Chapter 10

905 98 5
                                    

"Berjanjilah padaku."

• • •

"Eunji,wajahmu sangat pucat." Chanyeol berlutut dan menangkup wajah Eunji dengan cemas. "Eunji maafkan aku. Aku terlambat datang. Kenapa kau ada di sini saat cuacanya sedang begini?!" Chanyeol membantu Eunji berdiri dan memberikan jaketnya pada Eunji. Eunji tersenyum dan mengerjapkan mata sayunya, "Hm? Aku tak apa Chan, ayo ke rumahmu! Aku bisa tinggal di rumahmu sampai eomma appa pulang, 'kan?"  Chanyeol mengangguk. "Baiklah." Eunji tersenyum manis.

Sesampainya di rumah Chanyeol, Chanyeol langsung membaringkan tubuh Eunji di sofa yang ada di rumahnya. Chanyeol langsung pergi ke dapur dan mengambilkan Eunji air minum hangat. Eunji tersenyum lalu duduk dan meminum air itu. "Kau harus berhati-hati. Telepon aku kalau kau ada perlu, hm?" Chanyeol sangat cemas dengan keadaan Eunji. Terlebih Chanyeol sangat menyukai Eunji.

Setelah Eunji meminum air hangat yang Chanyeol berikan, Eunji langsung merasa lebih baik. Chanyeol menuntun Eunji ke kamar yang sudah disediakan eomma-nya untuk tempat Eunji beristirahat. "Eunji-ya, istrirahatlah. Aku akan memberikanmu sesuatu untuk kau makan." Chanyeol beranjak pergi dari kasur Eunji. Tetapi Eunji menahan tangan Chanyeol. "Tidak usah repot-repot Chan-ah. Aku baik-baik saja." Kata Eunji ceria. "Apanya baik-baik saja. Kau harus makan supaya sehat. Eunji Hanya mengerucutkan bibirnya. Chanyeol terkekeh lalu pergi dari kamar Eunji.

Flashback end

Chanyeol tertawa pelan dan melanjutkan pekerjaannya. Ia tidak sabar bertemu Eunji di rumah dan menagih janjinya.

• • •

Sekarang sudah pukul 5 sore. Eunji memegang pergelangan tangan dan lehernya yang terasa pegal. Eunji tidak beranjak dari mejanya sejak ia selesai makan siang. Ia hanya memikirkan pekerjaannya.

Eunji berjalan lemah di parkiran. Ia akan menuju ke mobil Chanyeol. Ia merasa kepalanya berat dan pandangannya mengabur. Eunji pun terduduk di jalanan. Chanyeol yang baru saja ingin membuka mobilnya melihat eunji yang terduduk di jalanan. Chanyeol langsung berlari menghampiri Eunji yang terduduk sambil memegang kepalanya yang sakit. "Eunji-ah.. Gwaenchana?" Chanyeol membantu Eunji berdiri. Chanyeol menuntunnya ke dalam mobil dan langsung jalan menuju ke rumah.

Sesampainya di rumah, Chanyeol langsung menggendong Eunji dan membaringkannya di kamar. "Eunji, mengapa kau seperti ini lagi, kau membuatku takut." Chanyeol mengganti baju Eunji yang basah karena keringat Eunji dengan piyama yang kering. Chanyeol lalu berlari ke dapur dan memasak bubur untuk Eunji. Ketika buburnya sudah jadi, ia menata mangkuk bubur, sendok, tisu, bak berisi air hangat, handuk kecil, dan segelas air.

"Eunji-ya, bangunlah, ayo makan terlebih dahulu, supaya tubuhmu lebih baik." Chanyeol memposisikan tubuh Eunji menjadi terduduk. Chanyeol mengaduk bubur yang ia buat dan meniup-niup bubur itu supaya tidak terlalu panas. Eunji hanya membuka mulutnya kecil dan menelan bubur itu. "Apakah enak?" Eunji hanya mengangguk lemah. "Mengapa kau harus seperti ini Eunji. kau membuatku khawatir." Eunji tersenyum kecil dan mengelus pipi Chanyeol pelan. "Aku hanya terlalu banyak pikiran Chan-ah. Tidak usah terlalu khawatir. Aku baik-baik saja." Kata Eunji dengan suara lemah. Chanyeol hanya membuang nafas kasar. "Baiklah, terserah kau saja." Chanyeol hanya mendesah pelan dan memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri. Eunji yang berbaring lemas hanya mengulum senyum melihat suaminya yang sangat perhatian kepadanya. Lalu Eunji tertidur sehabis meminum obat.

