chanyeol mengambil salah satu tanganku dan menggenggamnya erat. Aku tetap menatap ke luar jendela. Aku tahu aku tidak bisa berlama-lama bermarahan dengan Chanyeol. Itu menyiksa diriku sendiri.

Saat kami sudah sampai di depan rumah, aku langsung turun dari mobil dan menuju ke dapur dan memanaskan sup rumput laut untuk Chanyeol. Aku bernafas lega karena aku masih bisa menyelamatkan sup rumput lautnya. Chanyeol menghampiriku dan memelukku dari belakang. "Maafkan aku. . . Aku tidak tahu kau berusaha untuk membuatkanku sup rumput laut di hari ulang tahunku." Chanyeol berkata di dekat telingaku. Membuatku geli akan deruan nafasnya yang menggelitik leherku. Ketika supnya sudah mulai mendidih, aku langsung menaruhnya di mangkuk dan meletakkannya di meja makan, diikuti dengan Chanyeol yang duduk di depanku. "Makanlah sebelum supnya dingin." aku duduk di depannya dan memakan supku bersama Chanyeol.

Sekarang saatnya kami fitting baju untuk pernikahan kami. Di perjalanan, aku hanya menatap ponselku. Disitu terdapat foto Chanyeol dan aku saat kami di Jeju.

Sangat lucu..

Sekarang kami sudah sampai di butik pilihan eomma. Saat kami masuk, aku langsung dihampiri oleh dua perempuan cantik. Mereka mengajakku berkeliling butik untuk melihat-lihat baju-baju pernikahan yang ada di butik itu. Aku menemukan satu gaun yang sangat indah. Aku langsung memilih gaun itu untuk kucoba.

Aku merasa dari tadi tidak melihat Chanyeol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku merasa dari tadi tidak melihat Chanyeol. Aku mencoba mencarinya di butik bagian pria.

Tiba-tiba ada seseorang yang menyita perhatianku. Dari tampangnya, aku menebak pria itu adalah sahabatku semasa sekolah. Aku menghampirinya lalu kutepuk bahunya, "Sehun?" orang itu menoleh ke arahku. Matanya membelalak saat melihatku, "Jung Eunji? Wah. . Sudah lama sekali aku tak melihatmu. Ternyata sahabatku ini makin cantik ya." dia memandangku dari rambut sampai ke kakiku. "Ehm. Ah maaf, apa aku menggangu kalian?" aku merasa familiar dengan suara ini. Suara Chanyeol.

"Chanyeol- ah, perkenalkan, ini Sehun, sahabatku saat aku masih SMA." aku tersenyum. Sehun mengulurkan tangannya. Chanyeol hanya menatap tangan Sehun, tak membalas jabatan tangannya. Aku pun mencubit pinnggangnya, membuatnya meringis kesakitan. "Aw. Baiklah baiklah." lalu akhirnya ia menjabat tangan Sehun sebentar lalu berkata, " Kenalkan, aku Park Chanyeol, kekasih sekaligus calon suami Eunji." ia menatap tajam Sehun.

"Chan. Kau tidak perlu bertingkah seperti itu, dia sudah punya seorang istri, kau tenang saja." aku mencoba meyakinkan Chanyeol.

"Hm." Chanyeol masih menatap Sehun.

Aku bahagia bisa bertemu dengannya kembali!

"Sehun, apa yang kau lakukan disini?" tanyaku. Setahuku dia sudah menikah.

"Aku adalah pemilik butik ini." Sehun tersenyum. "Benarkah? Aku kira kau akan jadi seperti ayahmu, seorang pengusaha yang kaya raya. Dan setahuku kau paling tidak suka butik, kenapa kau membuka butik ini?" aku bertanya-tanya.

"Istriku. Ia memintaku untuk membuka butik agar dia dapat mendesign baju pengantin yang sudah menjadui mimpinya selama bertahun-tahun. Gaun yang kau pilih tadi adalah salah satu karyanya." Sehun tersenyum bangga. "Istrimu sangat lihai dalam mendesign baju." aku takjub.

"Appa!" seorang anak kecil menghampiri Sehun. "Hm? Siapakah anak lucu ini?" aku berjongkok melihat anak kecil itu. "Dia anakku, Oh Jiyeon." Sehun menggenggam tangan anak itu lembut. "Sangat imut. Aku baru tahu kau punya anak, berapa umurnya?" aku bertanya kepadanya. Anak itu sangat cantik. "4 tahun. Cantik, 'kan? Tentu saja, ayahnya juga tampan." Sehun memuji dirinya sendiri sambil tertawa. Aku akui Sehun memang tampan. Wajahnya nampak awet muda, retapp sama seperti saat kami pertama bertemu. Tapi tetap saja, yang paling tampan sekarang hanya Chanyeol seorang. Aku hanya terenyum menanggapi Sehun.

Chanyeol berdeham, "Apa kalian sudah selesai?"

"Sehun, sepertinya kami harus pergi, bajunya akan kami ambil sehari sebelum pernikahan kami. Ini undangan untukmu, jangan lupa datang bersama keluargamu, ya! Sampai jumpa!" aku segera menarik tangan Chanyeol keluar dari butik Sehun. Sehun hanya melambaikan tangannya sambil tersenyum. Anaknya juga melakukan hal yang sama. Senyum mereka hampir sama. Aku membalas senyum mereka tak kalah ceria.

"Chan-ah, kita mau makan apa?" aku bertanya kepada Chanyeol. Chanyeol hanya menjawab "Terserah kau saja." dengan wajah masam. "Hei, kau kenapa? Apa karena yang tadi aku terlau lama?" aku berusaha membujuknya. "Tidak." jawab Chanyeol singkat. Sepertinya ia memang butuh waktu.

Beberapa hari ini Chanyeol tampak tidak bersemangat. Jika aku tanya mengapa selalu ia jawab dengan "Aku baik-baik saja." Padahal aku tahu ia tidak baik-baik saja.

Hari ini adalah hari pernikahan kami. Aku gugup setengah mati untuk momen ini. Aku membayangkan bagaimana nantinya keluarga kecilku dan Chanyeol.

Kamu sudah siap untuk upacara pernikahan. Kami mengundang rekan kerja perusahaan milik appa Chanyeol yang sekarang menjadi milik Chanyeol, teman-temanku, dan tentu saja Sehun dan keluarganya. Aku menghampiri Sehun. Aku menepuk bahu Sehun. Sehun dan istrinya pun membalikkan badan. Aku terkejut. Ternyata istri Sehun adalah Oh Hayoung. Musuhku dan Sehun saat SMA. Aku bertanya-tanya bagaimana bisa Sehun menikah dengan perempuan yang selalu ia benci saat SMA? Tapi itu sekaranng bukanlah urusanku.

Upacara pernikahan kami berjalan lancar dan hampir mencapai puncaknya. "Dipersilahkan mempelai pria untuk mencium mempelai wanita". Pendeta mengatakan itu di depan kami serta tamu-tamu yang lain. Chanyeol tersenyum lalu mencium bibirku dengan lembut, seperti menumpahkan segala perasaan sayangnya padaku. Seluruh tamu yang hadir berdiri lalu bertepuk tangan dengan riuh. Beberapa juga ada yang menyoraki kami. Chanyeol melepaskan tautan bibir kami lalu menatapku teduh. Aku mencintainya.

Kami sudah sampai di kamar apartemen. Aku ingin mengganti gaunku dengan piyama yang kudapat saat ulang tahunku dari eomma. Eomma tahu aku tidak suka dengan piyamaku yang dulu karena terlalu kekanakkan. Piyama itu berwarna biru mudah dengan celana berwarna senada. Chanyeol juga baru selesai mandi. Ia hanya memakai handuk untuk menutupi bagian bawah tubuhnya. Aku tidak sengaja melihat Chanyeol yang topless itu dan refleks menutup mataku, "PARK CHANYEOL PAKAI BAJUMU!" Ucapku masih menutup mataku dengan kedua tangan. "Wae? Kita sudah menjadi suami istri, jadi wajar saja aku begini. Ataukah kau mau melakukan 'itu'?" Chanyeol menunjukkan senyumannya yang membuatku merinding. "Dasar mesum!" aku pergi ke tempat tidur dan menutupi seluruh bagian tubuhku dengan selimut. Aku merasakan ada tangan yang melingkar di pinggangku, memelukku erat. Aku membalikkan tubuhku dan melihat Chan yang sudah memejamkan matanya. Aku membalas pelukannya dan tersenyum kecil. Dan demikianlah malam pertama kami terlewati begitu saja.

TBC.

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALWAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang