Kyungsoo duduk manis di bangku kulitnya, ia terlihat sibuk, terlihat dari jarinya yang dengan cekatan mengetik sesuatu yang pastinya urusan yang penting. "Park Chanyeol sialan." Umpat Kyungsoo saat mengurus berkas-berkas yang membuat kepalanya ingin meledak.
Perusahaannya mengalami kerugian 650 juta won karena proyeknya batal dengan Park Company. Memang salahnya, tapi Kyungsoo tetap mengutamakan egonya yang masih mencintai Eunji dan terus menyalahkan Chanyeol yang bernotabene suami sah Eunji. 'Harusnya dia bisa menjadi milikku.' Kalimat itu terus terulang di dalam kepala Kyungsoo. Egois, itulah sifatnya sedari dulu.
Universitas Seoyeon, 2012
Edu fair yang dilaksanakan di Universitas Seoyeon itu membuat para pelajar SMA ramai berhamburan, bertanya ini itu ke stand yang memiliki warna yang berbeda-beda sesuai dengan warna khas masing-masing universitas. Eunji yang saat itu adalah mahasiswi jurusan Marketing, menjaga stand universitasnya bersama dengan Sehun dan juga Kyungsoo yang merupakan seniornya saat itu. Eunji memang terlambat masuk kuliah, tapi itu bukan karena ia bodoh, ia hanya ingin mencari uang terlebih dahulu untuk biaya kuliahnya dan membantu merawat ibunya yang sedang sakit.
"Eunji, jangan hanya duduk di situ, bantu aku menyebarkan flyer ini. Dasar pemalas." Sehun memukul kepala Eunji pelan menggunakan tumpukan flyer yang ada di genggamannya. "Kau saja, lagipula wajahmu itu memiliki nilai jual yang tinggi. Jika aku bergabung denganmu, nanti stand ini malah akan sepi pengunjung." Eunji tertawa lepas. Sehun hanya mendengus kesal mendengar jawaban Eunji. Kyungsoo yang sedang melayani pertanyaan dari siswi-siswi yang datang, melihat ke arah Eunji sambil tersenyum kecil. Lucu juga, pikir Kyungsoo.
"Hey, apakah kalian berdua lapar? Aku ingin pergi ke kantin, kalian mau aku belikan apa?" Kyungsoo tersenyum manis, matanya lurus menatap Eunji. Sehun yang menyadari hal itu menatap Kyungsoo penuh curiga. "Aku mau kimbap! Sehun, kau tak lapar?" Ucap Eunji, menyenggol pelan lengan Sehun. "Tidak, nanti aku minta punyamu saja." Jawab Sehun sambil tertawa renyah. "Baiklah, aku ke kantin dulu." Kyungsoo melambaikan tangannya sedikit, dibalas dengan Eunji yang tersenyum ceria. Sehun merasakan atmosfir yang aneh di antara mereka.
"Eunji, apa hanya aku yang merasa Kyungsoo tertarik padamu?" Sehun menaikkan sebelah alisnya, wajahnya menunjukkan bahwa ia berfikir dengan serius. "Tidak, aku juga tahu itu. Terlihat sangat jelas." Eunji tertawa, Sehun menghela nafasnya pelan. "Apa kau juga memiliki perasaan yang sama dengannya?" Sehun meneguk minuman yang tersisa sedikit itu. "Mungkin sedikit, dia cukup manis." Eunji tersenyum kecil mengingat senyum Kyungsoo yang seperti anak kecil dengan pipi gembulnya yang menggemaskan. Sehun menautkan alisnya mendengar pernyataan Eunji, juga ekspresi wajahnya yang terlihat benar-benar seperti gadis yang sedang kasmaran. "Sadarlah, Chanyeol masih berjuang untuk bertemu denganmu." Sehun menepuk tangannya di depan wajah Eunji. "Aku bahkan hampir lupa seperti apa bentuk wajahnya. Terakhir ia menghubungiku hanya lewat surat, itu pun sudah hampir 6 tahun yang lalu." Eunji berkacak pinggang. Sehun mendengus frustasi. "Terserah saja. Aku kasihan terhadap Chanyeol yang nanti kembali hanya untuk merasa kecewa." Sehun mengendikkan bahu lalu pergi menyebarkan flyer lagi.
Kyungsoo kembali dengan membawa satu plastik besar berisi makanan, minuman, tak lupa dengan camilan kecil untuk mereka bertiga. "Wah! Ini terlalu banyak!" Ucap Sehun, matanya berbinar melihat semua makanan yang terpapar di depan matanya. "Kyungsoo, kau tak perlu menghamburkan uangmu untuk acara kecil seperti ini." Eunji menyilangkan tangannya di depan dada. Kyungsoo terkekeh, "Tak apa, aku hanya berjaga-jaga, siapa tahu kalian lapar lagi sebelum acara ini selesai." Kyungsoo tersenyum manis. Lutut Eunji melemah, senyuman itu sukses besar dalam menarik perhatiannya. Tapi Eunji ingat kata-kata Sehun, 'Bagaimana jika ia benar-benar kembali lalu merasa kecewa karena aku?' Batin Eunji.
"Sehun! Apa rencanamu setelah ini?" Eunji memasukkan tangannya ke saku jaket. "Mengajak Hayoung makan, mengantarnya pulang, lalu aku pulang. Ada apa?" Sehun menjawab Eunji dengan mata yang masih melekat di layar ponselnya, tentu saja Sehun sedang bertukar pesan dengan kekasihnya. Eunji memutar bola matanya malas dan berdecih, "Ternyata benar, waktu seorang pria akan dihabiskan bersama kekasihnya, bukan sahabatnya." Sehun yang sadar akan cibiran Eunji pun tertawa keras, lalu menepuk bahu sahabat karibnya, "Maka dari itu, suruhlah Chanyeol-mu itu kembali secepatnya. Aku yakin euforia yang kau rasakan akan berkali lipat lebih banyak dan seru daripada aku dan Hayoung." Sehun mengacak rambut Eunji pelan. Kyungsoo yang mendengar hal itu pun mengernyitkan dahi. Chanyeol? Tanya Kyungsoo dalam hati.• • •
"Jung Eunji, Oh Sehun. Terima kasih atas bantuan kalian disini, sekara kalian boleh pulang." Ucap Kyungsoo dengan nada teduhnya. Oh Sehun segera mengambil tasnya lalu pergi menemui kekasihnya. Sedangkan Eunji masih menunggu angkutan umum sambil sesekali memainkan kukunya.
"Eunji, kau tidak pulang? Atau pergi bersama kekasihmu? Ini akhir pekan, bukan?" Kyungsoo menghampiri Eunji yang terlihat bingung menunggu angkutan. "Ah- Kyungsoo. . Tidak. Masih banyak tugas yang menungguku di rumah." Eunji tersenyum kikuk. "Maukah ku antar pulang? Kebetulan hari ini aku membawa 2 helm." tawar Kyungsoo. "Tidak perlu, Kyungsoo. Rumahku cukup jauh, sebaiknya aku naik angkutan umum saja." Eunji menolak dengan sopan. Kyungsoo pun tertawa kecil, "Tak apa, anggap aja aku ojek pribadimu, dan kali ini kau mendapatkan promo, jadi kau tak perlu membayar." Kyungsoo tersenyum, Eunji pun tertawa. "Darimana kau belajar candaan seperti itu? Aku kira kau adalah orang yang super serius dalam apapun yang kau lakukan." Eunji menepuk bahu Kyungsoo pelan. Sang pria pun tersenyum, ah senyuman itu. "Kau belum mengenalku begitu jauh ternyata. Aku akan mengambil motorku." lalu Kyungsoo berlari ke arah parkiran. Eunji tersipu malu, ia tersenyum mengingat Kyungsoo.
"Ayo, naik." Kyungsoo menepuk motornya. Eunji pun naik ke atas motor Kyungsoo dengan gugup setelah memasang helm. "Tidak usah gugup seperti itu, santai saja dengan aku." Kyungsoo mengambil tangan Eunji dan melingkarkannya di pinggangnya. Eunji tersentak, tapi tidak menolak. Ia bingung harus berbuat apa. "Ah- apa kau tidak merasa tidak nyaman?" Aish, Jung Eunji, apa yang kau katakan? Batin Eunji. Kyungsoo hanya tertawa, "Tak apa jika kau ingin melepasnya, aku hanya ingin memastikanmu aman selama perjalanan." sekali lagi wajah Eunji berubah menjadi merah padam."Kita sudah sampai." Kyungsoo meletakkan standar motornya, lalu menoleh ke belakang. Ah, tidur rupanya, Batin Kyungsoo. Eunji terlihat sangat kelelahan, sampai-sampai membuat Kyungsoo tidak tega untuk membangunkannya. "Eunji, bangunlah. Kita sudah di depan rumahmu." Eunji mengerjapkan mata, lalu melihat ke sekelilingnya. "Darimana kau tahu rumahku?" Eunij menatap Kyungsoo bingung. "Anu, aku pernah bertanya kepada Sehun. Temanmu yang satu itu sangat dingin, ya?" Kyungsoo menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal. "Iya, memang begitu, tapi jika kau mengenalnya lebih dekat, maka dia akan menjadi pribadi yang konyol dan menyebalkan." Eunji tertawa. Kyungsoo tersenyum melihat Eunji, "Masuklah, tugasmu sudah menunggu, bukan?" Eunji pun tersadar, lalu segera turun dari motor Kyungsoo. "Ah, terima kasih banyak sudah mau direpotkan." Eunji melambaikan tangannya lalu masuk ke rumah.
TBC
A/N : Hai, hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALWAYS
FanfictionWARNING! Too much fluff! Will be ended in 20 chapters. [ SLOW UPDATE ]