• • •

Eunji's POV

Tak terasa matahari pagi sudah menampakkan diri. Aku menggeliat dan merasakan ada lengan besar dan kekar yang memelukku. Aku tahu itu suamiku, Chan. Aku membalikkan tubuhku dan mendapati wajah Chan yang tertidur lelap. Mimpi apa aku sampai dapat suami yang tampan seperti ini. Aku selalu bersyukur kepada Tuhan atas hidupku.

Aku memandangi wajah Chan dengan teliti. Matanya yang indah, hidungnya yang tajam, bibirnya yang menawan, semuanya yang ada pada Chan itu indah. Aku masih tak percaya aku mendapatkan suami yang tampan rupawan sepertinya. Semuanya serasa seperti mimpi yang sangat tidak mungkin untuk didapatkan oleh seoran perempuan yang biasa saja sepertiku. Aku mengelus wajahnya pelan, tiba-tiba saja tangan Chanyeol berpindah ke wajahku. Matanya terbuka perlahan-lahan. Ia tersenyum lalu berkata "Aku tahu aku tampan. Tapi tak usah menatapku seperti itu, aku tak akan meninggalkanmu." aku mendecih "Tak usah terlalu percaya diri. Sudahlah, aku mau memasak sarapan untuk kita dulu." Chan mengangguk lalu tertidur lagi.

Aku mengikat rambutku dan berjalan ke dapur. Aku membuka kulkas dan mendapati isi kulkas yang kosong. Aku harus pergi ke supermarket sekarang.

Aku menulis daftar barang dan bahan makanan yang akan kubeli di supermarket, lalu aku pergi ke kamar untuk mempersiapkan diri.  Aku berganti pakaianku dengan kaus berwarna abu-abu dan celana hitam. Aku hanya tinggal mengambil handphone dan dompetku lalu berangkat. Tapi aku mendengar chanyeol berteriak "Eunji tunggu aku, aku ikut bersamamu!" Jadi. . . Aku harus menunggunya bersiap dulu.

"Ayo!" Seru Chanyeol yang tiba-tiba  saja ada di sampingku. Lalu aku dan Chanyeol pun pergi ke supermarket bersama-sama. Setelah sampi di supermarket, Chanyeol langsung mengambil keranjang dan berjalan ke bagian makanan ringan. ia mengambil banyak sekali onion ring yang sangat ia sukai. Aku hanya mengikutinya lalu mengajaknya membeli bahan makanan untuk sarapan terlebih dahulu. "Bagaimana kalau kita makan daging untuk sarapan?" Chanyeol mengambil potongan daging yang besar. "Tidak. Pagi ini kita makan spaghetti saja." lalu aku berjalan ke rak spaghetti. Aku memilih merk spaghetti kesukaanku dan Chanyeol, lalu memilih saus untuk spaghettinya. Sepertinya aku melihat seorang yang familier. Aku berjalan mengikuti pria itu dari belakang. "Baek?" aku memiringkan kepalaku. Pria itu menengok ke arahku. "Eunji?" Ternyata benar, dia Baekhyun, dokter yang menangani Chanyeol. Aku melihatnya bersama wanita lain, "Sepertinya kau memiliki banyak pria selagi aku pergi, Eunji." Ucapnya dengan nada mengejek.

"Saat kami semua masih sekolah, Eunji adalah orang yang sangat populer di sekolah kami kerena baik hati, cantik dan juga pintar. Banyak pria mengejarnya, termasuk aku. Tapi mereka selalu menyukai Eunji diam-diam." Baekhyun menjelaskan. "Benarkah?" Aku bertanya kepadanya. Bahkan aku tidak tahu kalau aku populer di kalangan para pria di sekolahku dulu.

"Kau tidak tahu? Sehun saja mengetahuinya." Tambah Baekhyun. Aku hanya menggeleng. "Kau sangat dekat dengan Sehun seperti kertas dan lem. Bahkan sempat ada rumor kalau kalian berdua itu sebenarnya berpacaran." Aku sungguh terkejut mendengarnya. Chan menatapku tajam, lalu menarik tanganku pergi menjauh dari Baekhyun. "Jelaskan tentang Sehun." Chan menaikkan sebelah alisnya, tangannya ia silangkan di depan dadanya. Ia menatapku dingin. "Aku tidak pernah menjadikan Sehun sebagai pelarian atau apapun itu, aku hanya bersahabat dengannya, tidak lebih." aku mempertegas ucapanku. Aku tak tahu apa yang terjadi saat aku sekolah. Aku pikir aku hanya siswa biasa yang terkenal karena aku dekat dengan Sehun. "Aku pun tak ingat apa saja yang sudah terjadi saat sekolah. Aku mengira aku hanya siswi biasa." Chanyeol hanya mengangguk. "Baiklah lupakan saja tentang itu. Ayo kita lanjutkan belanja." aku hanya mengangguk semangat.

TBC.

ALWAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang